16 - Membuat Muffin

881 133 28
                                    

Typo? bilang ok..
(AuthorPov)

5 Years Later...

     Setelah lima tahun ini banyak yang berubah, mulai dari kita yang sekarang sudah menjadi petani padi terkenal di hyogo.

     Dan (name) yang sudah menjalani pendidikan sarjana selama empat tahun pada jurusan tata boga, dia kini sudah menjadi baker melanjutkan usaha ibunya.

     Walaupun hanya memiliki satu toko saja, namun pesanan catering tidak main main banyaknya setiap hari.

     Karena dia sudah belajar waktu kuliah dulu, cara pembuatan juga penyajian yang dapat menarik pelanggan.

     Memang seperti mimpi saja, namun usaha tidak pernah mengkhianati hasil.

     Sejak kecil dia memang sudah menyukai yang namanya memasak, makanya saat lulus sma dia langsung mendaftar di perguruan tinggi pada jurusan tata boga.

     Banyak tetangga (name) yang bilang, sayang sekali dia tidak melanjutkan pendidikannya padahal bisa saja dia menjadi chef.

     Tapi (name) menolaknya dia lebih baik menjadi baker saja, walaupun keuntungannya tidak sebanding tapi itu sudah lebih dari cukup.

     Dibalik kerja kerasnya itu juga ada ibu dan ayahnya yang selalu mendukungnya begitu juga dengan kita yang menemaninya selama lima tahun itu.

Sosweet uhh.

     (Name) sekarang sedang menumpuh kedua lengannya di kitchen island didapur sambil melihat kita yang sedang duduk di hadapannya.

"jadi? kamu ingin membuat apa?" tanya kita

     (Name) terdiam sejenak untuk memikirkan kue apa yang ingin dia buat dan tidak lama terpikirkan lah suatu ide.

"bagaimana kalau muffin coklat? kita san mau?" tanya (name)

     Kita pun menumpuh dagunya dengan telapak tangannya, itu bukan ide yang buruk.

"jika kamu mau sudah pasti aku juga sama, lagipula aku ingin merasakan muffin buatan mu" kata kita

     (Name) langsung terdiam mendengar kata kata kita, padahal dia ingin membuatnya berdua dengan kita.

Biar romantis.

"lho? aku tidak ingin membuatnya sendiri.. aku ingin membuat nya bersama kita san" kata (name)

"eh? aku juga ikut buat?" tanya kita

"harus!" kata (name)

"yasudah" kata kita

"yeay!" senang (name)

      Kita pun berdiri dari duduknya kemudian berjalan dan berdiri disebelah (name).

"baiklah kalau begitu-- kita san ambil bahan basah dan aku yang keringnya" kata (name)

"oke" kata kita

     Mereka berdua pun mulai berpencar di dapur rumah (name) yang bisa dibilang agak luas.

     Mencari di lemari, laci dan juga kulkas kemudian menaruh semua bahan bahannya di atas meja.

     Sesudahnya (name) pun mengambil dua apron yang tergantung di dinding dan memberikannya satu pada kita.

"tidak, aku yang warna ini saja" kata kita

"eh?" gumam (name)

     Kita langsung mengambil apron berwarna putih dari tangan (name) dan ketika kita memakainya membuat dirinya sangat bersinar disana.

First Sight [ Kita Shinsuke x Readers ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang