19

474 179 192
                                    

Suara debum ombak menemani klub detektif Madoka selama satu jam yang larut dalam keheningan. Mereka bingung, harus memecahkan apa lagi. Secara, hampir keseluruhan teka-teki Mupsi terbongkar. Tetapi kenapa? Kenapa mereka merasa ada yang kurang?

"Apa ada yang bisa kita bahas? Mumpung kita lagi di calon TKP. Kita bisa membicarakan apa saja, siapa korban terakhir Mupsi misalnya."

Tidak segampang itu mencari topik pembicaraan yang berhubungan dengan kasus. Grim menghela napas. "Apa kamu punya ide, Ai?"

"Aku bertanya, kenapa malah bertanya balik heh." Aiden bersedekap, menatap cemberut ke Grim.

"Coba kita simpulkan satu-satu." Hellen mengambil jalan tengah—daripada terjadi keributan. "Kita kumpulkan semua petunjuk yang kita punya."

Mupsi, yang berartikan Yunani. Simbol yang sama dengan lambang Madoka nan juga memiliki alfabet kuno yaitu Scandinavian. Hotel Martenpuce134 yang ditutup karena suatu insiden. Mupsi membunuh remaja yang memiliki saudara. Gaya pembunuhan Mupsi dengan cara selang-seling.

"Ng?" Erika menatap telapak tangannya. Ada noda hitam di situ. Apa dia menyentuh sesuatu? Perasaan tidak ada. Dari mana bintik itu berasal?

"Sebentar," Aiden mengelus dagu. "Aku pikir maksud Mupsi menekankan Yunani berhubungan dengan nilai-nilai yang ada di sana deh. Maksudku, kebudayaan Yunani sangat berpengaruh pada Kekaisaran Romawi. Jadi kita bisa menarik kesimpulan 'nilai' pada opsi penjelasan Mupsi."

Jeremy melipat tangan ke dada. "Lalu bagaimana dengan Scandinavian?"

"Itu berupa nama alfabet kuno. Setahuku ada banyak aksara kuno lainnya, namun Mupsi lebih memiliki alfabet rune dari scandinavian. Menurutku Mupsi sengaja melakukannya sebab dia butuh inisial anagram. Huruf S. Karena alfabet cenderung ditemukan dalam kebahasaan dan menambah pendapat Aiden, kita bisa menyimpulkan opsi Scandinavian memiliki arti 'sejarah'. Semoga aku benar."

Hellen menatap Aiden dan Grim. "Apa kalian mencoba menerjemahkan petunjuk yang kita punya secara ilmiah?" Mereka berdua langsung mengangguk. Daripada diam-diaman. "Kalau begitu aku mau ikut dong! Kelihatan seru tuh."

"Menurutmu bagaimana, Hellen, tentang gaya pembunuhan Mupsi?"

Hellen ber-hmm lama. "Aku kurang pandai menganalisis, bukan kerjaanku sama sekali. Tapi, entah kenapa aku merasa Mupsi ingin memperlihatkan pada masyarakat Moufrobi bahwa dia dua orang."

"Dua orang?" ulang Jeremy mengernyit. "Jangan bercanda, Hellen." Itu mustahil. Mereka berenam sudah mengkonfirmasi bahwa Mupsi bekerja sendirian.

"Lho, bisa jadi kan, Jeremy? Menambahkan petunjuk 'Mupsi membunuh setiap korban yang punya saudara', jelas Mupsi membenci kekeluargaan. Dua orang maksudku bukan arti harfiah yang kamu pikirkan."

"Jadi apa maksudmu sebenarnya?"

"Kurasa Mupsi punya kakak atau adik yang terbunuh. Makanya dia balas dendam. Lalu gaya pembunuhannya, selang-seling, merujuk pada gender Mupsi dan saudaranya. Antara Mupsi yang laki-laki, saudaranya yang perempuan, atau berlaku kebalikan."

Grim menjentikkan jari. "Pintar, Hellen! Penjelasanmu sungguh brilian. Sekarang kita jadi tahu alasan Mupsi dendam."

Erika bersiul. "Boleh juga si Hellen."

"Selanjutnya ada perihal hotel Martenpuce yang ditutup. Kalian punya pendapat?" Aiden menoleh ke teman-temannya, terutama Watson yang balik jadi pendiam.

"Skip deh. Kita tidak punya data memadai." Erika mengibaskan tangan, seolah ingin bilang bahas yang berikutnya saja.

Aiden membuka mulut, tapi tertahan. "Eh, kita sudah mengartikan semua poinnya. Hellen mengambil dua topik sekaligus."

[END] Aiden Eldwers - Pembunuhan MupsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang