9. ⚘•

237 6 0
                                    

Gadis berambut pendek itu siapa lagi kalau bukan gita. Gadis populer yang masih saja hangat dibicarakan oleh para murid, membuat dirinya muak sekali setiap mendengarkan mereka bergosip

"Buna gita!" Teriak seorang gadis berkepala kelinci itu dengan berlari membuat gita melototkan matanya

"Jangan lari" geram gita dengan datar membuat gadis itu tidak lain hamera hanya menyengir saja

"Buna ko temennya enggak ada sih? Dia kemana? Dia bolos yah?" Gita hanya berjalan tampa memperdulikan ocehan gadis disebelahnya

"Ishh masa mera dicuekin sih buna" ucap hamera dengan mata berkaca maca. Kan kan sudah gita duga bahwa sidugong satu itu akan mengeluarkan jurus mewek nya

"Gue juga enggak tau mera. Bahkan dia enggak ada kabar sama sekali gua jadi khawatir" gita menatap hamera malas. Sedangkan hamera gadis imut itu malah berkaca kaca ingin menangis

Hah

Gita menghela nafas malas. Dihampiri nya hamera yang berada lima langkah dibelakangnya. Di tatap nya hamera yang ingin menangis ayolah gita tidak tahu harus gimana lagi

"Laper gak?" Hamera hanya mengangguk angguk membuat gita menahan gemas karena rambut hamera yang tuing tuing saat dia mengangguk

Diraihnya tangan hamera agar mereka cepat kekantin agar bisa mendapatkan bangku lebih cepat

⚘⚘⚘

"Omg gangteng banget si sky"

"Omo omo pangeran datang, hey apakah bedak aku ada yang luntur?"

"Kira kira siapa ya yang akan meluluhkan hati putra yang dingin"

"Sky tu dingin dingin tapi playboy"

"Ko ada si orang setampan mereka, udah kayak unreal tau gak!"

Sky laki laki itu menyugar rambut nya kebelakang membuat pekikan kaum hawa bertambah menjerit berbeda dengan kaum adam hanya memutar bola mata mereka malas mendengar ocehan para kaum hawa

"Deo lo pesan sana!" Titah sky membuat deo mencebirkan bibirnya. Kalau sudah sky yang perintah apa boleh buat?

"Muka lo biasa aja dong jijik gua bangsad!" Ujar agam dengan raut jijik. Deo yang mendengar itu melototkan matanya sebal

"Heh pertamax ayo lo ikut gue!" Max yang mendengar panggilan itu kesal bukan main. Selalu saja dipanggil pertamax padahal kan  namanya adalah Max. Memang teman laknat deo ini

Max lelaki lemot dan polos itu hanya mengikuti deo dari belakang, dirinya malas sekali kalau sudah memesan makanan. Bukannya apa,karena kalau tidak ada putra atau sky disampinya, para kaum hawa akan memegang pipi max dengann gemas. Tentu saja max tidak suka!

"Ihh gemezz banget si!"

Tuhkan baru saja Max bilang, sudah ada sekumpulan kaum hawa yang mengerubungi dirinya. Mata laki lakii itu berkaca kaca tanda dirinya akan menangis, sudah cukup pipi nya memerah karena para gadis sialan ini!

"Heh cabe minggir lo! Mau gue aduin sma sky ya?!" Mendengar nama sky sontak saja mereka langsung pergi karena mereka tidak ingin menjadi sasaran empuk dari sky

"Lo gak apa apa kan pertamax!" Max mencebir baru saja dia terharu bahwa deo menyelamatkan dirinya dari cabe cabean tetapi laki laki itu memanggil dirinya pertamax lagi!

"Udah gak usah nangis, ni bawa duluan makanan lo sana!" Max laki laki itu tersenyum cerah. Dengan cepat dia mengambil nampan dari deo yang sudah berisi makanan kesukaan dirinya

Prang

"Akhh!" Teriakan berbeda gander itu melengking dikantin membuat keduanya langsung menjadi perhatian mereka

"Huaaa buna gita!" Teriakan dari seorang gadis itu tidak lain adalah hamera

Gita yang baru saja ingin memasukkan makanan kemulutnya terpaksa menaru kembali dipiringnya. Dia menghela nafas melihat hamera yang sudah tersungkur dengan tidak elite nya

"huaaa buna gita!" Teriakan hamera membuat gita tersentak. Dengan segera gita menghampiri gadis itu yang tengah mewek dikerubungi anak anak lain nya

"Minggir" beberapa murid yang memang berada didepan gita segera menyingkir memberikan gita jalan. Gita mencebir pada murid yang bukan membantu malah menertawakan duo gemas itu pikir mereka

"Buna..hikss" adunya sambil menahan perih ditangan nya yang terkena benturan kursi saat dia terjatuh

Gita menghela nafas kembali, dia segera merengkuh tubuh hamera agar gadis itu berdiri. Hamera yang berada di pelukan hamera kembali menangis karena luka memar yang ditangan nya

"Sakit buna hikss" lirihnya yang masih terdengar dipendengaran gita. Rambut hamera yang memang berantakan segera gita rapihkan sambil menatap laki laki yang masih berada di lantai

"Lo oke?" Tanya gita kepada max yang masih berada di lantai. Gita memandang max yang sepertinya menahan tangis. Ahh apakah kehidupan gita akan dikelilingi oleh sifat seperti mereka

"MAX!" Suara menggema itu mengalihkan semua orang. Disana ada segerombolan laki laki ah gita paham sepertinya teman laki laki yang didepan gita

"Mana yang sakit?" Tanya deo yang gita ketahui setelah melihat name tage laki laki itu

"Bunaa hikss" ah gita lupa bayi nya ini masih menangis dipelukan nya. Dengan segera gita membawa hamera menuju uks. Dimana segerombolan laki laki itu juga mengikuti nya dari belakang sepertinya tujuan mereka sama

Setibanya di uks ruangan itu sepi sekali, sama sekali tidak ada dokter. Gita merebahkan hamera di kasur uks, lantas dia pun mencari sebuah kotak p3k dinakas untuk mengobati memar dilengan hamera

"Hiks.." tangis hamera masih saja terdengar membuat gita menggeleng kan kepalanya

"Udah diem, gue cabut nih!" Ancam gita berhasil membungkam mulut hamera. Tindakan mereka pun tidak lepas dari laki laki yang berada disana

"HUAAA SAKIT!" Teriakan hamera membuat gita terlonjak kaget tampa sadar menekan luka hamera membuat gadis itu teriak kembali dengan keras

"Gue cabut beneran!" Hamera yang mendengar itu terdiam kembali tetapi tidak sepenuhnya karena dia masih saja terisak

"Selesai. Tidur gue jagain!" Hamera hanya mengangguk menuruti perkataan gita, dia pun langsung merebahkan tubuhnya di kasur uks

Setelah mengusap rambut hamera. Gita beralih kearah laki laki yang hamera terjadi insiden dengan hamera tadi. Gita menyeringit melihat wajah pemuda itu yang ketakutan tidak mau di obati

"Minggir!" Titah gita membuat laki laki yang berada disana mengangguk. Gita berhadapan dengan max yang gita ketahui lewat name tag laki laki itu

Gita mengelus lembut puncak kepala max membuat max nyaman berada di dekat gita. Gita tersenyum tipis melihat respon max yang nyaman terhadapnya

"Max pemberani kan?" Tanya gita yang diangguki oleh max. Gita terus saja mengajak max berbicara sampai max pun tidak sadar bahwa lengan dia yang terluka sudah diobati oleh gita

"Selesai! Max mau izin atau ke kelas?" Tanya gita tetapi respon max hanya menggeleng kemudian merebahkan tubuhnya di kasur uks

Gita tersenyum tipis. Dia beranjak untuk duduk di sofa dekat kasur yang ditempati oleh hamera. Gita memejamkan matanya selepas menghubungi wali kelasnya untuk ijin

'Menarik'

"Lo siapa?"

⚘⚘⚘

Jangan lupa untuk vote nya yah!!

Terimakasih sudah membaca cerita ini

00.00 Aphrodite🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang