Terdapat perbedaan kentara di TKP.
Peluh dingin menetes dari kening Grim. Alasan mengapa kepemimpinannya berjalan lancar di awal-awal, sebab yang ada bersama mereka bukan Watson asli. Tapi sekarang? Berbeda.
"Stern, coba carikan latar belakang korban yang hilang. Aku rasa mereka tidak diculik secara serampangan." Watson menatap dua detektif sombong barusan, mendengus. "Karena kedatangan mereka, barang-barang korban disita. Kita tidak sempat memeriksanya."
[Ketemu, Wat! Mereka berlima dari Herwen SHS, kelas dua, menjalani Klub Pencari Benda Hilang.]
"Maaf, apa?"
[Klub Pencari Benda Hilang.] Jeremy mengulangi. Sama seperti Watson, terdengar tak percaya. [Sepertinya itu himpunan versi kecil dari klub detektif, Watson. Ada banyak warga yang meminta tolong pada mereka.]
"Itu berarti mereka menerima permintaan klien untuk mencari sesuatu di pantai ini." Watson manggut-manggut sembari mengelus dagu. Menarik nih, pikirnya. "Stern, pergilah ke Herwen dan gali informasi bersama Bari. Hubungi aku kalau menemukan sesuatu, jangan bertindak tanpa aba-aba."
Watson mematikan ponsel, beralih menatap Aiden dan yang lain. "Tugas kita adalah mencari petunjuk di TKP," ucapnya tak yakin.
"Kenapa ragu begitu?" tanya Erika.
"Ini akan mudah dijelaskan kalau kita tahu isi kumpulan ransel itu."
"Kalau begitu kita curi saja pas semuanya lengah!" usul Aiden gila.
"Tidak adakah kosakata bagus selain mencuri?" Erika manyun.
"Baiklah, kita akan merampok."
"Kenapa julukannya makin jelek?!"
Watson memijat kening. "Aku akan ikut denganmu, Aiden, supaya tidak terjadi keributan. Kamu hanya perlu menarik perhatian mereka dan aku akan mengintip tas korban. Paham?"
Aiden mengangguk semangat. Ya mau lah dia, kerja sama dengan Watson.
Selagi mereka berdua menjalani tugas, Erika menyikut Grim, bersiul. "Kenapa cemberut 'gitu, heh? Abang Grim tertekan?"
"Jadi begini Watson Dan yang asli ketika lagi di TKP. Dia tampak sangat antusias walau uring-uringan. Pantas saja aku merasa aneh ketika memimpin Aiden, Hellen, dan Jeremy. Ternyata yang bersama kita palsu."
"Jangan merendah dong. Toh, bocah itu juga tak melarangmu berdeduksi. Aku yakin kasus ini terjadi untuk memperlihatkan bakat Watson Dan yang asli pada kita. Oleh karena itu, kita tak perlu sungkan."
Grim mengangguk.
-
"Inspektur Morino benar. Ini kasus hilang, bukan penculikan maupun pembunuhan." Watson mengkonfirmasi.
"Apa maksudmu?"
"Dompet dan ponsel kelima korban tidak hilang. Jika mereka diculik, maka perampok memprioritaskan barang berharga dan uang. Aku rasa mereka terkurung di suatu tempat. Tak bisa meminta tolong."
"Kami juga menemukan peta," kata Aiden membentang kertas lusuh di tangannya ke atas meja. Ada gambar kontur Distrik Hollow terlukis dan tanggal 23 Februari.
Watson bersedekap, menatap Grim dan Erika. "Bagaimana menurut kalian? Punya pendapat?" Dia perlu asumsi orang lain.
"Kalau mereka terkurung, tepatnya di mana? Distrik Hollow lumayan luas setelah kuperiksa peta google. Mereka bisa ada di mana saja. Aku ragu kalau ini kasus hilang biasa." Grim menggeleng.
Skyther tidak salah sih. Tapi angka di peta ini, 23 Februari, apa maksudnya? Aku mencium bau tak enak. Watson meringis akan pikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Aiden Eldwers - Pembunuhan Mupsi
Mystère / Thriller'MuPsi' Nama kasus yang mengakhiri nyawa kakak Aiden saat berusaha menguak kebenarannya. Sampai sekarang kasus itu terbengkalai, tidak selesai. Kenapa? Simpel, karena tidak ada yang berniat mengambilnya. Kasus Mupsi sempurna terkubur. Tetapi, klub...