"lari cepetan,"
Seorang murid perempuan berlari sambil memegang sebotol air minum yang tutupnya entah kemana.
Rasa percaya diri sudah ia dapati sejak lahir, mau bagaiamanapun dirinya akan tetap terlihat cantik.
"Kena lo,"
Perempuan tersebut sengaja menabrak seorang perempuan yang sedang berjalan santai seorang diri, ia menumpahkan air botol tersebut ke baju bagian belakang dan menyiramnya dari atas, "eh sorry sorry gak sengaja, gue lagi dikejar, sorry ya,"
Perempuan yang berlari adalah Siska dan sudah dipastikan target Siska adalah Bian.
Siska kembali berlari sebelum Bian melihat wajahnya, ia berbelok ke sebelah kanan dan berjalan sambil tersenyum senang.
Riko yang sedang melihat pemandangan tersebut sempat tertawa sebelum melihat siapa target Siska.
"Pinter banget mantan gue," ucap Riko sembari tepuk tangan dan tertawa.
"Bian!? Aish, Siska sialan," umpatnya setelah melihat Bian membuka kuncir rambutnya agar bajunya tidak terlihat basah.
Riko segera berlari menghampiri Bian sambil membuka jaket yang ia kenakan.
"Pake ini," titah Riko sambil menyodorkan jaketnya.
"Eh, ma-makasih," ucap Bian.
"Rambut lo basah juga?" Tanya Riko sambil memegang atas kepala Bian.
Bian refleks memundurkan badannya, "iya"
"Mau ikut gue gak?" Tawar Riko.
"Kemana?"
Riko menarik tangan Bian pelan, "ikut aja"
"Maaf tapi ini lepasin hehe..," ucap Bian canggung.
Riko menatap tangannya dan melepaskan tangannya dari tangan Bian, "ah iya, maaf"
Riko menaiki tangga yang berada di pinggir perpustakaan, "pelan-pelan naiknya"
Bian menganggukkan kepalanya dan berpegangan pada pembatas tangga di pinggirnya.
"Wah! Wah! Ini!? Wah!" Seru Bian tidak berhenti melihat pemandangan didepannya.
Riko terkekeh pelan melihat kepolosan wajah Bian, pantas saja Arion sangat tidak suka melihat Riko dengan Bian. Jadi ini alasannya, pikir Riko.
Riko duduk di pembatas tembok yang tingginya satu meter dan masih terus memperhatikan Bian.
Bian tersenyum senang melihat pemandangan didepannya, ia tidak bisa berkata-kata. Ini kali pertama ia menginjakkan kakinya di rooftop sekolah.
Rasanya sangat menyenangkan. Angin yang berhembus pelan membuat rambut Bian beterbangan bebas, ia sangat menyukainya.
Bian menatap Riko, "lo sering kesini?"
"Tiap hari?" Sahut Riko sambil berfikir.
Bian menyelipkan beberapa helai rambutnya ke belakang daun telinganya, "enak banget disini"
Mereka berdua sibuk mengobrol sampai lupa kalau jam pulang sudah lewat dari tadi.
"Rambut lo udah kering?" Tanya Riko.
Bian memegang rambutnya, "udah kok, oh iya ini jaketnya gue balikin besok ya,"
Riko tersenyum menatap Bian, "pake aja"
"Mau pulang sekarang?" Tanya Riko yang mendapat jawaban antusias dari Bian.
Bian merasakan hatinya sedang senang saat ini sampai lupa kalau Arion dan teman-temannya sedang panik mencari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Healer
Teen FictionBianika Saram. Bian adalah seorang perempuan cantik, cerewet dan petakilan tapi berbeda kalau bertemu dengan orang baru, pemalu. Bian hidup dengan terikat pada masa lalunya. Bian rasa perilaku orang di masa lalunya sangat tidak mungkin bisa hilang b...