xii. father

2K 536 64
                                    

Met malem😊🙏🏻

Jake membulatkan matanya ketika melihat benda yang ia harapkan tidak ada di sana, ternyata benar benar ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jake membulatkan matanya ketika melihat benda yang ia harapkan tidak ada di sana, ternyata benar benar ada.

"B-beneran ada?" Ia pun dengan hati hati mengambil kain itu, tapi anehnya yang ini lebih besar dibandingkan milik Ni-Ki sebelumnya.

Ia perlahan membuka nya, dan setelah dibuka raut kebingungan yang ia tunjukkan.

"Lah? Kacamata? Udah rusak gini?" Ia pun memperhatikan benda itu sambil berjalan ke arah meja belajarnya kemudian duduk.

Lelaki itu melihatnya dengan sangat serius, membolak-balikkan nya, mencoba menggunakannya atau hal hal lain untuk mengecek.

"Kenapa kacamata ya?" Gumam Jake sambil mendongakkan kepalanya ke arah langit-langit.

Sesekali ia mencoba benda tersebut tapi ya mana bisa, kan udah patah.

'Cklek

Pintu kamar Jake yang terbuka menarik atensi nya, semula yang posisinya sedang duduk di kursi dengan kedua kakinya ia naikkan ke meja belajar langsung diturunkan.

Masalahnya yang masuk ayahnya, gak sopan takut di pukul dia.

"Loh? Kok udah pulang?" Tanya Jake, sang ayah pun masuk ke dalam kamar anaknya kemudian merebahkan diri di kasur.

"Kenapa? gak boleh?" Balas Taehyung sambil melirikkan matanya tajam ke Jake.

"Sewot amat sih pak, udah makan belum yah?" Canda Jake, ia menghadapkan badannya kearah Taehyung.

"Perhatian banget tumben, belum sih pesenin dong." Ujar laki laki yang sudah berumur tapi masih seperti anak muda.

Sempat waktu itu Taehyung datang ke sekolah anaknya untuk mengambil rapor, besoknya Jake diserbu temen-temen perempuannya.

Setelah itu Jake melarang ayahnya mengambil rapor, dan meminta bibi dirumah yang mengambilnya.

"Udahh, eh yahh mau tanya." Perkataan Jake langsung dibalas oleh Taehyung "Tanya apa?"

"Dulu kalo gak salah ayah pernah cerita kalo keluarga ayah tuh bisa gituan?" Taehyung terlihat kebingungan.

"Bisa apa? Bisa mandi, bisa makan, bisa minum gitu?" Jake yang mendengae balasan ayahnya mendecak kesal.

"Ih bukan!" Jake memukul pelan bahu ayahnya "Ya kamu ngomong gak jelas hahaha!" Kata Taehyung sambil terkekeh.

"Itu, ilmu gelap?" Ketika mengatakan kata terakhir Jake mengecilkan suaranya tapi Taehyung masih bisa mendengarnya, jelas saja lelaki yang lebih tua itu sedikit terkejut juga bingung.

"Kenapa kamu tiba tiba bahas itu?" Taehyung langsung membenarkan posisinya agar menghadap langsung ke anaknya.

"Yaaa gapapa, Jake lagi suka gituan hehehe..." Ujar Jake, Taehyung pun mengangguk angguk kemudian berdiri.

"Iya, disana masih percaya gituan makanya ayah pindah kesini." Setelah mengucapkan hal tersebut ayah nya keluar dari kamar Jake.

Pemuda yang masih duduk di bangku SMA itu menatap punggung ayah nya yang keluar dari kamar lalu menutup pintu.

Ah, seharusnya Jake tidak bertanya seperti itu, ayah nya langsung lesu ketika membahas hal tersebut. Tapi Jake juga kurang tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Kayaknya gue emang harus kesana buat tanya." Ia pun mengambil handphone yang semula tergeletak di depannya kemudian menghubungi Jungwon.

Masih menghubungkan, dan tak lama diangkat lah telfon tersebut dari seberang.

"Halo Jungwon?" Sapa Jake terlebih dahulu.

"Halo kak? Kenapa telpon deh tumben?" Tanya yang diseberang. "Lo sibuk gak? bisa temenin gue ke suatu tempat?"

Jake yakin pasti raut wajah Jungwon di seberang kebingungan. "Kemana? emang ngapain?" Tanya lelaki itu.

"Di desa, kemungkinan besar keluarga ayah gue tau sesuatu tentang ginian jadi gue mau tanya ke mereka." Jelas Jake sedikit.

"Hmm, maaf kak kayaknya gak bisa deh, ajak yang lainnya aja. Udah ya gue tutup, dadah!" Mendengar hal tersebut Jake mengerjapkan matanya beberapa kali dan bergumam "Lah? Ditutup?" Sambil melihat ke arah handphonenya.

"Yaelah ngajak siapa dong ini?" Jake menghentak-hentakkan satu kakinya ke lantai sambil berpikir. "Oh! Gue tau!" Setelah itu ia langsung mengotak-atik handphonenya lagi.

"Halo Ni-Ki hehehe!" Ya Jake memutuskan untuk menghubungi anak ini saja, yang bisa dibilang paling dia percaya.

"Ngapain telfon? Gue sibuk nih." Ujar Ni-Ki di seberang, "Sewot amat sih, sibuk ngegame kan." Jake mendengar kekehan kecil di seberang sana.

Karena ia tidak mau berlama lama lagi dia pun langsung pada intinya "Temenin gue ke desa, nanti gue bahas lagi kalo lo mau—"

"Ayo!!" Jake terkejut mendengar suara Ni-Ki yang bersemangat, "Kapan nih kak?" Tanya anak itu lagi.

"Besok lusa?" Ucap Jake, "Boleh tuh boleh langsung jemput yaa." Balasnya.

"Okay, Makasih ki udah mau temenin gue." Kata Jake. "Iya kak santai aja lah, udah ye gue mau ngegame lagi dadah!"

Seperti hal nya dengan Jungwon, Jake pun belum menimpali ucapan selamat tinggal itu langsung saja seenaknya dimatikan.

Tapi Jake langsung menghela nafas lega, dan berharap rencananya untuk 'kesana' lancar.

Tapi Jake langsung menghela nafas lega, dan berharap rencananya untuk 'kesana' lancar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(2) Death Bed || Enhypen [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang