11

3 2 0
                                    

Arion memarkirkan motornya dengan rapi, ia turun dari motornya dan berjalanan beriringan dengan Bian.

Saat perjalanan ke sekolah, Bian menceritakan semua kejadian kemarin kepada Arion. Mulai sekarang Arion harus lebih memperhatikan Bian.

"Pulangnya tunggu di kelas, jangan kemana-mana," tegas Arion.

Bian menganggukan kepalanya, "iya"

"ION! BIAN!"

Suara teriakan tersebut membuat Bian dan Arion terkejut. Masih pagi sudah membuat keributan, siapa lagi kalo bukan Oji si ganteng kalem.

Arion dan Bian membalikkan badan mereka. "Kok bisa?" Tanya Bian heran.

"Hari ini gue free," ucap Oji senang.

"Nanda bilang seminggu," tangkas Bian.

"Iya Bian, tapi hari ini libur," sahut Oji sabar.

"Oh"

Sahutan dari Bian membuat Oji emosi. Ingin rasanya ia menendang temannya yang satu ini.

"Gue jitak nangis lo," geram Oji.

Bian berdiri dibelakang Arion dan menunjuk Oji, "Ion, masa gue mau di jitak sama dia"

"Diem Ji, masih pagi," tegur Arion.

Bian tersenyum senang dan memeletkan lidahnya terhadap Oji.

Oji yang takut dengan Arion hanya bisa pasrah, ia melangkahkan kakinya duluan karena kedua orang didepannya ini bisa-bisa membuat Oji malu dilihat oleh murid-murid yang lewat.

"Selonong boy," ucap Bian sedikit keras.

Oji menolehkan kepalanya ke belakang dan menatap Bian, "gak gue bantuin lo"

"Masih ada yang lain kali, emang temen gue lo doang," sahut Bian sambil tersenyum penuh arti.

Oji kembali membalikkan badannya dan berjalan sendirian ke kelas.

"Bantuin apaan?" Tanya Arion bingung.

"Ha? Ngga tau, asal nyaut aja," ucap Bian.

Arion percaya-percaya saja, "oh iya Bi, pegang tas gue deh,"

Arion membalikkan badannya dan Bian memegang tas Arion.

"Bawa lagi?" Tanya Bian antusias.

Arion kembali membalikkan badannya lalu tersenyum, "iya dong"

"Hari ini dibawainnya banyak, jadi nanti istirahat makan ini aja di kelas, gak usah ke kantin," sambung Arion.

"Ngga mau bantu perekonomian orang?" Tanya Bian.

"Kata mama harus hemat, takut bangkrut,"

"Hahaha... Ada-ada aja,"

"Ayo ah ke kelas,"

Bian menganggukkan kepalanya dan berjalan mendahului Arion.

"Gue yang ngajak padahal," gumam Arion yang diakhiri senyuman.

"Tunggu Bi," ucap Arion sambil memegang tas Bian.

"Ish, awas tangannya! Berat tau," keluh Bian.

Arion merangkul Bian dengan santai, "kalo gini berat gak?"

Bian terdiam sebentar, ini kali pertama Arion merangkul dirinya.

"Kok lo diem," ucap Arion sambil melihat wajah Bian yang melongo.

Arion mengusap wajah Bian, "Bismillah bukan kesambet"

"Ion tangan lo bau," ucap Bian pelan.

"Masa sih?"

My HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang