6

10 4 0
                                    

Seorang laki-laki menghadang jalan Siska yang akan menaiki tangga ke kelasnya, "mau kerjasama?" Tawarnya.

Siska tidak menjawab dan menundukkan badannya agar bisa melewati tangan laki-laki tersebut.

Aneh. Satu kata yang ada di benak Siska, tumben sekali Riko mempersilahkan dirinya lolos begitu saja.

Setelah duduk di kursinya, Siska membuka ponselnya dan melihat ada satu pesan dari nomor tidak dikenal yang isinya adalah foto seorang perempuan dan dibawahnya terdapat tulisan "gue deketin dia, lo dapetin dia"

Sudah sering Siska berganti nomor telepon tapi tetap saja nomor tersebut terus menghubungi dirinya. Apa sebaiknya ia tidak memiliki ponsel saja?

Siska memblokir nomor tersebut dan tidak lama kemudian nomor yang tidak dikenal mengirim pesan, "gimana?"

Ia memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam untuk mengurangi rasa emosinya.

"SISKA!!" Teriak Risa dan Vega bebarengan.

Siska sedikit terlonjak, "gak usah teriak ege, masih pagi"

"UPACARA!" Teriak mereka berdua lagi.

Siska melihat jam di tangannya, "5 menit lagi, lo bedua duluan"

Mereka mengangguk patuh dan pergi meninggalkan Siska seorang diri.

"Topi gue gak kebawa gimna ini," ucap Bian panik.

"Coba cari dikolong meja, biasanya kan lo nyimpen disitu," sahut Nanda.

"Ngga ada Nan, gue lupa gak masukin ke tas"

Nanda yang berdiri diambang pintu melihat kiri kanan, sudah sepi.

"Lo yakin gak bakal pingsan?" Tanya Nanda khawatir.

"Ngga, gue udah makan kok dirumah. Sekali-kali ngerasain hukuman gapapa deh, biar ada kenangan"

Bian dan Nanda berjalan buru-buru sampai akhirnya tidak sengaja menabrak seorang laki-laki yang sama buru-burunya dengan mereka.

"Eh maaf gak sengaja," ucap Bian.

Laki-laki tersebut membuka topinya dan memberikannya kepada Bian, "pake punya gue"

Bian menerimanya ragu, "terus lo gimana?"

Laki-laki tersebut hanya tersenyum dan berlari ke belakang sekolah.

"Lo kenal?" Tanya Nanda.

Bian menggelengkan kepalanya dan membolak-balikkan topi tersebut lalu memakainya.

"Lo kenal gak? Kan lo udah lama disini," ucap Bian.

"Maksud lo gue penunggu sekolah gitu?"

"Kan gue anak baru"

"Kenal sih ngga, tapi setau gue dia mantan Siska"

"Siska?"

"Iya, yang suka ngedeketin Arion. Lo gak tau?"

"Emang Arion pernah deket sama cewek?"

"Lebih tepatnya si Siska yang nempel terus ke Arion. Tapi semenjak ada lo, dia malah ngejauh dari Arion"

"Jadi salah gue ya?"

"Malah bagus lo deket-deket sama Arion, lo belum tau ya Siska kaya gimana orangnya? Dia bakal ngehalalin segala cara biar tujuannya terwujud-"

"Udah ah nanti lagi ceritanya," potong Bian sambil berjalan semakin cepat.

Nanda ikut berjalan mengikuti Bian dan berbaris sesuai kelasnya.

My HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang