15

3 3 0
                                    

Setelah hujan semalam, kini matahari mulai memancarkan sinarnya, dan sinar tersebut menembus ke dalam kamar milik seorang laki-laki yang masih menutupi semua badannya menggunakan selimut.

Tentunya sinar matahari tersebut tidak bisa membangunkan si pemilik kamar.

Ia masih asik dengan mimpinya sampai akhirnya ia terkejut karena suara ketukan dari pintu kamarnya.

"Udah bangun," hanya itu yang ia ucapkan tanpa membuka pintu kamarnya.

Laki-laki tersebut adalah Riko, kamar yang lebih didominasi bercat hitam membuat kamarnya menjadi lebih gelap lagi, dari barang-barangnya pun kebanyakan berwarna hitam.

Riko melihat jam di ponselnya dan mengabari seseorang disebrang sana bahwa ia akan segera berangkat.

Riko melempar ponselnya asal di atas kasur dan pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan badannya. Setelah selesai ia memilih pakaian yang warnanya tidak terlalu mencolok tapi bukan hitam.

Entah kenapa hari ini ia ingin terlihat lebih ceria melalui pakaian yang ia kenakan, Riko menata rambutnya dan tidak lupa memakai minyak wangi yang baru ia beli dari toko parfum dekat rumah keduanya.

Kini Riko menaiki mobilnya karena tidak ingin membuat perempuan yang sedang menunggunya akan panas-panasan kalau ia naik motor.

Riko mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, ia tidak mau terjadi apa-apa karena ini adalah kali pertama ia dan perempuan tersebut keluar bersama.

"Pagi ma," sapa Bian semangat.

"Pagi sayang, tumben kamu hari libur gini udah bangun,"

Bian hanya membalas ucapan mamanya dengan senyuman dan kembali ke kamarnya lagi.

Sudah lima menit Bian hanya duduk di kasurnya tanpa melakukan apapun. Bian menghela nafas dan kembali turun ke bawah menemui mamanya.

"Ma," panggil Bian.

Mama Bian yang sedang menonton drama korea hanya melihat sekilas ke arah Bian, "kenapa?"

Bian menggelengkan kepalanya dan ikut menonton dengan mamanya.

"Kamu denger sesuatu gak? Apa suara dari drakornya ya?" Tanya mama Bian bingun.

Bian menajamkan pendengarannya, lalu memukul kepalanya pelan, "Bian lupa,"

Mika menatap anaknya heran, "kenapa sih?"

"Bian ada janji ma sama temen, kayanya itu dia deh. Bian berangkat ya ma,"

Bian mencium tangan mamanya dan berjalan cepat untuk bertemu temannya.

Bian melambaikan tangannya saat melihat siapa yang menunggunya.

"Maaf ya Riko, tadi keasikan nonton," ucap Bian malu.

Riko menganggukkan kepalanya dan membuka pintu mobilnya untuk Bian. Ia menjulurkan tangannya saat Bian akan masuk berjaga-jaga kalau kepala Bian kepentok, kan kasian^^

"Kita mau kemana?" Tanya Bian.

"Ke rumah dulu, ada yang ketinggalan," ucap Riko.

Karena merasa suasana yang canggung, Riko menyalakan musik di mobilnya.

"Ini layar apa?" Tanya Bian sembari menunjuk sesuatu yang tidak asing di mata Bian.

Riko segera membalikkan barang tersebut, "buat jaga-jaga"

Bian seperti pernah melihat layar kecil tersebut, tapi ia tidak ingat dimana melihatnya.

Bian hanya ber-oh saja dan melihat-lihat sekelilingnya.

My HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang