Jaemin berjalan perlahan ke arah dimana dia melihat punggung tegap pemuda yg ia cintai dulu.
Menepuk punggung itu membuat sang empu sadar dan berbalik.
Pelukan hangat langsung ia dapatkan ketika pemuda itu berbalik, memeluknya erat sampai membuat nya hampir saja terjatuh dengan tubuh nya yg kian kurus jika saja pemuda itu tidak menahan pinggang nya.
"aku kangenn"suara manja yg sering ia dengar dulu kembali hadir menyapa telinganya.
Tersenyum lebar, Jaemin mengelus rambut halus pemuda itu.
"Aku juga"hampir saja air matanya menetes dari matanya jika saja ia tidak menahan nya.
Ini bukanlah pertemuan untuk pertama kalinya setelah lama tak bertemu, ini adalah pertemuan terakhir dimana siapa saja yg mengetahui itu tidak akan bisa Menahan tangis nya.
Berusaha untuk tegar, jaemin melepaskan pelukan Haechan lalu menatap sayang netra Haechan.
"Kumohon jangan merindukan aku.."baru beberapa kata singkat yg bisa membuat air mata Jaemin Terjatuh, Menahan senyumnya meski dirinya tak kuasa menahan air mata.
"A-apa maksudmu?"Haechan melihat air mata itu terjatuh seakan akan ada yg buruk terjadi.
Menghapus air mata itu dengan lembut,Haechan mengelus pipi yg menirus tidak seperti 5 tahun yg lalu tarkahir ia bertemu.
"Kau ingin tahu alasanku meninggalkanmu?"Jaemin mati²an menahan suara nya agar tidak bergetar.
"Tidak,aku tidak peduli alasanmu Jaemin..,"Jawaban yg tidak sesuai dengan ekspetasi Jaemin membuat dirinya semakin urung untuk meninggalkan Haechan selamanya.
"hiks..kau harus tau haechan,a-aku di diagnosa mengidap kanker otak dari 5 tahun yg lalu dan sekarang hiks..–"Jaemin tidak bisa menahan air matanya yg terus mengalir,tidak sanggup lagi untuk melanjutkan ucapannya.
"hiks,aku gagal menjalani operasi hiks..hanya beberapa Minggu waktuku untuk bertahan,Haechan hiks"ucapan Jaemin membuat Haechan membelalak tidak percaya.
"Jaemin-a , jangan bercanda,oke?"Haechan hanya mendapat gelengan tidak setuju dari Jaemin.
"Tidak hiks, Haechan tolong jangan membuat masalah lagi..hiduplah dengan baik,nee?"Jaemin menghapus air mata nya yg terus mengalir,mencoba meyakinkan Haechan.
Haechan tidak berucap apapun,segera membawa tubuh Jaemin kedalam pelukannya lagi, memeluk erat seolah tidak ada hari esok.
"Jangan tinggalkan aku Jaemin..,"permintaan haechan membuat Jaemin semakin terisak keras di pelukan Haechan.
Permintaan mudah yg tidak bisa ia lakukan untuk Haechan teman kecilnya.
"Maafkan aku..,maaf haechan-ah"bisik Jaemin pelan dengan nada yg bergetar.
———
"Aku akan mengantarkan mu pulang,ya?"Haechan sedari tadi membujuk Jaemin untuk pulang bersama nya saja karena kemungkinan itu adalah terakhir kalinya mereka bertemu.
"Aku bisa pulang sendiri Haechan,"Jaemin dapat melihat ke khawatiran di mata Haechan.
Bukan karena apa Jaemin tidak mau diantar pulang,hanya saja dirinya ingin Haechan terbiasa jika tiba² ia meninggal kan Haechan.
"Ayolahh~"entah kenapa Jaemin merasa tidak kuat melihat mata memelas itu.
"Baik, baiklah tidak usah seperti itu,kau sudah besar haechan- ah"Jaemin mencubit pipi Haechan.
"Hahaha,kajja!"haechan mengandeng tangan Jaemin dengan lembut.
Mereka berdua berjalan ke mobil nya Haechan,anggap saja Haechan sedang membolos sekarang karena seharusnya ia sedang ada di dalam kelas dan mengikuti pelajaran jam pertama.
Jaemin memperhatikan tangannya yg digenggam erat oleh Haechan, senyuman kecil terbentuk di wajah Jaemin.
"Silahkan masuk tuan putri"Haechan membukakan pintu mobil nya untuk jaemin.
Jaemin mendengus geli sembari memukul pelan bahu Haechan "terimakasih pengawal ku"balas Jaemin dengan wajah mengejek.
"Iyaa,pengawal cinta kan ?"goda Haechan yg membuat raut wajah Jaemin cemberut.
"Ihh, Haechan!"belum sempat Jaemin protes pintu mobil nya sudah ditutup oleh Haechan.
Haechan berjalan ke sisi pengendara,membuka pintu dan langsung mendapati wajah cemberut Jaemin .
"Jangan terlalu menggemaskan"Haechan terkekeh,menarik tangan Jaemin untuk ia genggam.
Jaemin melirik sekilas lalu Tersenyum tipis dan berkata "aku tidak menggemaskan"cicitnya kecil dengan pipi yg memerah malu.
"Tidak apanya? Lihat ini"Haechan mentoel² pipi memerah Jaemin.
"Aishh sudah lah" Jaemin memalingkan mukanya yg semakin memerah padam.
Haechan kembali terkekeh gemas lalu mulai menyalakan mobilnya dan pergi dari area sekolah,
Tangannya bahkan masih setia menggenggam tangan Jaemin."Jika nanti aku merindukan mu..,apa yg harus ku lakukan?"ditengah perjalanan Haechan bertanya pada Jaemin.
"Apa lagi? Bukannya kau sudah terbiasa merindukan ku?"
"Jaemin,aku serius"Jaemin tertawa kecil mendengar nya.
"Entahlah, memangnya kau siapa sampai merindukan ku?"ucap Jaemin membuat Haechan menoleh sebentar lalu kembali meluruskan pandangan nya.
"Kekasihmu"Haechan mengecup punggung tangan jamein yg masih ia genggam.
"Jika begitu hapus rumor itu Haechan,"Jaemin menatap dalam Haechan yg diam.
"Rumor?"
"Ya,rumor tentang Mark"Jaemin mengangguk sedikit lalu Memperhatikan Haechan yg menghela nafas.
"Tau darimana?"tanya haechan tanpa melihat lawan bicara.
"Dari ponsel,itu mulai tersebar luas"Ucap Jaemin.
"Aku akan menghapus nya"jaemin tersenyum ketika mendengar itu.
"Terimakasih–"
/Brakk!!!
Tbc.
Thanks untuk kalian yg nge vote dan baca cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
"My Teacher." || Nomark[✓]
FanfictionLee Jeno, lelaki dewasa berpawakan tinggi tegap berusia 32 tahun. di usia nya saat ini dirinya tidak memiliki niat untuk memiliki kekasih apalagi istri. walaupun sudah mapan tapi tidak ada yang menarik selain pekerjaan menurut nya. hingga ia bertemu...