13

6 3 0
                                    

"Maksudnya?"

Arion menunjuk layar ponselnya yang menyala, "kok bisa kepikiran kaya gini?"

Tulisan 'PAKE JAKETNYA, DINGINNN' terpampang jelas di layar ponsel milik Arion, Bian terkekeh pelan, "banyak kok yang kaya gitu"

"Ion!" Panggil Siska sambil tersenyum.

Siska berlari kecil menghampiri Arion dan menginjak kaki Bian, "eh maaf maaf gak keliatan"

Bian menahan rasa sakitnya dan hanya tersenyum, Arion yang melihat segera menggeser Siska dari pinggir Bian, "sakit gak?"

Mana ada orang yang di injek gak kerasa sakit, batin Bian.

Bian tersenyum, "ngga kok, gapapa"

Siska menatap kedua orang didepannya dengan tatapan kesal, ia menarik tangan Arion dan menggenggamnya erat.

Bian yang melihat kejadian tersebut hanya diam, ia bingung harus apa. Mungkin lebih baik ia pergi agar tidak mengganggu mereka.

"Gue duluan ya," pamit Bian sembari tersenyum canggung.

Siska memancarkan senyumannya, kini hanya tinggal dirinya dan Arion.

Arion melepaskan tangannya dari tangan Siska, "gila lo"

Siska kembali menarik tangan Arion dan pergi ke kantin bersama.

Arion masih terus berusaha melepaskan tangannya, walaupun berhasil tentunya Siska tidak akan melepaskannya begitu saja.

Bukan karena Arion ingin berjalan berdua bersama Siska, tapi memang tujuan mereka kini sama-sama ke kantin. Hanya kantin.

Sesampainya di kantin, Arion sibuk menjelajah seisi kantin dengan matanya. Ia menemukan Bian sedang tertawa bersama Riko.

Sial, Arion kalah cepat lagi.

Untungnya meja yang ditempati teman-temannya tidak jauh dari meja Bian, jadi ia masih bisa mengawasi dari jarak yang dekat.

Arion berjalan diikuti Siska dibelakangnya. Arion membalikkan badannya, "cari meja sendiri"

"Meja yang gue mau ada disana," tunjuk Siska tepat pada meja teman-teman Arion.

Arion tidak boleh emosi, ia akan menahannya.

"Lo gak lagi marahan sama Bian kan?" Tanya Oji tiba-tiba.

Arion mengangkat celananya sedikit dan duduk santai, "ngga"

Nanda dan Oji saling tatap, lalu bebarengan mengalihkan pandangannya kepada Siska.

"Apa lo!?" Tanya Siska tak santai.

Oji dan Nanda kembali saling tatap, sepertinya mereka menggibah jalur mata.

"Ion, sekalian pesenin punya gue dong," pinta Siska sok imut.

Nanda menatap Siska tak suka, Derry yang berada disebelah Nanda mulai menjalankan tugasnya agar Nanda diam saja tidak perlu ikut campur.

"Gak punya kaki?" Tanya Arion.

Siska menatap Arion kesal dan berjalan sendiri memesan makanan.

"Lo ngapain ngajak dia sih Ion?" Tanya Nanda.

"Syut," Derry mengeluarkan suaranya.

Nanda menatap Derry kesal, "apaan sih, jangan bikin mood gue jadi turun deh"

Derry menyodorkan susu kotak ke mulut Nanda agar ia bisa kembali diam.

Arion tidak mengubah pandangannya, ia tetap menatap Bian yang sesekali tertawa karena candaan Riko.

My HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang