Mereka berdua tak menyadari bahwa ada yang mendengar di belakang kemudian suara langkah terburu-buru menuju ke arah Rakhen dan Zero.
Plak!
Plak!
Azura menampar Zero dan Rakhen bergantian.
"Kenapa kalian bohongin Bunda? Kenapa gak bilang kalo Kenza masuk rumah sakit?" Cerocos Azura menatap tajam dua orang dihadapannya.
"Untung saja Papa menyimpan pelacak di kalung Kenza jadi kalian gak akan bisa bohongi Papa," ucap Vion.
Zero yang sedang menunduk lalu mengangkat wajahnya. "Kita gak mau Bunda kecewa, Maaf."
"Maaf Bun," jawab Rakhen menatap Azura dan Vion merasa bersalah.
"Tolong ceritakan kejadiannya."
Mereka berdua menceritakan semua kejadian yang terjadi di sekolah. Vion dan Azura setia mendengarkan.
"Jadi gitu Bun," ucap Zero setelah selesai menceritakan.
"Siapa yang buat Kenza seperti itu?" Tanya Azura mengintimidasi.
"Kita gak tau Bun,"
"Gimana keadaan Kenza?" Tanya Vion bersedekap dada.
Rakhen hanya diam karena ia juga belum tahu tentang keadaan istrinya.
"Dokter bilang Kenza gakpapa hanya perutnya memar karena bekas tendangan. Terus dia kekurangan cairan soalnya dia baru makan satu kali, tubuhnya juga lemah, jadi Kenza dirawat dulu." Jelas Zero serius.
Rakhen menghela nafas berat. "Berapa hari?"
"Kurang-lebih 3 hari tapi Kenza belum sadar juga,"
Semua orang diam jika kalian menanyakan Zidan dan Akbar mereka sedang pulang di rumah masing-masing guna berganti baju.
"Kenapa muka Rakhen bonyok gitu?" Tanya Azura memicingkan matanya.
Rakhen yang tadinya bersandar di dinding kini menegakkan badannya "Gakpapa Bun tadi nyelamatin ibu-ibu dicopet," Alibinya berbohong.
"Yasudah sini Bunda obati." Ajak Azura menggandeng Rakhen untuk pergi ke ruang kesehatan cowok itu hanya pasrah diajak sang mertua.
Setelah selesai mengobati mereka kembali ke tempat dimana Vion dan Zero berada.
"Rakhen kedalam dulu," pamitnya.
Rakhen berdiri dan masuk kedalam ruangan. Mereka membiarkan Rakhen menemui Kenza terlebih dahulu.
Rakhen duduk di samping brankar netra hitamnya menatap wajah istrinya yang tampak damai. Kemudian tangannya mengelus Surai Kenza dengan lembut dan hati-hati lalu beralih memegang tangannya yang di dibaluti infus.
"Maaf, Gak bisa jaga kamu." Gumamnya lalu mencium tangan Kenza.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.39 namun Kenza belum juga sadar sedangkan Azura dan Zero serta Vion sudah pulang setelah menjenguk Kenza.
Jadi tinggalah Rakhen sendirian di ruangan ini, ia memainkan ponselnya lalu memotret tangan Kenza dan segera memosting di Instagram, itung-itung supaya berandanya tak kosong. Sebenarnya ada 3 postingan di berandanya namun itu foto-foto dengan temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZARA [ ENDING/REVISI ]
General Fiction📍ZONA BERBAHAYA📍 _______ Kenza, gadis yang awalnya sangat polos di paksa untuk berubah menjadi sosok kejam dan sosok penyuka tantangan yang diutus suaminya. Dia mempunyai tujuan untuk melawan seseorang yang telah membuli Kenza sewaktu masa Remaja...