4

6 3 1
                                    

"dimana?"

Suara lemah yang berasal dari ponsel Bian itu membuat Bian takut.

"Lo kenapa?" Tanya Bian khawatir.

"Sakit, beliin obat"

"Kan, makannya semalem tuh jangan makan yang dingin-dingin, gue juga yang repot," ucap Bian sembari menata rambutnya yang baru saja selesai mandi.

"Tante Arin kemana?" Tanya Bian.

"Mama ikut papa keluar"

"Kenapa gak ngabarin tante Arin?" Tanya Bian heran.

"Emm gak mau aja"

Bian memutar bola matanya malas, harus banget dia yang direpotin?

Selama perjalan ke rumah Arion, Bian hanya bisa mengomel di dalam hatinya.

Bian menekan bel rumah Arion tapi si pemilik rumah belum juga keluar, akhirnya Bian menelpon Arion.

"Buka sendiri, gak di kunci"

Bian mematikan teleponnya dan masuk begitu saja karena memang penghuni rumah ini hanya ada Arion.

"Loh loh loh, ngapain disini?" Tanya Bian yang melihat Arion dengan muka pucatnya duduk di ruang tamu.

"Nungguin lah," sahut Arion pelan.

"Badan lo panas banget emang?" Tanya Bian lagi.

Arion menyibakkan rambutnya ke atas agar tidak menghalangi dahinya, "pegang aja"

"Gak dulu, makasih," sahut Bian.

"Gak dulu? Berarti nanti lo bakal pegang-pegang gitu?" Tanya Arion usil.

Bian menatap Arion sinis lalu membalikkan badannya dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

Setelah Bian kembali, Arion mulai bertanya lagi.

"Gimana?"

"Diem ya, gue siram nih," ucap Bian sambil memperlihatkan segelas air hangat di tangannya.

Arion tertawa pelan, "sini deh"

Bian segera menjaga jaraknya dengan Arion, "gak, nanti gue ketularan"

"Gak bakal, orang gue cuma demam doang," sahut Arion.

Bian melemparkan barang yang ada ditangannya dan untungnya Arion masih bisa menangkapnya.

"Cek suhu?" Tanya Arion tidak yakin.

Bian menganggukan kepalanya, "cek sendiri gak usah manja"

"Udah sarapan?" Lanjutnya.

"Menurut lo?" Tanya Arion balik.

Tentu saja belum, Bian tau itu. Arion adalah tipikal orang yang malas makan di rumah, kalo kata Arion sih bantu perekonomian orang yang jualan.

"Makan dulu," ucap Bian sambil membuka wadah bubur yang tadi ia beli saat perjalanan ke rumah Arion.

"Kenapa kalo orang sakit dibeliinnya bubur? Kenapa gak makanan yang orang sakit itu suka?" Tanya Arion.

"Turun temurun," sahut Bian singkat, padat, dan jelas.

"Lo sukanya apa Bi? Gue?" Tanya Arion sambil melahap buburnya.

"Idiii malessss"

"Biar rajin gimana?"

Bian mengerutkan alisnya, apa maksudnya?

"Udah diem deh, makan aja"

"Lo gak di omelin tante Mika?" Tanya Arion lagi.

"Mama gue gak masalah kalo tujuan gue jelas," sahut Bian.

My HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang