11

6.5K 503 7
                                        

Ponsel Haechan ditarik kasar oleh Jeno yg datang dari belakang, Haechan tersentak kaget ketika ponselnya direbut oleh Jeno padahal dirinya masih sibuk Ber telponan dengan Jaemin.

"Apa apaan kau!? Tidak ada yg mengizinkanmu masuk ke kamarku!"Haechan menatap tajam Jeno.

"Kenapa? Kau disini bersikap seolah tidak ada apapun yg terjadi sedangkan rumor itu mulai tersebar luas karenamu,bedebah!"Jeno berteriak nyaring membuat kakaknya terbangun lalu menghampiri kamar anaknya.

Ini sudah tengah malam,dan tentu semua orang sudah beristirahat tapi Jeno malah berteriak.

"Lee Jeno! Berhenti membuat keributan di rumah ku"kakaknya aka Lee Taeyong menatap tidak suka atas kehadiran jeno.

"kenapa kau selalu membela anak dan wanita murahan yg telah mengecewakanmu!!?"ucapan Jeno membuat taeyong terdiam.

"Sadarlah Hyung..,dia bukanlah anakmu dan wanita itu tidak mencintai mu"Jeno berucap lemah namun tegas.

"Appa! Aku sudah bilang bahwa dia tidak berhak mencampuri urusan ku!"ujar Haechan yg merujuk pada Jeno.

"Diam Lee Haechan!"interupsi dingin dari taeyong membuat Haechan yg berniat bersuara kembali terhenti.

"Jeno,pergilah aku akan mengurus keluarga ku"taeyong meminta Jeno untuk tidak membuat masalah lagi walaupun ucapan Jeno jelas sangat benar.

"Kuharap kau bisa mengurus keluarga mu itu dengan baik"Jeno menekan kata keluarga sembari berjalan keluar.

Taeyong memejamkan matanya, merasakan rasa kecewa dan marah itu kembali di lubuk hatinya.

"Bersikap lah lebih dewasa, Park Haechan."Haechan diam menatap ayahnya yg enggan menatap balik,ia tidak menyangka ayahnya akan memanggil namanya dengan marga selingkuhan ibunya.

"A-appa? Apa maksudmu dengan marga park?"taeyong menatap netra Haechan yg berair.

"Ada apa? Bukankah Park Jimin adalah ayahmu?wajar kau menyandang marga park dinama mu"Taeyong menatap sendu namun tajam yg menjadi arti bahwa ia sudah cukup kecewa.

Haechan tidak menjawab, jadi selama ini ayah kandungnya adalah Park Jimin yg sering datang ke rumahnya ketika Taeyong tidak ada dan Seperti sangat dekat dengan ibu,kenapa?kenapa ayahnya lee taeyong Menyembunyikan ini?

"hiks..,a-appa? Kau bukan ayahku??"Taeyong menggeleng mengiyakan mendengar ucapan Haechan.

"Aku bukan appa mu,"dengan ucapan itu Taeyong pergi dari kamar anaknya ralat maksudnya anak istrinya dan ayah kandungnya.

Ibunya kim Yeri yg sedari tadi mendengar pembicaraan suami sahnya dan anaknya hanya diam di balik tembok yg memisahkan dirinya dengan Haechan.

Menutup mulutnya agar suara isakan tangis penyesalan tidak di dengar siapapun, dirinya sangat menyesal karena seharusnya saat itu ia tidak menerima perjodohan dengan Lee taeyong,

Seharusnya saat itu dirinya tidak meminta Taeyong untuk mencoba mencintainya padahal dirinya sendiri Mencintai orang lain,

Ketika Taeyong sudah Mencintai nya dan tidak mau melepaskan nya dirinya malah sedang berselingkuh dengan pria lain,

Jika saja semua itu tidak terjadi mungkin kehidupan anaknya aka Haechan akan normal dan baik² saja.

Taeyong keluar,dia berhenti di depan pintu kamar haechan ketika mendengar suara tangis kecil,menoleh ke samping dan mendapati istrinya yg sedang menahan tangisan.

"Maafkan aku.."lirihan pelan dari istrinya yg hanya dibalas senyuman tulus dari taeyong.

"Tidak masalah,"ucap taeyong lalu ia segera pergi dari rumahnya.

·

·

·

"Akan kubiarkan kau bertemu dengannya"Mark Tersenyum miring menatap Jaemin yg bergetar ketakutan di ranjang rumah sakitnya.

Mark mendatangi Na Jaemin yg mengidap penyakit kanker otak yg membuatnya menghilang selama 5 tahun untuk pengobatan,

Jaemin berniat bertemu dengan Haechan nanti untuk pertemuan terakhir nya sebab kanker nya sudah stadium 4.

"A-apa yg kau lakukan–d,disini?"Jaemin memberanikan diri untuk bertanya padam mark yg dikenal sebagai dominant gila sejak mereka kecil.

"Aku ingin membuat perjanjian denganmu–"Mark memainkan pisau kecil ditangan nya, terkekeh kecil lalu melanjutkan ucapannya.

"Bujuk Haechan untuk menghapus rumor itu bagaimana pun caranya"netra Mark mengintimidasi Jaemin yg tidak berani menatap nya.

"R-rumor apa..?"Jaemin mendongakan wajahnya namun kembali menunduk ketika melihat mata Mark yg menatapnya intens.

"Rumor tentangku"Mark mendekat ke ranajng Jaemin, mengangkat dagu itu agar menatap matanya.

"Mengerti,hm?"Jaemin mengangguk cepat untuk menanggapi nya.

Tertawa geli,Mark melembutkan pandangan nya pada jaemin.

"Terimakasih"mark membungkuk sopan lalu menaruh pisau kecil yg ia mainkan di samping kaki jaemin yg duduk di ranjangnya.

"Hadiah ku untukmu,"Mark Tersenyum lembut pada Jaemin yg menatap pisau itu horror.

"aku mendapat kannya di rumah Jeno dan aku yakin pisau itu sudah sering tertancap di gumpalan daging orang, suatu kehormatan jika kau menerimanya"Mark menampilkan giginya ketika Tersenyum pada Jaemin yg mengangguk kaku.

"Jika kau sudah tak sanggup lagi hidup,kau bisa menggunakan pisau itu dengan baik kan? Baiklah Sampai jumpa~"Mark berjalan ke pintu ruangan sembari melambaikan tangannya tanpa menoleh.

Tbc.

Gw nda mau spoiler buat lanjutannya:v
Sorry for typo!

Bye~

"My Teacher." || Nomark[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang