————
Mark bangkit dari duduknya,menaruh beberapa mata uang won di Meja,
Pergi ke arah ruangan Jeno yg berada di lantai atas./Klekk..
Mark membuka pintu memperlihatkan Jeno yg ududk di kasur dan Terlihat termenung menatap lantai.
"Sudah bangun ssaem-nim?"Ucap mark formal membuat atensi Jeno teralihkan.
"Untung saja kau tidak membunuh ku tadi"Jeno tertawa pelan lalu bangun dari duduknya dan berjalan ke jendela kamar yg lumayan luas.
"Ingin Nya sih begitu,tapi nanti tidak ada yg mau bertanggung jawab atas rumor itu"mark tersenyum tanpa arti melihat punggung Jeno yg membelakangi Nya sambil menatap luar jendela.
"Aku akan menyelesaikannya"Jeno berucap dingin lalu mengambil jasnya yg ditanggalkan mark tadi .
Memasang jas berwarna hitam itu dengan dalaman kemeja hitam,matanya tidak mengalihkan pandangan dari wajah mark yg berada tak jauh Darinya.
"Sudah sepenuhnya sadar,eh?"mark tersenyum miring yg hanya dibalas Tatapan datar dari jeno.
"Kau mengejekku,hm?"Jeno berjalan mendekati mark ketika jas sudah terpasang kembali ditubuh Nya.
Mencium bibir ranum mark sebentar namun dalam lalu menatap netra mark bulat mark yg cahaya Nya telah redup berbeda dengan pertama kali ia bertemu dengan mark.
Dirinya berjanji untuk mengembalikan cahaya indah yg sering berkilat dimata mark.
"Kurang ajar"mark menatap malas Jeno lalu mendorong jauh² Jeno darinya.
"Aku pergi dulu,nee?"Jeno Terkekeh lalu kembali mendekati mark yg mendelik Mendengar Nya.
"Pergilah,tidak ada yg melarangmu"raut wajah mark kembali datar.
"Tsundere"Ejek Jeno sebelum pergi yg hanya dihadiahi decihan dari mark.
·
·
·
"Siapa?"Haechan Langsung keintinya ketika ada nomor tak dikenal menelponnya.
" Apa kau mengingat ku,?"suara disebrang sana Terdengar familiar di telinga Haechan,namun ia tidak dapat menebaknya.
"Tidak,aku tidak bisa mengingat mu memang nya kau siapa?"Haechan kembali bertanya dan ia mendengar helaan nafas pelan dari sang penelepon.
"Are you really don't remember your Nana? Echan-ie..,"Haechan terpaku dengan suara lembut yg terkesan sendu itu.
"Jaemin? Kau serius?"Haechan sungguh tidak percaya bahwa sekarang yg menelpon nya adalah pujaan hatinya di masa lalu.
"Tentu haechan-ah.,"Tawaan halus dari Seseorang yg dipanggil Jaemin oleh Haechan menyapa Indra pendengaran Haechan.
"Kau kemana saja?kenapa baru menghubungi ku sekarang?kau tidak tau betapa khawatir nya aku?"tanya haechan bertubi membuat pria manis disebrang sana tersenyum.
"Aku baik² saja,dan aku akan menemuimu di sekolah"Jaemin mencoba menenangkan Haechan.
"Sekolah mana?"Haechan tidak mengerti di sekolah mana Jaemin ingin bertemu dengannya.
"Haha.. kau masih sama seperti Echan yg dulu,tentu saja sekolahmu Haechan"orang disebrang sana tertawa yg hanya dibalas dengusan dari Haechan.
"Sama apanya maksudmu?"dahi Haechan Mengernyit heran.
"Masih sama² bodoh"Jaemin lagi² tertawa riang yg terdengar lembut bagi haechan.
"Cih,kau masih sama jahatnya seperti dulu"Haechan terkekeh geli Mengingat masa kecilnya dulu.
"Eyy,aku tidak sejahat itu"elak Jaemin diikuti tawanya.
"Pembohong kecil"ucap Haechan gemas sendiri dengan tingkah laku Jaemin yg ia yakini saat ini begitu lucu.
Tbc.
Hai-!
Bagaimana hari kalian?
Kuharap hari kalian baik:)
Hwaiting!See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
"My Teacher." || Nomark[✓]
FanfictionLee Jeno, lelaki dewasa berpawakan tinggi tegap berusia 32 tahun. di usia nya saat ini dirinya tidak memiliki niat untuk memiliki kekasih apalagi istri. walaupun sudah mapan tapi tidak ada yang menarik selain pekerjaan menurut nya. hingga ia bertemu...