25 || Roti Kadaluarsa

31 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Lo sengaja buat Alangka celaka?"

Awal pembicaraan mereka yang membuat Gala mengernyit bingung akan tuduhan yang dilayangkan oleh Abe.

"Maksud lo apa?"

"Lo nggak usah ngelak lagi deh, Gal. Roti yang dari lo waktu itu kan yang udah buat Alangka masuk rumah sakit hari ini?"

Gala terlihat tersenyum remeh. "Bisa nggak lo nggak usah nuduh gue?"

"Nggak bisa. Karena itu udah jelas-jelas lo!"

Gala menatap ke arah Abe yang terlihat kecewa kepada dirinya. "Be, gue emang benci sama dia. Tapi cara membuat dia celaka itu bukan cara gue!" final Gala lalu pergi meninggalkan Abe sendiri. Ada sedikit hasrat kecewa yang Gala rasakan terhadap sikap yang ditunjukkan Abe saat ini. Padahal, Abe salah satu orang yang mengenalnya baik luar dan dalam. Tapi kenapa dia bisa menaruh fikiran negatif seperti sekarang.

Gala menuju keruangan tempat Alangka dirawat. Saat dia memasuki ruangan tersebut dia melihat Alangka yang akan turun dari atas brankar yang sedang ia tempati.

"Lo mau kemana?"

Alangka sedikit mendongak untuk menatap ke arah Gala yang saat ini menuju ke arahnya. "Aku baik-baik aja kak, aku mau pulang aja." ucapnya.

Tanpa ia duga Gala justru menaikkan kakinya yang semula akan menapak ke lantai. "Bisa nggak lo hargai perjuangan gue untuk bayar rumah sakit lo!"

"Perhitungan banget!" gerutu Alangka pelan. Namun Gala dapat mendengarnya dengan sangat jelas.

"Perhitungan sama nyawa lo. Inget lo hanya punya nyawa satu. Nurut aja napa sih!"

Ketika itu Alangka terdiam. Mencerna setiap kata yang Gala utarakan untuknya. Bersamaan dengan itu Abe, Olan beserta Geon dan Catka juga ikut memasuki ruangan tempat Alangka dirawat.

"Lho, kalian nggak sekolah?" Alangka terkejut melihat empat sekawan yang juga berada disana.

"Kalo gue jawab sekolah juga salah, lang. Nanti lo kira kita arwah lagi," gurau Geon menjawab.

"Kok kalian tau?"

"Noh bapak Gala heboh saat lo pingsan tadi. Semua orang dia hubungin." ujar Olan menjelaskan. Membuat Alangka menatap Gala hampir tak percaya. Gala yang batu perlahan sudah mulai runtuh perlahan.

"Lo nggak papa kan?" Catka mendekat ke arah brankar Alangka.

"Enggak kok, Kak. Aku baik-baik aja."

"Hem," Abe terdengar berdehem seakan ingin memulai ajuan pertanyaan. "Lo makan roti yang Gala kasih waktu itu?"

Bukan hanya Alangka yang kaget saat Abe mengatakan hal itu. Keempat temannya tak terkecuali Gala juga sangat kaget mendengar pertanyaan yang Abe lontarkan tanpa melihat kondisi yang terjadi saat ini.

ALANGKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang