07%

2K 226 61
                                    


Cumbuan merayu serta elok tubuh yang berhimpitan disebuah ruangan tak terlalu luas membuat suasana membara di setiap jengkal atmosfir didalam nya. Meja kayu berhias komputer, berkas berkas kontrak juga beberapa peralatan besi tergeletak tak mereka, dua insan yang terbakar panas suhu harian juga nafsu di pangkal otak seakan akan tak mempermasalahkan Riak bunyi obeng dan beberapa kertas berjatuhan.

Sosok bersurai hitam pekat itu dengan semangat melahap bibir merah membengkak yang sejak sekian Menit lalu ia berikan afeksi berlebih setelah dengan sengaja sosok bersurai keperakan itu goda dengan tingkah nakal nan manja seperti para tuna susila yang membutuhkan sentuhan dimana mana. Manis Cherry ia sesap bahkan dari sudut sudut bibir berhias Saliva yang tak ia hiraukan. Semua yang berasal atau dimiliki sosok ini cantik. Cantik rupawan tubuh elok, mata sayu penuh godaan, bibir merona dan semanis permen kesukaan, surai halus berkilauan, juga suara serak mengundang hasrat membuat nya bergema setiap ia menyentuh kulit empunya.

Tubuh yang sejak setengah jam lalu ia himpit diatas meja dengan kedua tangan sosok bersurai hitam di kedua sisi tubuh mengunci pergerakan nya, ia terkurung tenggelam dengan bahu lebar sosok maskulin rupawan diatas nya, pasrah namun ia menyukainya. Ia bagaikan penggoda bersama tuan nya, jari jemari ramping nya jelajahi surai hitam yang agak basah karna keringat mencengkram nya membawa kepala berwajah tampan bak dewa yang menghanyutkan sesapi penciuman nya ke arah leher jenjang yang menyambut dengan suka cita.

Kode itu diterima baik dengan sebuah hisapan serta jilatan basah dan sekarang menguat membuat suara laknat keluar dari belah bibir nya, tanda tanda perbuatan mereka tercetak indah di leher putih yang sebelum nya tampa noda. Deru nafas serta dada yang bergerak ribut mengais oksigen yang tadi terasa menipis oleh perbuatan keduanya ia kais dengan rakus nya, kepala bersurai hitam menjauhkan sedikit kepala nya demi menatap mata cantik keunguan yang bagi sosok bermata jelaga selaras dengan surainya mengandung racun.

Matanya bertatapan mengandung makna, dengan santainya menghias senyum tipis menggoda kearah si surai keperakan yang berantakan dibuat nya. Tatapan kesal sosok itu layang kan mengundang tawa renyah sang dominan yang gemas akan tingkah nya. Dengan mudah tangan nya menengkup pinggang dan paha sosok cantik itu untuk ia angkat kegendongan. Berjalan memutari meja dan duduk di kursi seharusnya ia berada menyelesaikan tanda tangan kontrak dengan beberapa acara serta perusahaan otomotif namun sosok cantik di pangkuan nya lebih menggoda, ia bisa urus itu nanti saja.

"Cantik..."

Katanya sambil kembali sesapi aroma memabukkan candunya, sandalwood menyeruak di penciuman menyatu dengan aroma marine musk yang kuat milik nya. Candu sebenar nya sosok jelaga bukan lah berbatang Batang nikotin terbakar yang ia konsumsi setiap harinya kala senggang namun juga sosok cantik ini, yang memang benar adanya sebagaimana namanya bermakna.

Sosok yang di puji puja oleh tingkah dan kata malah memutar matanya malas, terlalu sering mendengar dan terlalu biasa dia alami bersama sosok dominan ini namun entah mengapa setiap sang dominan berucap setiap itu pula detak nya menggila dengan wajah terbakar memerah.

Wakasa imaushi mengutuk sosok pemilik mata serta surai kelam yang membuat nya menggila.

"Harus berapa kali sehari kau memanggil ku begitu" kata wakasa sesudah menetralkan nafas nya yang habis ia bagi dalam ciuman bersama sosok ini

"Berkali kali. Karna kamu memang cantik, itu kebenaran asa" katanya sambil melebarkan seringai menggoda

Wakasa yang digoda tak tinggal diam, kakinya naik menekuk hingga ujung ujung kakinya menyentuh perut berbentuk lekuk otot milik si jelaga, naik juga menyentuh dada kencang bidang yang ia sering sandarkan kepala nya disana saat memeluk, naik hingga melewati bahu membuat nya membuka lebar kaki nya dengan satu kaki dibahu membuat paha putih kaki berlapis celana pendek hitam kontras dengan kulit salju lembut yang ia punya.

N I E R V A N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang