Denyutan jarum jam hampir menyentuh angka delapan. Dua lelaki muncul, menggemakan derap langkah gusar di dalam koridor sunyi senyap.
.
.
.
.
.No Exit
By
Lucian_Lucy_.
.
.
.
."Kenapa tiba-tiba ada kabar semacam ini?! Sebelumnya dia tidak pernah mengatakan apapun. Bahkan dulu aku merasa dia tidak ada sangkut pautnya dengan masalah keluarganya! Tapi sekarang kenapa dia malah ikut tertuduh?!".
Teman yang berjalan bersisiran dengannya menimpali, "Entahlah. Dia orang yang cukup tertutup seingat ku saat kita masih kuliah. Awalnya ku pikir dia mengelabuhi kita, berpura-pura kalau dia tidak ada sangkut pautnya dengan bisnis yang di jalanlan oleh keluarga nanase. Tapi lama-lama aku merasa tuduhan atasan padanya itu tidak beralasan. Hanya karena dia merupakan bagian dari keluarga nanase, atasan malah menuduhnya sebagai salah satu pelaku kriminal".
Dua lelaki. Dua sifat berbeda. Yaotome gaku dan Tsunashi ryunosuke.
Saat ini ekspresi mereka senada, marah karena terlampau khawatir pada kabar yang datang secara tiba-tiba.
Lelaki muda bersurai baby pink belakangan ini terdengar membuat banyak perkara dengan pihak interpol. Dan karena menolak untuk percaya pada tuduhan sang atasan, keduanya memutuskan untuk bertanya langsung pada Nikaido yamato selaku letnan dalam interpol yang juga ikut di tugaskan dalam misi menangkap Nanase riku dan Nanase tenn sebagai pelaku utama.
"Ck sial," gaku berdecak sebal. "Jika ini bukan sebuah lelucon, berarti ini merupakan kebetulan yang sangat tragis," tambahnya lagi sambil semakin mempercepat langkah kakinya menujuk ruangan letnan Nikaido yamato.
Pintu di buka–bukan. Pintu itu di dobrak tanpa berperasaan.
"Letnan Nikaido yamato. Tidak bisakah anda menarik kembali perintah inspektur untuk menangkap Nanase tenn? Perintah macam apa, yang melibatkan orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan rahasia terkelam keluarganya sendiri?"
Ryuu terdiam. Gaku memberondong pertanyaan tanpa basa-basi. Lelaki itu sengaja membiarkan rekannya melepaskan semua rasa amarah yang sudah dia tahan sejak tadi.
"Oh, kalian datang?"
Keduanya baru tersadar kalau sang asisten dari letnan berada di sana. Izumi mitsuki selaku asisten dari nikaido yamato, terlihat lebih memilih bertindak pasif.
"Aku pamit undur diri dulu letnan, dan berkas-berkas yang anda minta sudah saya siapkan,"
Merasa keberadaannya sudah tidak di butuhkan lagi, mitsuki memutuskan untuk pamit undur diri meninggalkan ketiganya dalam diam.
Tapi baru berapa langkah dia ingin meninggalkan ruangan itu, sebuah suara yang terasa berat dan penuh intimidasi menghentikan langkah kakinya bahkan terasa seperti berhasil memaku pijakannya saat ini. "Mitsuki. Aku masih membutuhkan bantuan mu untuk menjelaskan pada kedua anggota interpol bodoh ini, kalau sebenarnya Nanase tenn sudah tidak pantas untuk di percayai lagi".
"Letnan," gumam lelaki bersurai jingga itu sambil memberikan tatapan jengkelnya.
Dia sama sekali tidak ingin terlibat dengan pemasalahan yang satu ini, dirinya terlalu lelah baik lahir maupun batin setelah mengetahui sebuah fakta lain yang berhasil adiknya sembunyikan darinya selama ini.
"Aku akan membantu mu untuk meminta agar adik mu di bebaskan oleh inspektur. Dan di rekrut sebagai salah satu anggota kehormatan interpol," kata yamato dengan nada bersungguh-sungguh. Dia sangat tahu, konsekuensinya kalau berani mengubah keputusan inspektur Orikasa yukito tapi untuk yang satu ini dapat dia toleransi.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Exit
FanfictionKeluarga Nanase merupakan sebuah keluarga yang memasuki kategori keluarga abnormal. Mereka saling menjaga dan melindungi sekaligus saling membahayakan.