10

7 2 0
                                    

Kring....Kring...

Suara alarm mengusik tidur nyenyak Arion, ia mematikan alarm tersebut dengan sekali sentuhan. Tentunya Arion tidak langsung bangun, ia melanjutkan tidurnya kembali.

Arion yang setengah sadar mengingat-ingat apa yang harus ia lakukan hari ini.

Otak Arion berhenti di bayangan dimana Bian dijemput Riko. Arion membuka matanya kaget dan melihat jam yang tadi mengganggu tidurnya, "gak boleh keduluan"

Arion meregangkan otot-ototnya dan dilanjut mandi lalu memakai seragam sekolahnya. Arion bukan most wanted, bukan juga si juara dengan nilai tertinggi disekolahnya, dan tentunya bukan anak nakal.

Arion hanya Arion.

"Ini anak mama!? Jam segini!? Setan ya kamu!?" Tanya mama Arion kaget.

Arion menginjak-injakan kakinya ke lantai, "masih nginjek lantai loh ini"

Mama Arion menyipitkan matanya, "dikasih obat apa kamu jam segini udah bangun"

"Mama gak tau ya, gini-gini Ion tuh sering bangun pagi tapi karena tidur lagi jadi bangunnya siang," sahut Arion santai.

"Besok-besok kalo bisa gini lagi, biar mama gak ceramah pagi-pagi"

"Kalo itu harus Ion pertimbangin dulu"

Mama Arion tidak menyahut lagi, ia sibuk membuat bekal untuk suaminya dan dirinya sendiri.

Papa Arion datang dengan dasi ditangannya, "ma, pasangin dasi papa"

Mama Arion berhenti menata bekal dan memasangkan dasi suaminya.

Arion menatap kedua orangtuanya, "papa bohong tuh ma, masa masang dasi gak bisa"

Papa Arion menatap Arion lalu menjulurkan lidahnya dan tentunya Arion membalasnya.

"Udah selesai," ucap mama Arion sambil tersenyum.

"Makasih sayang,"

Arion yang mendengar ucapan papanya geli sendiri. Ia akui dirinya ingin seperti ini juga nanti, tapi apa bisa Arion mengucapkan kata 'sayang' kepada calon istrinya nanti?

Selama hidup, Arion tidak pernah memanggil orang lain dengan ucapan seperti itu, Arion selalu merasa geli mendengar kata sayang dan sejenisnya.

Arion menggelengkan kepalanya dan siap untuk menghadapi omelan kedua orangtuanya.

"Tengah bulan nih, ada kali," celetuk Arion.

Kedua orangtuanya langsung menatap Arion tajam. "Dibilangin jangan boros, masih aja boros," ucap mama Arion.

"Makan dirumah, jangan jajan terus," ucap papa Arion menimpali.

Arion memanyunkan bibirnya, "kan Ion udah bilang, Ion tuh ngebantu perekonomian keluarga yang jualan"

"Tapi lama-lama kamu ngebikin keluarga sendiri bangkrut" 

"Nah, bener kata mama"

Arion melihat jam ditangannya, ia tidak boleh telat menjemput Bian.

"Emm... Ma, bikinin buat Ion juga dong"

Mama Arion menatap anaknya heran, apa Ion sudah dapat pencerahan?

"Agak banyakan ya ma," tawar Arion yang diakhiri cengiran.

Papa Arion tersenyum jahil, "pasti buat pacarnya tuh ma"

Arion menatap papanya kaget, "pacaran apaan, Ion gak pernah pacaran"

"Yaudah ma jangan dibikinin bekelnya," ucap papa Arion santai.

My HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang