4 || Catka dan Dagangannya.

63 7 3
                                    

Happy reading....

Deruman demi deruman motor memenuhi gendang telinga Gala yang saat itu tengah asik bermain ponsel di dalam kamarnya. Dia bahkan menutup matanya dalam seketika itu, mengertakkan deretan giginya karena kesal. Tanpa melihat ke jendela Gala bahkan sudah paham siapa ulah di balik suara itu. Dia pun bergegas turun dari ranjangnya dan menuju ke bawah. Saat itu dia berpapasan dengan Alangka yang juga terganggu oleh suara beberapa motor di luar. Gala tidak menghiraukan itu dan langsung bergegas keluar dengan sapu di kedua tangannya.

"BERHENTI! ATAU GUE LEMPAR NIH SAPU KE ARAH LO SEMUA!" suara lantang Gala mampu menghentikan suara motor yang semula ramai.

Disana, Gala dapat melihat keempat temannya yang sedang tersenyum tak bersalah di atas motor.

"Gue kira lo tidur, mangkanya gue buat rame supaya lo bangun." Abe membuka pembicaraan setelah memarkirkan sepeda motor miliknya.

"Alang sorry ya, gue ikut-ikutan mereka aja kok," Olan mencoba meminta maaf kepada Alangka yang saat itu berdiri di samping Gala. Alangka hanya tersenyum ramah.

"Sama gue engga?" tunjuk Gala kesal kepada dirinya.

"Yaelah bapak ngiri bae, nganan sekali-kali." ledek Geon yang langsung di beri pukulan oleh Catka.

Saat Olan dan Abe akan masuk kedalam rumah suara Catka mampu menghentikan langkah mereka berdua.

"Temen setan! bantuin napa!" teriak Catka yang terlihat masih belum turun dari atas motornya.

Geon yang membonceng dirinya hanya bisa terlihat pasrah, "Lo sih nggak mau rugi, udah tau mau nongkrong masih aja bawa jualan." ketus Geon.

"Itu namanya minum air sambil menyelam, bego!"

Geon memutar bola matanya malas, "Udah nyolot salah lagi!" ujar Geon mengerutu.

Dengan terpaksa Abe dan Olan memutar kembali badannya dan membantu membawa tas segede gaban yang telah di bawa Catka kerumah Gala. Sudah pasti isinya dagangan daster macan best seller.

"Pokoknya lo harus kasih gue komisi 50 persen!" ucap Abe yang saat itu bersusah payah membawa tas Catka.

"Sumpah lo mata duitan, sama temen sendiri lo, Be. Emang masih kurang uang dari janda?"

Ucapan yang dilontarkan Catka mampu membuat semua orang yang berada di teras tertawa.

"Anjir, janda bukan sembarang janda woy!" Geon ikut menimpali dengan kegirangannya.

"Jangan lebih menggoda, iya ngga, Be" Olan menggoda Abe dengan menaik-naikan alisnya ke atas.

Sesampainya di dalam Abe langsung terduduk lesuh karena tenaga dia yang telah terkuras karna dagangan Catka. Nafasnya naik turun memburu. Tiba-tiba Alangka datang dengan air mineral di tangannya.

"Ini, Kak," Alangka menyodorkan air tersebut kepada Abe yang terlihat sangat kelelahan.

"Ya ampun Alang, lo emang manusia yang punya hati di sini." puji Abe yang langsung meneguk air mineral yang di berikan Alangka.

Bersamaan dengan itu Gala melempar bantal persis mengenai kepalanya sehingga membuat air yang dia minum sedikit berceceran ke lantai.

"Lo kira kita semua nggak punya hati!" ujar Gala tak terima.

"Terus kenapa lo semua diem aja saat gue merasa kesusahan, dan kalian tidak berinisiatif untuk mengambil minuman seperti yang di lakukan oleh Alangka, apakah itu yang di sebut mempunyai hati kawan?" Abe berucap dengan mendramatisir keadaan.

Geon juga melakukan hal yang sama, melempar Abe dengan bantal di hadapanya, "Lo kira kita semua babu lo!"

Saat itu juga mata Abe bertemu dengan mata Catka yang hanya berdiam diri tanpa membantu dirinya. Padahal biang sebenarnya ada pada Catka, andai saja dia tidak membawa dagangannya kesini pasti ini semua tidak akan terjadi. Tatapan tajam Abe membuat Catka mengerti akan cowok itu, pasti setelah ini Abe akan menerkam dirinya.

ALANGKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang