22

1.3K 118 5
                                        

Felix menunduk ketika mendengar suara bentakan Nayeon. Sedangkan disampingnya ada Hyunjin yang merangkul Felix.

Hyunjin sejak awal selalu setia berada disamping sang istri, begitu juga ketiga malaikat-malaikat Felix. Mingrui apa lagi, paling ga mau le0as dari Felix.

"Maafkan Felix eomma" ucap Felix menunduk.

Nayeon yang melihat sang wajah menyesal sang menantu kesayangan, jadi tidak bisa lanjut marah lagi. Akhirnya Nayeon hanya menghebuskan nafas saja.

"Sudahlah yang terpenting kamu kembali, itu sudah menjadi hal yang paling membahagiakan bagi kita semua" ucap nayeon akhirnya.

"Benar lix, kehadiranmu hari ini sudah menjadi hadiah terbaik bagi pernikahan kakak" tambah Chaewon. Felix tersenyum, mengeluarkan senyuman secerah matahrinya.

"Mommy sangat merindukan senyuman itu, bisakah kemari sayang" Felix menurut, memindahkan Mingrui pada Hyunjin lalu pergi menghampiri Suzy.

Felix menempatkan dirinya disamping Suzy, lalu memeluk ibunya dari samping. "Felix juga kangen mommy, maafkan Felix sudah membuat mommy sedih" Ucap Felix, dan suzy mengelus lembut surai Felix.

"Mommy mengerti alasan Felix, tapi jangan lakukan hal seperti itu lagi" Felix mengangguki ucapan suzy lalu mengeratkan pelukannya.

"Benar kata ibumu lix, bisa-bisa sakibg sedihnya mommymu malah memutuskan pergi menyusulmu kesana" tambah Minho dan mendapatkan death glare dari Suzy. Minho hanya memasang wajah imutnya saja meski tampak menjijikan bagi Suzy.

"Sepertinya kita sudah harus mengakhiri, hari sudah semakin larut, tidak baik bagi anak-anak untuk bergadang" Ucap Jinyoung membuka suranya.

"Benar, kasian Mingrui dengan Siyeon dan Jiyeon mereka tampak kelelahan" Dan Suzy menambah. "Kalau begitu kembalilah ke kamar masinv-masing" dan dengan begitu semuanya pun bubar.
.
.
.

"Belum tidur?" Tanya Hyunjin ketika mendapati sang istri yang masih duduk termenung di sofa kamar, ketika ia baru saja keluar dari kamar mandi. Felix menggeleng saja sebagai balasan.

"Ada apa? Kamu tampak banyak pikiran saat ini" tanya Hyunjin mulai menggunakan kaos tidurnya.

"Hanya memikirkan pekerjaanku  besok, sudahlah" Hyunjin cukup terkejut mendengar Felix bekerja.

"Kamu bekerja?"

"Kamu mengejeku?" Hyunjin langsung panik ketika mendengar pertanyaan Felix.

"Tidak, tidak, tidak hanya terkejut" Felix mengangguk-angguk saja. "Lalu apa pekerjaanmu?" Tanya Hyunjin

"Mm.. ini itu, kamu tidak akan menyuruhku keluar kan?"

"Tidak, itu keputusanmu Felix. Tapi jika kamu menanyakan pendapatku, tentu saja aku lebih memilih kamu Keluar" Hyunjin menatap Felix, tidak berniat untuk melepaskan tatapannya dari Felix barang sedetik pun. Hyunjin takut semua ini hanya mimpi.

Bahkan jika ini hanya mimpi, maka biarkan Hyunjin terus bermimpi. Karena Hyunjin tidak ingin kehilangan Felix untuk kedua kalinya. Atau ketiga?

"Berkediplah, nanti matamu perih" Hyunjin menggeleng, Felix tersenyum lembut. "Aku bukan hantu jin, aku tidak akan menghilang. aku disini tidak akan kemana-mana" kedua tangan Felix kini sudah menangkup wajah Hyunjin. Membalas tatapan Hyunjin yang menatapnya dengan rasa takut.

"Jangan pergi"

"Tidak akan"

"Menetaplah"

"Iya"

"Janji" dan kini wajah keduanya sudah sangat dekat. "Janji" dan Hyunjib semakin mendekatkan wajahnya.

Mengecap manisnya bibir ranum Felix. Rasa Manis itu membuat Hyunjin ingin kembali merasakannya. Mengubah kecupan itu menjadi ciuman panas.

Death bed-HyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang