———Setelah selesai dengan kegiatan mereka tadi,
Mark dan Jeno segera membenahi diri di depan cermin wastafel."Dimana dasimu?"Jeno memperhatikan seragam mark yg sudah lebih rapi.
"Aku lupa membawanya"Cengir mark membuat Jeno Menghela nafasnya.
"Berapa kali kau telah bermain sendiri seperti itu?"Jeno memberi kan isyarat pada mark untuk membantunya memasang dasi.
Mark mendekat ke arah jeno, memasang dasi tersebut ke leher Jeno.
"Ntahlah,aku melakukan itu ketika aku sedang Kesal saja."jawab mark melirik sekilas wajah Jeno yg lumayan dekat dengan wajahnya.
"Kau sedang Kesal?"Jeno menarik mark untuk lebih dekat padanya membuat mark reflek menaruh tangannya di bahu Jeno.
"Y-ya, sedikit"mark mundur sedikit namun Jeno malah semakin memepetkan tubuhnya.
Jeno mengecup bibir mark lembut,lalu merapikan helaian rambut mark yg agak berantakan.
"Kenapa?"tanya Jeno pelan.
"Tidak ada,hanya hal kecil"mark balik Menatap Jeno.
Cukup lama mereka saling tatap dan sama² menyelami netra masing².
"Hm sepertinya ini sudah masuk jam Ketiga dan sebentar lagi jam istirahat,"mark Bersuara di tengah keheningan.
"ya,mari kita keluar"Jeno Merangkul pinggang mark lembut lalu membawanya ke luar Toilet.
Jeno membuka kunci Toilet,berniat keluar bersama mark secara diam² namun seorang pemuda bersurai coklat caramel menghadang mereka berdua atau lebih tepatnya sepertinya Pemuda itu ingin masuk ke Toilet tapi terhenti karena mereka berdua yg keluar berbarengan.
"Jeno ssaem? Mark?"Haechan adalah Pemuda itu ia tampak terkejut terlebih lagi dirinya tidak sengaja melihat tanda merah keunguan di leher mark.
"H-haechan?"mark gelagapan bingung ingin menjawab apa tapi ketika ia menoleh pada Jeno yg terlihat santai.
"Kalian sedang apa?"tanya Haechan.
"Menurutmu Haechan- ssi? Apa yg dilakukan orang di Toilet biasanya?"Jeno balik bertanya pada Haechan.
"Hehe engga gitu cuman.., bingung aja gitu klo mark sama ssaem barengan keluar Nya"
"g boleh ya?emangnya apa yg bisa kami lakukan di Toilet?"Jeno menatap datar haechan yg meragukannya.
"Eh-engga ada sih, Yaudah saya permisi duluan ssaem"Haechan bergegas pergi dan memilih mencari Toilet lain.
Mark berjalan lebih dulu, meninggalkan Jeno yg hanya menatap Nya lalu segera mengikuti langkah mark yg terkesan tergesa².
"Hei,"Jeno menahan lengan mark namun segera ditepis kasar oleh sang empu.
"Apa lagi?"suara Mark Terdengar dingin seolah begitu malas untuk menanggapinya kalo saja Jeno bukan seorang kepsek.
"Ada apa Denganmu?"Jeno terlihat khawatir pada mark,mark memejamkan matanya untuk menahan emosi.
"Tidak."
"Aku tidak bisa dibohongi."Jeno tau bahwa mark berbohong bahwa dia tidak kenapa².
"Tidak ada."
"Mark Lee!"Jeno berucap lebih Tegas.
"Kubilang tidak ya tidak,Brengsek!"emosi mark meledak begitu saja,air matanya perlahan turun karena menahan amarahnya.
Jeno tertegun,mark mengatakan dirinya Brengsek?.
Mark menghapus air matanya, menatap tajam Jeno yg diam dihadapannya."Menurutmu apa yg akan dipikirkan Haechan? Apa yg akan dipikirkan orang jika tau hal itu tersebar!?"Bentak mark dengan suaranya yg bergetar menahan emosinya.
"Mereka hanya akan menyebutku jalang mu,sialan"menatap nyalang Jeno seakan semua yg terjadi adalah salah Jeno.
"Dia tidak memiliki bukti mark,"Jeno berusaha untuk membuat mark lebih tenang
"Kau tidak mengerti bagaimana seorang haechan,,dia adalah orang yg licik jika sudah menyangkut hal privasi milik orang lain bahkan teman sekalipun tidak akan ia peduli kan!"mark rasanya bisa gila jika saja Haechan tau tentang hal itu.
"Aku tidak ingin hidupku hancur hiks,
ssaem-nim tolong jauhi aku."setelah berucap dengan penuh penekanan seperti itu mark segera pergi."Haechan -ssi? Tidak akan kubiarkan dia menghancurkan semuanya"Jeno menyeringai dengan netranya yg menatap punggung mark yg semakin menjauhi Darinya.
Tbc.
Hayo loh, gimana neh??
Mweheheheh:vSee ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
"My Teacher." || Nomark[✓]
FanfictionLee Jeno, lelaki dewasa berpawakan tinggi tegap berusia 32 tahun. di usia nya saat ini dirinya tidak memiliki niat untuk memiliki kekasih apalagi istri. walaupun sudah mapan tapi tidak ada yang menarik selain pekerjaan menurut nya. hingga ia bertemu...