17

503 187 76
                                    

Mereka mengikutiku, ya?

Jangan pernah meremehkan kepekaan Watson terhadap lingkungan sekitar. Ayahnya seorang polisi andal. "Insting" tersebut turun temurun pastinya.

Sekarang bagaimana, ya. Hotel Martenpuce berada di Distrik Uinate. Mengingat hotel itu sudah ditutup, memakai google maps takkan membantu banyak menunjukkan peta jalan. Bakal susah nih. Atau nanti tanya orang sana saja kali, ya? Firasat Watson tak baik.

Seharusnya Watson tidak terpancing emosi, tapi Jeremy benar-benar kelewatan. Watson berkali-kali bilang dia tidak cemburu, dia tidak mengerti cinta-cintaan. Watson hanya tidak bisa menunggu lagi.

Kasus Mupsi harus segera berakhir.

"Harus kuselesaikan..." Watson mendongak ke langit, mengepalkan tangan. "Supaya dia tenang di sana." Dia menggaruk leher yang masih mengenakan perban, tersenyum misterius.

Watson pergi ke Game Center. Dia tidak langsung berangkat ke Uinate. Watson memilih mengunjungi tempat-tempat tertentu. Entahlah apa yang dia dilakukan.

Sekarang Watson pindah ke toko boneka, melihat-lihat boneka manekin di etalase. Klub Detektif Madoka yang membuntuti heran akan pergerakan Watson. Dia mau ngapain coba. Berkelana?

Setelahnya Watson singgah ke toko buku, tempat bimbel ternama di Moufrobi, dan yang terakhir perpustakaan kota.

Erika gemas, tak tahan lagi. Dia pun keluar dari persembunyian, menurut Watson dan menarik rambutnya. "Kamu, ya! Kamu sadar kami mengikutimu, kan?! Makanya kamu bermain-main ke tempat-tempat barusan untuk memeriksa kami masih membuntuti atau tidak. Apa aku salah?!"

"Ararah, sadar toh." Watson menjawab datar.

"Kamu bilang kamu hendak ke Uinate. Lalu apa yang kamu lakukan? Berputar-putar di Moufrobi? Bukankah kamu sama santainya, heh." Erika berkacak.

Tidak. Dia tidak sembarang mengunjungi tempat-tempat itu. Grim bergumam tak jelas, mengingat betul kunjungan singkat yang Watson lakukan. Mungkinkah dia...?

Game Center. Toko boneka. Toko buku. Bimbel terbaik. Perpustakaan kota. Semua itu pasti ada maksudnya.

Eh, tunggu. Grim menelan ludah. Bukankah itu daftar lokasi untuk event "kencan" dalam suatu hubungan? Tapi bagaimana dengan toko buku dan pustaka sentral? Ukh, sebenarnya apa ini.

"Kalian semua sedang apa di sini?" celetuk seseorang menghampiri klub detektif Madoka. Adalah Deon bersama dua kaki tangannya. "Apa penyelidikan tentang Mupsi sudah mencapai klimaks?"

Aiden dan Grim bersitatap. Bagaimana cara mereka menjelaskan situasi ini? Watson dengan gestur meyakinkan mewakili teman-temannya. "Kami ingin ke Distrik Uinate, Inspektur."

"Dalam rangka?"

Watson sukarela menjelaskan. "Kami menemukan petunjuk besar yang tertuju pada sebuah hotel lawas. Ada kemungkinan Mupsi mau membunuh korban terakhir dan menyembunyikan jasadnya di sana, Inspektur."

Aiden mengernyit. Korban terakhir? Maksudnya Mupsi akan berhenti membunuh? Jadi memang benar motif Mupsi balas dendam. Pada siapa?

"Kalau begitu aku akan menemani kalian."

Watson diam, kemudian menggeleng. "Itu bukan ide bagus, Inspektur. Anda kelihatannya dalam suatu investigasi. Apa Anda diperbolehkan keluar di tengah-tengah pekerjaan?"

"Tidak apa, aku juga sudah selesai." Deon melepaskan sarung tangan, menatap Max dan Shani. "Kalian urus sisanya."

"Tapi aku tidak setuju!" seru Watson.

[END] Aiden Eldwers - Pembunuhan MupsiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang