Taksi kuning berhenti di gerbang Madoka SHS. Dua remaja lawan jenis turun, memandang cukup lama bangunan sekolah. Terus memandangi sampai sopir membawa taksi kembali ke jalan. Menjauh mencari penumpang lain.
"Gedung ini yang tidak berubah sama sekali atau kita yang terlalu cepat datang?" Si remaja cewek membuka obrolan, tersenyum tipis. "Rasanya baru kemarin kita pergi."
"Kita tidak punya waktu bernostalgia."
"Ya ampun," dia terkekeh simpul, "biarkan aku sentimental sebentar sebelum kita kelelap oleh kasus-kasus. Belum lagi kita tidak tahu cercaan apa yang akan kita dapatkan begitu masuk. Aku sedang menyiapkan hati."
Si remaja cowok diam. Mereka tidak memakai pakaian bebas, melainkan seragam Madoka. "Kamu sudah membawa suratnya, kan?"
"Tentu. Aku tidak seperti Aiden yang tidak sigap rencana." Cewek itu mengeluarkan dua buah surat keterangan pindah.
Si remaja cowok tiba-tiba tidak senang. "Jangan menghina Aiden."
"Aku hanya mengatakan fakta, jangan tersinggung dong. Aiden masih perlu banyak belajar." Dia berkacak pinggang. Rambut keriting sepinggangnya berkibar oleh embusan angin. "Tapi aku penasaran, seberapa hebat mereka bertiga saat ini."
"Sudah cukup. Aku tidak mau berbasa-basi lagi. Ayo kita ke Klub Detektif sekarang."
*
"Liburan ke pantai?" Aiden dan Jeremy mengulangi, tampak tertarik. Benar juga, kenapa mereka tidak memikirkan itu. Sekarang kan liburan musim panas.
Paham mimik wajah mereka berdua yang tak pelak lagi menyetujui ide Hellen, Watson menyergah keberatan. "Aku tidak ikut. Jika ada waktu untuk memperbaiki nilai, kenapa harus liburan. Kalian pergi saja tanpaku."
"Tidak bisa dong, Dan!" Nah kan, akhirnya mengomel juga Tuan Putri Penghias. Watson menatapnya malas. "Mau tak mau kamu mesti ikut serta secara kamu juga member klub. Tidak adil kalau hanya kamu yang tinggal."
Watson memperlihatkan nilai essai-nya yang mengenaskan. "See? Aku tidak bisa pergi."
Hal ini sebenarnya melukai harga diri Watson. Dia salah satu pendaftar yang diterima di Akademi Alteia, sekolah para anak-anak brilian, dikalahkan oleh pelajaran sejarah? Tidak bisa. Watson harus memperbaiki skor mengerikan itu.
"Kamu harus ikut, Dan. Liburan ke pantai tujuan terbaik di musim panas." Aiden bersikeras memaksa. "Aku akan membantu kesulitanmu nanti di perjalanan."
Watson hendak tertawa datar, namun dia urung. Ingat, tidak boleh meremehkan. Peringkat mereka bertiga jauh dari kata rendah.
"Aku bilang tidak ya tidak."
Sementara Aiden dan Watson adu mulut, tim Hellen-Jeremy sibuk mencari artikel atau buletin tentang pantai paling direkomendasikan untuk menikmati liburan musim panas.
Ternyata memang, tidak ada pantai yang bagus selain Pantai Hedgelea. Kebanyakan lampiran artikel di internet penuh dengan hastag tempat tersebut. Sudah diputuskan, ya.
Mereka tepuk tangan, memutus cekcok Aiden dan Watson. "Kita akan pergi ke Pantai Hedgelea!"
Tring!
Furnitur bel pada pintu klub bergoyang. Obrolan mereka terhenti, menoleh serempak, sontak terdiam. Dikira kedatangan klien rupanya bukan. Dikira Inspektur Deon rupanya bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Aiden Eldwers - Pembunuhan Mupsi
Mystère / Thriller'MuPsi' Nama kasus yang mengakhiri nyawa kakak Aiden saat berusaha menguak kebenarannya. Sampai sekarang kasus itu terbengkalai, tidak selesai. Kenapa? Simpel, karena tidak ada yang berniat mengambilnya. Kasus Mupsi sempurna terkubur. Tetapi, klub...