PART 42🌠

1.7K 125 0
                                    

~HAPPY READING~

JANGAN LUPA VOTE
KOMEN
FOLLOW 🌝

--------

"Jadi gimana Lo mau tetep kesana atau pergi ke markas?" Tanya seseorang di seberang telpon.

Gadis itu tampak bimbang. "Gue tetep pengen kesana Ngel," jawab Kenza kepada Angel yang sedang menelponnya.

"Kalo terjadi sesuatu sama kita dan anak lo gimana Ken?"

Kenza menunduk bingung kemudian gadis itu menatap perutnya yang sedikit menonjol. "Tapi gue penasaran sama orang yang ngirim pesan ini." Sahut gadis itu.

"Lo lebih penasaran mana? Ke markas ungkapin semua atau ke sana yang belum tentu kebenarannya bener-bener ada?" Tegas Angel agar sahabatnya sadar.

Ayolah kita jangan terlalu gegabah apalagi Kenza sedang hamil, Angel sebagai sahabatnya tak mau jika terjadi hal buruk kepada Kenza.

"Gimana kalo kita ke tempat itu terus kalo misalnya gak ada apa-apa kita langsung ke markas." Usul Kenza membuat Angel berfikir lagi.

Di balik telepon Angel juga bimbang sebenarnya. Ia tak munafik jika ia penasaran juga lalu jika disana bahaya bagaimana?

"Oke, kita kesana. Tapi, kalo gak ada apa-apa kita langsung pergi ke markas." Final Angel membuat Kenza tersenyum senang.

"Oke, gue tutup dulu. Nanti lo tungguin di depan apartemen gak usah masuk," kata Kenza lalu menutup telpon.

"Pergi kemana?" Sahut seseorang berada di belakang Kenza membuat gadis itu terkejut.

Kenza membalikkan badannya. "Pergi ke rumah temen," alibinya agar suaminya itu tak curiga.

Rakhen menaikkan sebelah alisnya. "Mau ngapain?"  Tanyanya lagi menatap manik gadis itu dalam.

Kenza tampak sedikit gugup karena ia tak pandai dalam bohong-berbohong. "Minjam buku." Jawabnya tak berani menatap mata tajam itu.

"Bohong, hm?"

Kenza menatap wajah cowok itu yang terlihat dingin. "Aku gak bohong kak." Tukas gadis itu gugup.

Rakhen memajukan wajahnya sehingga jarak keduanya sempit. "Pinjam sini hapenya." Bisik cowok itu menatap lekat manik Kenza.

Gadis itu menggeleng cepat lalu memundurkan sedikit badannya, namun sial terhalang dinding. "Nggak mau, untuk apa sih kak." Tolak Kenza ketakutan menatap manik tajam tepat didepan wajahnya.

Rakhen menggeleng, "Sama siapa perginya?" Tanyanya lalu menjauh dan duduk di sofa. Kenza menjawab, "Sama Angel kak." Jawabnya membuat cowok itu mengangguk paham.

"Jam berapa?"

"Jam sembilan,"

Rakhen mengerutkan keningnya bingung. "Samaan dengan waktu ke markas, berarti kamu gak ikut?" Kenza menggeleng cepat. "Aku ikut ke markas, cuman sebentar kok. Kakak nanti duluan aja," balasnya lalu ikut duduk di sofa.

Rakhen mengelus pucuk rambut istrinya. "Kakak sayang kamu, jangan buat aku khawatir." Katanya membuat Kenza mengangguk dan tersenyum tipis.

"Kakak punya mantan?"

Rakhen menganggukan kepalanya. "Punya, tapi waktu SMP." Hal itu membuat raut wajah Kenza kusut, ia kira suaminya tidak mempunyai mantan pacar atau dekat dengan perempuan.

"Gak mungkin cowok seganteng kakak gak punya pacar," sahutnya terkekeh kecil. Kenza menunduk sebentar lalu menatap manik hitam suaminya. "Siapa kak?" Tanyanya penasaran.

KENZARA [ ENDING/REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang