PART 39🌠

2K 157 0
                                    

Malam ini semua anggota Alighator sudah berkumpul mengelilingi meja bundar, semua anggota yang akan ikut turun di lapangan lusa pagi mendengar arahan yang Rakhen ucapkan.


"Kita hanya punya waktu 48 jam untuk memantau seseorang itu di sekolah." Ucap Rakhen serius.

Tya mengetuk-ngetuk jarinya di meja. "Saya dan tim akan berusaha di sana, sebenarnya pagi tadi kita sudah menemukan dua orang tersangka." Sahutnya bersandar pada kursi.

Adrian ikut menyahut. "Dia teman Kenza." Lalu menatap Kenza yang sedari diam.

Angel berkata. "Jadi kapan kita bisa membongkar ini semua?" Ucapnya menunjuk kertas berisi teka-teki itu.

Tya dan George menyeringai membuat Kenza dan Angel bergidik ngeri melihat itu. "Disini kita pecahkan besok sebelum berangkat." Jawab Tya menatap dalam kertas itu.

"Ini hanya sebuah peringatan kecil."

Zero mengangguk. "Gue kangen Zidan sama Akbar kira-kira keadaan mereka gimana ya?" Sebagai bestot yang baik hati ia sungguh merindukan ketololan mereka.

Semua orang terdiam membisu entah mereka juga tak tahu tujuan orang tersebut menculik Zidan dan Akbar padahal mereka tak ada sangkut-paut dengan masalah ini.

"Mereka memancing kita untuk turun tangan makanya Zidan sama Akbar di culik," cicit Sindi tiba-tiba.

Rakhen menyeringai. "Mereka belum tau seberapa skill yang kita miliki." Dalam hati cowok itu telah mencurigai seseorang.

"Rino dan Rafka sudah lama gak sekolah, selama kejadiannya hilangnya Zidan dan Akbar," tutur Angel membuat atensi mereka teralihkan.

"Katanya mereka berdua ikut olimpiade tapi mereka udah hilang 2 Minggu persis dengan hilangnya Zidan dan Akbar," Kenza ikut menimpali itu.

"Empat orang yang kita curigai," kata Tya kompak dengan George.

"Bagaimana kalau kita gagal?" Lirih Sindi menatap mereka yang ada di depannya.

Kenza kira ia saja yang takut kegagalan ini, ternyata Sindi sama dengannya. Sungguh, perasaanya bertambah campur aduk mendengar itu. Semoga saja tidak ada yang gagal dalam pertarungan lusa.

Kenza berharap seperti itu.

George terkekeh kecil. "Tidak ada yang gagal. Ayolah tetap optimis," ucapnya tenang akan tetapi tidak dengan hatinya yang juga gundah.

Semua orang di sini diam tak bergeming mencerna semua ucapan-ucapan dari orang-orang bahaya itu. Mereka juga takut, masalahnya di sana ada musuh terbesar Alighator yang bernama Dragon. Sebenarnya Alighator tidak pernah memiliki musuh, hanya saja mereka selalu meneror anggota Alighator.

"Kakek akan mengirim dua puluh bodyguard ke lapangan sisanya ke Bogor." Ucap Rakhen dengan bersedekap dada.

"Geo carikan tempat di sekapnya Zidan dan Akbar mereka pasti masih memakai kalung GPS," sambung Rakhen memerintahkan sang ahli hacker untuk mencari titik keberadaan mereka berdua.

Tak membutuhkan waktu lama cowok bernama George sudah mendapatkan hasil yang ia cari selama dua puluh menit. George menatap arahan dari komputer itu.

KENZARA [ ENDING/REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang