xiii. gather

2.2K 565 100
                                    

Sesuai janji kemarin, kelima pemuda yang terjerat suatu kutukan itu sudah berkumpul di rumah Jake sambil membawa masing masing bendanya.

"Beneran ada ya? Berarti sih ini udah fix kita di santet." Ujar Jake.

"Gada nama lain gitu selain santet? Gak elit banget." Gubris Ni-Ki, "Lo tuh, nyawa lo lagi dalem bahaya masih bisa bisanya mikir gituan." Kali ini Jungwon yang membalas.

"Jadi, Jake dapet kacamata rusak, Ni-Ki dapet cutter tapi udah karatan, gue dapet cookies tapi banyak semutnya, dan terakhir Jungwon dapet tindik hidung." Kata Heeseung menyimpulkan.

Yang lain hanya mengangguk-angguk saja, sampai Jake berkata "Ini sesuai kutukan yang kalian dapet, indra manusia."

Keempat lainnya termasuk Jay yang tidak dapat kutukan apa apa kebingungan, seolah mata mereka menatap Jake meminta penjelasan.

"5 indra manusia, penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran, dan peraba. Mata, hidung, lidah, telinga, dan kulit." Jake memberikan sedikit jeda dan menatap satu persatu mata temannya untuk mengetahui apakah mereka sudah mengerti atau belum.

Kemudian ia melanjutkan "Kutukan gue ngelihat kejadian berulang-ulang, indra penglihatan, mata." Jelas Jake.

"Gue ngehirup sesuatu yang harusnya wangi jadi busuk, indra penciuman, hidung." Kali ini Jungwon yang berbicara sambil melihat benda ditangannya yaitu tindikan hidung, sekarang ia paham.

"Semua makanan atau minuman akan kerasa amis dan gak enak dimulut gue, lidah, indra perasa." Ucap Heeseung.

"Dan gue indra peraba, kulit, melukai diri sendiri tanpa sadar." Kata Ni-Ki, dan sekarang semuanya jelas.

Kemungkinan besar teori mereka memang benar, masalahnya bukti dengan yang terjadi dengan mereka cocok.

"Sialan, tujuannya apa?" Gumam Heeseung sambil melirik kearah Jake.

"Sialan, tujuannya apa?" Gumam Heeseung sambil melirik kearah Jake

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini, Jake dengan Ni-Ki benar benar memutuskan untuk kesana. Sekarang pemuda itu tengah menunggu sang adik kelas di depan rumahnya.

Setelah beberapa menit, Jake melihat Ni-Ki yang keluar dari rumahnya dengan menenteng handphone kemudian masuk ke dalam mobil.

"Ayo kak." Ajak Ni-Ki, Jake pun kemudian menyalakan mobil nya kemudian menginjak pedal gas. Dirasa sepi Ni-Ki pun menyetel lagu agar tidak terlalu sunyi sunyi sekali.

Yang lebih muda menikmati lagu yang berputar sambil sesekali bernyanyi kecil, tapi tidak dengan Jake yang terdiam.

Matanya sangat fokus dengan apa yang ada di depannya, seolah tidak terganggu oleh apapun. Sampai sampai Ni-Ki menepuk bahu kakak kelasnya pelan.

"Kak! jangan terlalu fokus, nanti bengong loh jadinya." Jake yang langsung tersadar langsung tersenyum kecil ke arah orang yang ada di sebelahnya.

"Hehehe sorry sorry." Kata Jake, Ni-Ki pun akhirnya memutuskan untuk berbicara "Mending lo jelasin ke gue, kita bakal kemana, terus ngapain?" Tanya anak lelaki itu.

"Desa, rumah asal ayah gue ada keluarganya disana, katanya sih mereka tau tentang hal-hal kayak gitu. Jadi gue mutusin buat kesana siapa tau dapet pencerahan."

Jelas Jake yang kemudian diangguki oleh Ni-Ki, disela sela keheningan sementara itu lagu yang terus berputar menemani keduanya.

"Oh gituu, terus lo kenapa ngajak gue kak?" Tanya Ni-Ki lagi, "Gue tuh udah ngajak Jungwon tapi dia gak bisa, gatau dah kenapa akhirnya ngajak lo deh." Balas si kakak kelas.

Ni-Ki mengangguk lagi, kemudian mengeluarkan handphone nya lalu bermain game. Jake hanya melirik dan bertanya "Main apa sih lo?" Katanya penasaran.

"Genshin, asik kak main deh coba." Yah malah ngomongin game.

"Kapan kapan deh gue download, semoga." Kata terakhir terdengar lebih kecil dari kalimat sebelumnya, sehingga membuat Ni-Ki menolehkan wajahnya sebentar lalu kembali menatap handphone.

Tak ada pembicaraan sebentar, keduanya sibuk dengan urusan masing masing. Pemuda tadi masih asik bermain game sedangkan Jake fokus menyetir sambil bersenandung sesekali.

"Eh ki, lo bisa nyetir mobil gak?" Tanya Jake tiba tiba.

"Bisa, bisa nabrak." Mendengar balasan Ni-Ki, Jake langsung memukul paha orang disebelahnya itu lumayan kasar sampai si korban mengaduh kesakitan.

"Haduh sakit!" Katanya, "Gausah ngomong gitu ya, gue tau lo pernah pergi keluar pake mobil mama lo gak ijin!" Ujar Jake.

Ni-Ki menganga sedikit, jadi selama ini perbuatan nakalnya diketahui Jake?

"Jangan aduin mama gue pleaseee yaaa..." Pintanya dengan muka yang dibuat buat agar Jake luluh, melihat itu jelas saja Jake malah menggodainya.

"Aduin ah~" Sambil tersenyum miring Jake berhasil membuat Ni-Ki merengek "Ah lo mah gitu! Gak temenan kita!" Katanya.

Jake tertawa kerasa hanya karena Ni-Ki yang merengek tidak ingin diadukan kepada ibunya. Dasar anak kecil.

"Tapi lo ngapain deh nanya gitu kak?" Tanya Ni-Ki sambil membenarkan posisinya. "Jaga jaga aja sih." Balas Jake.

"Mau tanya lagi." Ujar Ni-Ki, "Banyak nanya lo." Timpal sang kakak kelas dengan nada bercanda, Ni-Ki mendecak kesal kemudian terdiam sejenak.

"Kenapa ngajak gue? Bukannya kak Heeseung yang lebih aman terus lo percaya?" Tanyanya.

"Engga, gue lebih percaya lo."

"Tapi, kalo gue gak percaya sama lo gimana kak? kalo ternyata lo yang ngasih kutukan gimana?" Pertanyaan itu sukses membuat Jake terdiam.

"Tapi, kalo gue gak percaya sama lo gimana kak? kalo ternyata lo yang ngasih kutukan gimana?" Pertanyaan itu sukses membuat Jake terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Curiganya udah ganti orang apa tetep nih?😈

(2) Death Bed || Enhypen [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang