7

6 4 0
                                    

"Oji sama Derry kemana?" Tanya Bian.

"Latihan," sahut Arion.

"Kok lo ngga ikut?"

"Gue bukan atlet renang, gue kan spesialis lomba sains"

"Kenapa gak ikut renang?"

"Takut pada insecure ngeliat gue sekeren ini," sahut Arion bangga.

"Mau ikut masuk?" Tanya Bian yang melihat Arion selangkah lagi memasuki kelasnya.

"Mau liat aja, minimal nyampe lo duduk,"

"Hus... Hus..... Sana masuk kelas," usir Bian.

"Nyampe lo duduk, baru gue balik"

Bian mendorong Arion pelan, "sana Ion, jangan bikin anak kelas gibah deh"

Arion membalikkan badan Bian dan mendorongnya balik, "masuk-masuk"

Bian membalikkan badannya dan berjongkong, ia mengangkat kepalanya keatas untuk melihat Arion, "gak, sana lo"

Arion menarik nafasnya, "oke"

Setelah Arion melangkahkan kakinya, Bian masuk ke kelasnya.

Arion kembali membalikkan badannya dan sesuai perkataannya ia melihat dari ambang pintu kelas Bian.

Bian menatap ke arah pintu karena merasa pandangannya terganggu oleh seseorang yang sedang berdiri menatapnya sambil melambaikan tangannya, jangan lupa senyumnya yang mempesona membuat seisi kelas menatap Arion terkagum-kagum.

Bian buru-buru menelungkupkan kepalanya di atas meja, mau pulang aja malu, batinnya.

Nanda menyenggol Bian, "aduh aduuu...h"

Bian menengokkan kepalanya ke sebelah kiri, "diem deh"

"Yang abis makan bedua, Kenyang ga tuh?"

"Nasib ngontrak di bumi gini nih, bisanya cuma ngeliat orang uwu-uwuan"

"Pindah ke Mars aja kali ya, di Bumi gak terlalu cocok buat kita"

Celetukan teman-teman kelasnya membuat Bian makin malu.

"Kok mereka tau? Perasaan tadi gue gak liat mereka lewat disekitaran situ deh," Bian hanya berbicara sendiri dan berpikir keras.

"Tunggu, gue ngapain malu? gue udah biasa kaya gini kan? Loh? Gue kenapa?" Tanya Bian pada dirinya sendiri.

"Lo lagi baca mantra?" Tanya Nanda mendekati.

"Iya, buat ngusir kalian ke Mars," sahut Bian santai.

"Jangan bawa nama gue ya"

"Udah disebut diawal"

"Kalo gue pindah ke Mars, lo sendiri dong"

"Ngga lah, gue kan sama Ion," sahut Bian sambil senyum-senyum.

"Pindahin gue sekarang cepet," ucap Nanda yang tidak mau melihat tingkah konyol Bian.

Obrolan-obrolan tidak berguna terus berlanjut sampai akhirnya guru masuk. Semua murid di kelas melanjutkan belajar yang diakhiri dengan bunyi bel pulang.

"Lo kenapa sih?" Tanya Risa sambil memperhatikan gerak-gerik Siska yang sedari tadi malas melakukan apapun.

Siska hanya menggelengkan kepalanya.

"RIKO! HAI!!" Teriak Vega sambil melambaikan tangannya.

Risa memelototi Vega, "ngapain manggil dia sih?"

My HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang