15 || Kekacauan

28 7 0
                                    

Selamat membaca Vren!

_____

Geon hanya bisa berpasrah dengan olahan martabak yang Abe buat, seharusnya dia tidak membiarkan Abe melakukan hal itu sendirian. Walaupun ditemani Alangka, tetap saja hasilnya sama. Namun, saat ia akan melanjutkan olahan martabak gagal yang Abe lakukan Olan juga ikut berulah.

"Ge, ini gimana kok meledak semua?" teriak Geon histeris karena popcorn yang ia buat terus loncat dari teflonnya.

Geon mengacak rambutnya frustasi, "Apa lagi ya allah!" keluhnya frustasi.

Saat Geon menghampiri tempat Olan memasak popcorn ia hanya bisa tercengang, dengan cepat ia mengambil spatula di sana dan memukulnya tepat mengenai kepala Olan, "Tutupnya mana bego! yang ada tuh popcorn ilang tinggal teflon doang!" Geon sangat bingung akan ulah random teman-temannya saat ini.

Olan menepuk jidatnya keras, "Astaghfirullah tuhan yesus, kayaknya gua lupa bawa tutup teflonnya deh," ujarnya yang tidak sadarkan diri.

"Antara toleransi lo yang tinggi atau agama lo yang ganda sih, serius gue nanya?" Gala ikut bersuara akibat ucapan Olan.

"Emang gue ngomong apaan?" tanya Olan bingung.

"Yang biasa gue sebut saat gue kesandung, Lan," ucap Abe dengan percaya diri

"Halah, bukannya kebun binatang yang sering lo sebut," ejek Catka yang tidak terima akan ucapan Abe.

"Jangan bongkar aib gue deh, setidaknya gue ingin terlihat alim di depan Olan."

"WOY, BUKAN SAATNYA UNTUK BERDEBAT!" geon benar-benar ingin menghilang saat itu juga, "Alangka, di rumah lo ada tutup teflon nggak?"

"Ada kayaknya,"

"Pliss gue nggak butuh kayaknya, cepet lo ambil sekarang!" Alangka pun berlari masuk ke dalam rumahnya, menuju ke dapur dimana tutup teflon itu berada.

Namun, karena ia sangat jarang untuk masuk ke dapur ia sangat bingung dimana Mbok Sri meletakkan teflon beserta tutupnya. Alangka pun mulai mencari di sebarang tempat dengan usahanya.

"Ya tuhan ini gimana popcornnya masih meledak!" ricuh Olan masih histeris.

"Ini gimana sih, popcornnya pada lari ke daster gue! yang ada daster gue berminyak woy!" keluh Catka.

"Lo kira muka tuh daster, berminyak segala!" Gala ikut menimpali.

"Gal, gue curiga deh sama Alangka. Kenapa lama banget tuh anak ngambil tutup teflon doang," ujar Geon khawatir.

Tanpa babibu Gala langsung meletakkan gitar miliknya dan lari kedalam rumah. Ia sangat terkejut mendapati Alangka yang menjadikan dapurnya seakan kapal pecah, "Stop!" ujarnya dingin.

Mendengar suara dingin Gala, Alangka pun langsung menghentikan kegiatannya. Gala maju mendekat ke arah dapur dan mengambil tutup teflon yang berada di gantungan, "Lo buta?" sarkas Gala dengan menunjukkan tutup teflon iku di depan wajah Alangka.

"Aku nggak tau bentuk dari tutup teflon." jawab Alangka polos.

Gala sangat tidak bisa mengekspresikan dirinya sekarang, "Terus ngapain lo mau ngambil tutup teflon kalo bentuknya aja nggak tau!" desis Gala kesal.

"Iseng aja."

Bahkan dengan jawaban kedua Alangka, Gala sudah tidak dapat berkata apa-apa lagi. Dia sangat bingung dengan wujud manusia yang sangat langka ini. Tanpa membuang waktu dia pun langsung membawa tutup teflon itu untuk keluar, "Nih tutupnya." ujar Gala saat sudah berada di luar.

Namun yang ia dapatkan adalah tatapan tajam Geon.

"Kenapa lo?"

"Kenapa sih gue harus punya temen-temen kayak mereka!" Geon hampir menangis dengan kalimatnya.

ALANGKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang