7. 🥀+

511 9 0
                                    

Gadis cantik yang tengah duduk bersandar dikepala ranjang itu sedari tadi hanya berdiam dengan air mata yang terus saja keluar

Dia mengingat kejadian kemarin yang membuat dirinya sakit hati kembali. Dimana pada saat itu

Flasback on

Dirinya saat itu tengah menulis cerita nya kembali. Dirinya juga sedang memikirkan bahwa dirinya akan sembuh kembali kalau dirinya rajin untuk chek up

Plak

Sebuah  tamparan dan jambakan mengenai dirinya membuat dia yang tengah melamun langsung tersadar oleh rasa sakit itu. Dilihat nya ternyata sang kaka yang telah menampar dirinya. Dia berpikir 'apakah  dirinya melakukan kesalahan?'

"Sakit ka!" Lirih gadis itu pelan. Tetapi sang empu yang melakukan itu hanya menatap sang adik dengan datar

"Buat apa si lo nulis nulis gituan gak berguna tau gak! Udah beban otang tua, kerjaan nya nyusahin lagi" ucap pedas kepada sang adik. Ingatkan lagi kepada dia bahwa dirinya pun juga beban keluarga

"Kenapa si lo ngambil simpati mama? Lo gak puas merebut semuanya yang gue punya? Lo gak inget, lo yang udah buat gua terkena penyakit serius"

Tiara memandang sang kaka yang menampikan raut wajah yang menampilkan emosi seluruhnya. Padahal niatnya dia hanya ingin berbagi kebahagiaan dirinya. bahwa dirinya akan bisa berjalan sebentar lagi. Tetapi kenapa tania berpikir bahwa dirinya mengambil semua yang dia punya?

"Gara-gara lo, kemarin mama cuekin gue ya! Apalagi semalem waktu mama tiba-tiba ngajak lo makan bareng, mana disuapin lagi. Kenapa si lo pengen ambil seluruh perhatian mama untuk lo semua gitu?"

Tiara ingin menjawab tetapi tania selalu saja memotong apa yang ingin disampaikan tiara sehingga dia memilih bungkam

"Kaka sadar gak si, kaka terlalu serakah untuk semua perhatian keluarga ka. Aku juga butuh kasih sayang ka? Selama ini ak-"

"DIEM! Lo lupa bahwa kata dokter gua divonis hidup tidak lama lagi. Jadi apa salahnya lo tahan sebentar setidaknya sampai gue mati! Atau lo emang pengen gue cepet-cepet mati ya?!" Tania mengatakan itu semua dengan air mata yang mengalir

"Gak gitu ka, maaf" pada akhirnya tiara hanya bisa meminta maaf atas semua dan ambisi nya bahwa dia akan sehat kembali

"Seenggaknya kalau gue mati lo bisa menikmati semua yang ada dirumah ini! Lo bisa gak si ngalah dulu untuk gue? Biar gue mati dengan tenang"

"Jangan ngomong gitu ka. Aku nyakin ka-"

"Apa lo nyakin apa? Gue gak bakalan sembuh bajingan!! Dan itu semua gara gara lo, dan lo mau mengambil semuanya gitu aja?!" Tania melayangkan lagi jambakan dia untuk tiara yang notabenya adiknya sendiri

"Maaf aku tidak akan dekat lagi dengan mama"

"Bagus. Gue mau lo tidak usah terapi lagi, buang buang duit aja tau gak lo!" Tiara menatap sang kaka yang mengucapkan itu tentu saja dia terkejut. Apakah keinginan dirinya yang ingin berjalan juga harus mengalah?

"Tapi.."

"Gak ada tapi tapian!"

Mata tiara berkaca kaca melihat tania. tetapi tania malah menampar dirinya sendiri bahkan tania membuat baju dirinya digunting sendiri yang kebetulan saat itu ada gunting dimeja belajar nya tiara. Bahkan tania juga memotong rambutnya sendiri abstrak. Tiara melihat itu semua syok dia menangis dengan membengkap mulutnya sendiri

"Lo akan lihat apa yang akan terjadi sama lo! Lo mau kan mama gak ada dipihak lo lagi? Jadi turutin gue!"

Setelah mengucapkan itu tania pergi dari kamar tiara yang saat ini masih syok. Bahkan keringat dingin langsung menyerangnya. Serta jantung yang berdetak lebih cepat

Tak tak tak

Suara sepatu hells menggema dilorong lantai itu. Membuat tiara pucat pasi. Benar saja tidak lama pintu didobrak  disana ada sang abang, sang ayah bahkan tania serta sang ibu

"Anak sialan!! Sini kamu!"  Teriakan dari sang nyonya yang notabenya adalah ibunya sendiri dengan emosi berjalan menghampiri tiara yang saat ini sudah pucat pasi

Plak

"Diajarin siapa kamu bertindak kriminal seperti itu sialan!" Teriak sang ibu dengan tatapan menusuk. Disana dia melihat tania yang tersenyum smirk, bahkan sang ayah dan abangnya hanya menonton

"KETERLALUAN KAMU ANAK CACAT. NYESEL SAYA LAHIRAN KAMU SIALAN TIDAK BERGUNA!" Tiara hanya bisa diam saat dirinya dicaci maki kembali

Plak

Plak

Tiga tamparan sudah tiara dapatkan. Perih dan kebas rasanya. Karena tamparan dari sang ibu tidak main main. Tiara sudah menebak apa yang selanjutnya akan terjadi. Ibunya mengambil sebuah gunting yang dia nyakin akan mengunting rambutnya. Bahkan disana tania dan abangnya tidak berniat menolongnya. Sedangkan sang dady keluar begitu saja

Benar saja. Sang ibu langsung saja menggunting ranbut panjang milik tiara dengan asal asalan tidak berbentuk. Tetapi syukurnya hanya bagian bawahnya saja. Tiara gadis rapuh itu hanya menangis  dan memohon apa yang dilakukan oleh sang ibu. Kali ini dres yang dipakai milik tiara sudah robek terbelah menjadi dua sontak saja tiara lansung menutupi dirinya yang sudah menyisakan bh dan cd nya

"Ini pelajaran untuk kamu anak sialan!" Sang ibu mendorong tiara agar terjatuh dari kursi roda nya. Tentu saja tania yang melihat itu puas dipelukan sang kaka yang saat ini sedang mencoba menenangkan dirinya

"Ayo putri mamah kita jalan jalan" ajak sang ibu dengan senyum manisnya. Mendengar kata jalan jalan tentu saja tania mau bukan main

Tersisa tiara dan sang abang yang berada didalam kamar itu. Tiara gadis itu masih terisak. Sang abang yang bernama TIAN PRATAMA ZEUS XANDER. Tian melototkan matanya melihat pemandangan didepannya yang menurut dia tidak boleh dilewatkan

Tian laki laki itu langsung saja menutup pintu kamar tiara. ( aku jelasin dulu denah kamar milik tiara. Kalian bayangin ada ruangan yang besar ya untuk ukuran kamar, di bagian agak tengah ada sebuah  lemari hias untuk buku. Jd sebelum masuk ke kamar tiara itu kita akan melihat pemandangan sofa dan meja setelah melewati itu baru kamar tiara. Paham kan ya?)

Tian berdiri didepan tiara yang masih terisak. Diangkat nya tiara untuk duduk dipangkuan dirinya. Tubuh tiara yang mendapatkan respon seperti itu menegang

"Ka..ka tolong turunkan tiara" lirih gadis itu dengan pelan. Jelas sekali diwajahnya bahwa dirinya sedang ketakutan

"Disini saja" suara serak milik tian begitu sexy tetapi tidak dengan gadis itu dia sangat ketakutan serta merasa tidak nyaman

"Aku mohon turunkan aku" pinta sekali lagi tiara dengan wajah ketakutan nya. Jujur saja dia belum pernah sedekat ini dengan sang abang

"Tiara mau dekat sama abang kan?" Tanya tian menatap wajah tiara yang sangat cantik. Tiara hanya mengangguk mendengar perkataan abangnya

🥀🥀🥀

Lalat itu jahat sekali membuat kain bersihku dinodai olehnya

🥀🥀🥀

Jangan lupa vote nya

Lanjut kebawah ya flashback nya karrna sudah melewati batss kata author

Sorry klo ada typo

00.00 Aphrodite🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang