PART 31🌠

3.6K 247 34
                                    

Apa yang dikatakan Rakhen tidak main-main kali ini SMA 1 Cendana di hebohkan pertengkaran antara Cowok itu dan Rino, Semua orang berkumpul di lapangan basket tempat terjadinya perkara. Kenza segera berlari sambil memekik.

"Kak Rakhen, Rino stop! kalian apa-apaan sih!" Teriak Kenza menatap tajam dua orang yang kini berada dihadapannya.

Rakhen menatap kearah istrinya dengan muka yang lebam akibat tonjokan Rino. Seakan tak terima di bogem secara tiba-tiba cowok dihadapan Rakhen kembali menghantam.

"Anjing lo," kata Rino menarik kerah kemeja Rakhen lagi dan membogemnya.

Bugh!

"Stop please!" Teriak Kenza sekali lagi membuat mereka berdua menghentikan aksi baku hantamnya.

"Gue masih punya dendam sama lo." Bisik seorang cowok tepat di telinga Rakhen.

"Maaf No untuk kelakuan Kak Rakhen sama kamu, dan kamu kak ayok ikut aku!" Ucap Kenza lagi sambil menarik tangan suaminya keluar lapangan.

Kini mereka berada di salah satu tempat duduk tepatnya di belakang sekolah yang lumayan sepi. "Kamu ngapain datang di tengah-tengah pertengkaran tadi?" Tanya Rakhen menatap tajam Kenza.

"Kakak tanya ngapain? Kak belajar dewasa sedikit deh, di grup itu mereka cuman bercanda kenapa kakak anggap serius sih? Aku malu kak! Aku malu, nanti mereka gak mau berteman sama aku gimana?" Cerocos Kenza sambil mondar-mandir tak jelas.

"Jelaslah kakak marah, mereka itu gak bercanda Za mereka serius mau nyomblangin kamu sama Rino saurus itu!"

"Astaga kak mereka gak mungkin nyomblangin aku. Mereka tau kalo aku pacar kakak," ucap Kenza memijit pelipisnya pusing dengan sifat Rakhen yang sangat keras kepala.

Rakhen yang awalnya duduk kini berdiri dihadapan istrinya. "Aku cemburu Za," ucapnya memandang mata coklat Kenza, tak lama ia memeluk tubuh kecil itu.

"Kamu hanya milikku Za," ucapnya berbisik. Kenza diam ia hanya membalas pelukannya dalam hati ia sangat bahagia.

"Lain kali jangan gitu ya kak, bahaya anak orang kakak pukulin, kakak juga luka tuh."

"Maaf Za, kamu tau kan aku tempramental orangnya," Kenza menghela nafas. "Nanti pulang sekolah aku obati," dengan patuh Rakhen mengangguk sambil mencium kening istrinya.

"Sore nanti jalan-jalan Za," Ajak Rakhen melepas pelukannya sambil menggandeng tangan Kenza dan melangkah menuju kelas.

"Kemana?"

"Kemana aja, maunya kemana?" Tanya Rakhen menawarkan. Kenza menatap Rakhen yang lebih tinggi darinya. "Ke Taman aja pasti rame tuh," jawab Kenza tersenyum senang.

Rakhen yang melihat itu mengacak rambut Kenza gemas. "Iya," katanya yang tak terasa sudah sampai di depan pintu kelas Kenza.

"Kakak ke kelas dulu, jangan deket-deket sama Rino!" Peringatnya penuh tekanan.

Kenza tertawa mendengar itu, "Iya-iya tenang kak, kakak satu-satunya yang ada dipikiranku kok." Guraunya terkekeh-kekeh. Sedangkan Rakhen tersenyum tipis lalu melangkah pergi dari situ.

Saat ingin masuk kedalam kelas Kenza melihat seseorang yang sedang duduk di meja guru sambil menatapnya dalam.

"Dari mana? Kok baru masuk Za?" Tanya Rafka yang berada di samping Langit.

Kenza tampak gugup dengan tatapan dalam Rafka. "Oh tadi habis di taman, kenapa?" Jawabnya salah tingkah.

"Gakpapa, udah jam masuk kok masih keliaran." kata Rafka kebetulan ia ketua OSIS.

KENZARA [ ENDING/REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang