Chapter 16

109 9 6
                                    

Warning!!! Terdapat beberapa adegan yang tidak pantas untuk ditiru di rumah!!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ia sengaja memesan kamar yang bisa digunakan untuk merokok. Sebelum check in, tenn sengaja pergi ke toko untuk membeli pematik api. Ia bisa begadang menghisap gulungan ganja malam ini.

"Dasar riku tsundere. Di suruh datang saja pakai alasan."

Saluran televisi diganti-ganti. Setiap dua menit sekali mata mawar lembutnya menatap kaca.

Entah kenapa tenn selama ini tidak ingin dirinya terlihat jelek di depan sang adik.

"Tapi siapa juga yang peduli? Dia kan musuh ku."

Sambil merokok, ia menunggu. Saluran televisi jatuh pada acara dewasa yang disponsori sebuah merk karet kontrasepsi.

Tanpa sadar, tenn begitu tekun menonton.

Trik-trik memuaskan pasangan saat malam pertama.

Lintingan ganja ketiga sudah tumpul. Namun, riku tak kunjung datang.

"Halo? Riku?" tenn buru-buru menyambar alat komunikasinya persis di detik ia bersuara.

"Sayang, aku tidak jadi mampir. Kau sedang apa? Belum tidur?"

Kecewa.

"Tenn-nii? Kenapa diam?"

"Nyimeng." ia menjawab masam. "Handphone-ku low batt. Akan ku tutup, aku mau tidur."

"Nyimeng tidak baik untuk kandungan, sayang."

"Aku laki-laki!"

"Dan laki-laki galak ini sedang menunggu ku yang sejak tadi dianggurkan di depan pintu?"

"Hah?"

Buru-buru tenn melompat dan membuka pintu.

Kemudian terpekik, "RIKU!"

Dari suara kakaknya yang kepalang antusias, Nanase riku sadar kalau dirinya sedang di sambut.

"Halo? Boleh masuk? Bawaan ku berat."

Tenn membuka pintu lebih lebar. Sedikit heran melihat barang-barang di tangan adiknya. Apa riku mau membuka jasa pencetakan berjalan?

"Untuk apa semua benda itu?" tenn duduk di ranjang, bertanya polos. "Seperti mau pindahan."

"Bukannya memang mau pindahan? Setelah besok, aku akan pulang ke Tokyo dan tenn-nii pulang ke Belanda. Secara teknis, kita sudah tidak punya rumah lagi di Nagoya."

Tenn, tanpa sadar terdiam begitu lama.

Pura-pura tidak mengerti perubahan sikap kakaknya, mata riku beralih ke layar televisi.

"Acara R18 tentang kenikmatan rumah tangga? Wow. Tenn-nii ternyata suka menonton beginian."

"Bukan aku. Channel-nya pindah sendiri." remote buru-buru dilindas jari. "Nonton film box office saja."

Kening riku berkerut. Alih-alih box office Hollywood, tenn malah menonton drama korea di Arirang. Ia mendadak khimat, seperti terserap.

"Ganti." namun riku keberatan. "ESPN saja. Nonton bola."

Remote direbut. Tenn menoleh tersinggung.

"Jangan. Aku mau nonton drama korea, ini episode terakhir."

"ESPN."

"Arirang."

No ExitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang