Sepasang pasutri itu telah sampai di rumah Azura, Kenza sedari tadi tidak melunturkan senyuman manis yang terpancar di wajahnya.
Jujur ia sangat rindu dengan Bundanya itu, mereka berdua sepulang sekolah langsung kesini dan belum berganti pakaian.
Namun Rakhen hanya bisa bertemu sebentar dengan Azura dan Vion karena ia akan pergi sebentar, ada urusan bersama teman-temannya termasuk Zero.
"Bunda kangen sama kamu," serobot Azura memeluk tubuh Kenza lalu menguyel-nguyel pipi tembem milik putrinya.
"Kenza juga bun, lama gak ketemu. Oh iya Papa mana?"
"Papa ada di kamar, biasalah." jawab Azura menggandeng tangan Kenza agar duduk di sofa bersama dengan mantunya.
"Abang Zero dimana?" Tanya Kenza sekali lagi yang sedang menduduki bokongnya di sofa.
"Dia lagi siap-siap mau pergi, bunda juga gak tau mau kemana."
"Mau ke Cafe Bun," sahut Rakhen tiba-tiba sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana.
Kenza melirik kearah Rakhen. "Kakak mau pergi juga?" Rakhen hanya membalas anggukan.
Gadis itu melihat suaminya hanya menghembuskan nafas kasar. "Terus nanti aku pulang sama siapa?" Tanya Kenza mengerucutkan bibirnya.
"Sendiri," Jawabnya santai.
"Nanti kalau diculik?" Sangga Kenza dengan tatapan polosnya.
"Tinggal cari, apa susahnya." Kenza diam tak bergeming.
Mulut suaminya sangat enteng sekali. "Jahat banget sih jadi sua-" ucap Kenza dengan cepat terpotong.
Azura terkekeh mendengar interaksi dua orang berbeda gender di depannya ini. "Kenapa jadi bertengkar? Ayok dimakan kuenya," potong Azura menyodorkan sepiring kue.
"Widih ada gorengan apa kesini?" Celetuk Zero dan langsung duduk di samping Kenza.
Kenza menatap sinis Abangnya. "Mainlah, Abang lupa? Orang Bunda yang suruh," Ucapnya ketus.
"Jadi harus disuruh dulu baru main gitu?" Serobot Vion menaik-turunkan alisnya.
"Gam juga ya!" Ujar Kenza keras.
Rakhen hanya menatap mereka datar lagian tidak ada yang ingin ia ucapkan, jadi diam saja lebih baik.
"Peluk sini," ucap Zero merentangkan kedua tangannya.
"Gak mau! Mending peluk suami Kenza," Jawab gadis itu menggeleng cepat.
"Makanya Abang cepet-cepet punya pacar biar gak peluk aku." Celetuk Kenza dengan mimik wajah serius.
"Iya kan kak?" Rakhen hanya mengangguk sambil mengelus rambut coklat tua milik Kenza.
"Iya bang, sana cari pacar." Balas Azura tiba-tiba dengan tawa ringan.
Vion tertawa melihat Zero yang tertekan. "Sabar ya bang," ucapnya mengelus pundak Zero.
"Awas lo bocil!" Geram Zero kesal, kan ia yang ternistakan.
"Bunda sama Ayah apa kabar?" Tanya Kenza mengalihkan ucapan sambil menatap kedua orangtuanya.
"Alhamdulillah Kita semua baik, kalo kalian gimana? Lancar sekolahnya?" Balas Vion menatap Kedua pasutri itu secara bergantian.
"Baik," Jawab Rakhen tersenyum tipis.
"Gimana, Kenza udah isi belum?" Tanya Azura dengan wajah penasaran sambil tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZARA [ ENDING/REVISI ]
Художественная проза📍ZONA BERBAHAYA📍 _______ Kenza, gadis yang awalnya sangat polos di paksa untuk berubah menjadi sosok kejam dan sosok penyuka tantangan yang diutus suaminya. Dia mempunyai tujuan untuk melawan seseorang yang telah membuli Kenza sewaktu masa Remaja...