Asyik bercengkrama, Hellen dan Jeremy menghentikan senda guraunya demi mendengar percakapan serius dari luar ruang klub. Bersitatap, mereka pun memutar kenop pintu.
"Menghipnotis katamu?" Grim mengulangi. Agaknya aksen Grim terdengar tak percaya Watson mengatakan hal tersebut.
Hipnotis. Memberikan sugesti kepada korban untuk mengikuti keinginan penjahat. Dalam dunia psikis, hipnotis dapat membuat seseorang berada dalam keadaan rileks dan tenang. Yang mana yang satu keahlian Mupsi?
"Aku membaca seluruh riwayat korban Mupsi yang kalian bawa. Tidak semuanya mempunyai luka lebam di tubuh, hanya korban-korban tertentu yang memilikinya. Aku berpendapat Mupsi tidak dapat berkelahi."
Erika bersedekap. "Jangan mengatakan omong kosong. Lantas bagaimana caramu menjelaskan tentang tanda-tanda overkill pada Poppy?"
"Luka itu Poppy sendiri yang membuatnya di bawah pengaruh hipnotis Mupsi."
Deg! Grim dan Erika melotot. Yang lain tertegun. Apa-apaan? Korban melukai tubuhnya sendiri?
"Dengar ya, Tuan Detektif Pemurung, forensik sudah menunjukkan data analisis fisik korban. Kamu tidak bisa menukar hasil A-STR seenak hati. Lagian, dari mana kamu mengonfirmasi fakta konyol Mupsi mampu menghipnotis?"
"Aku melakukan pembagian sekaligus perbandingan dan menemukan hal menarik. Mupsi memiliki dua gaya pembunuhan; kekerasan fisik dan racun. Dengan perhitungan matang, aku berani menyimpulkan setiap korban Mupsi yang terbunuh karena kekerasan selalu memiliki perbedaan luka di tubuhnya."
"Perbedaan luka? Aku tidak mengerti." Grim menggaruk kepala bingung.
"Mereka memiliki kapalan hanya pada telapak tangan." Watson mendorong belasan dokumen kasus pada Grim. "Aku membaca latar belakang Poppy Graziana. Dia seorang atlet judo, jelas dia pandai bertarung."
Grim dan Erika memperhatikan foto-foto korban. Tetap saja mereka tidak mengerti walau menatapnya berulang kali. Bagaimana cara Watson menyimpulkan Mupsi mampu menghipnotis dari lembaran foto itu?
"Aku yakin kalian sudah melakukan yang terbaik sampai sejauh ini," kata Watson tenang. "Perhatikan baik-baik lengan kiri dan kanan korban. Dibanding yang kanan, bukankah luka lengan satunya lebih parah?" Watson mengepalkan jemarinya. Menjelaskan dengan ekspresi andalan. "Kekuatan kedua tangan tidaklah sama ukuran tenaganya. Ketika kita memukul dengan dua tangan berbeda, terdapat perbedaan signifikan."
"Hubungannya itu apa?"
Watson dongkol. Dia tidak suka didesak. "Alasan mengapa luka pada lengan kiri lebih parah adalah dipukul terus-menerus sampai hancur. Keadaan Poppy sama seperti korban sebelum-sebelumnya, seluruh bagian kanan Poppy kritis dibanding bagian kiri. Dan jika menambahkan kapalan tangan, ini membuktikan bahwa yang mencederai tubuh korban merupakan korban sendiri."
Hellen mengangguk setuju. "Masuk akal. Kapalan terjadi sebab adanya gesekan iterasi. Terlebih kapalan itu hanya ada pada tangan kanan sementara kiri tidak ada apa-apa. Kamu benar, Watson. Mupsi bisa menghipnotis korban."
Hening sejenak.
"Bukankah lawan kita tangguh?" Jeremy merinding. "Jago nyamar sekarang jago hipnotis. Dia pasti menyaksikan dengan seru korban membunuh diri atas pengaruhnya kemudian tinggal memutilasinya ke boneka manekin. Hiy! Mengerikan."
Alis Aiden naik-turun menatap Erika yang mendengus. Mereka seakan bertelepati. Bagaimana? Masih mau meragukan bakat ketua baru? Mungkin itu maksudnya.
Grim tidak terima. Dia menatap Watson masam. "Lalu bagaimana menurutmu tentang teknik penyamaran Mupsi?"
"Kemarin kalian bilang kalian tidak tahu gender asli Mupsi, kan?" Watson balik bertanya. Dia berkacak. Muka datar selalu. "Mupsi itu pria lho."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Aiden Eldwers - Pembunuhan Mupsi
Mystery / Thriller'MuPsi' Nama kasus yang mengakhiri nyawa kakak Aiden saat berusaha menguak kebenarannya. Sampai sekarang kasus itu terbengkalai, tidak selesai. Kenapa? Simpel, karena tidak ada yang berniat mengambilnya. Kasus Mupsi sempurna terkubur. Tetapi, klub...