"Penyebab kematian?"
"Diracuni dan ditikam."
Klub Detektif Madoka sampai di TKP. Garis kuning polisi terbentang membatasi warga yang berdesakan geger. Deon meringis melihat Gita meninggal dengan busa di mulut dalam kondisi tegang. Sementara Chaka, sebuah pisau tegak di bagian dadanya. Cara kematian mereka berbeda dari gaya pembunuhan Mupsi.
"Bagaimana, Hellen?" Erika bertanya. Mereka berdua mengecek kematian Gita.
Hellen menggeleng. "Ini Natrium Fluoroacetate. Tubuhnya sudah mendingin. Kurasa dia tewas setengah jam yang lalu."
Gawat. Grim mengepalkan tangan. Saksi Mupsi dibunuh dengan cara umum, tidak ada sendi-sendi boneka puppet. Apa maksud semua ini? Apa Mupsi membaca pergerakan Madoka?
"Inspektur! Kami mendapat rekaman tersangka!" seru petugas polisi menyerahkan tablet besar pada Deon.
Pelakunya adalah dua orang berseragam. Yang satu meminumkan secara paksa sebotol obat pada Gita. Sisanya mencegat Chaka yang berniat menolong Gita, dan menikamnya dengan pisau buah.
"Tunggu dulu," Deon mengernyit. "Bukankah mereka petugas keamanan yang kusuruh menjaga Chaka dan Gita? Kenapa mereka yang...."
"Itu ulah Mupsi, Inspektur," Erika menyela. "Dia menghipnotis dua petugas itu agar membunuh para saksi. Mupsi selangkah di depan kita."
Deon mengusap anak rambut. Beginilah jadinya mengejar musuh nan mampu melakukan hipnotis. Warga yang tak tahu apa-apa menjadi imbasnya.
Aiden menatap Watson yang diam. Cowok itu memukul-mukul kepalanya. "Kenapa diam saja? Bekerjalah, otak! Ada kasus di sini." Aiden rasa Watson sedang tidak bisa berpikir.
Seorang nenek-nenek menerobos. Beliau refleks tergugu demi melihat tubuh Chaka diselimuti kain putih. "Cucuku yang malang... Kenapa ini bisa terjadi padamu..." isaknya menggenggam jemari dingin Chaka.
Petugas kepolisian hanya bisa mendesah pelan. Deon membelakangi kerumunan, menarik napas panjang. Jeremy dan Hellen saling menguatkan satu sama lain.
"Dilihat dari pakaian Chaka, dia kelihatan ingin pergi ke luar. Apakah Nenek tahu Chaka hendak ke mana?" Grim bertanya hati-hati.
"Dia bilang... dia mendapat pesan dari seseorang yang membutuhkan bantuannya... Chaka pergi begitu saja setelah menerima pesan tersebut... Kenapa dia bisa berakhir begini? Bawa kembali cucuku...!"
Aiden menggigit bibir. Dia menghadap ke Watson. "Aku ingin kita menangkap Mupsi secepatnya, Dan!" gerungnya kentara. "Aku ingin melempar orang itu ke penjara."
"Kita tidak bisa menginvestigasi dengan emosi, Aiden. Penyelidikan kita takkan berjalan melainkan buntu. Kita harus positif."
"Tidak bisa! Aku mau menangkapnya!" Watson diam. Aiden mencengkeram kuat ujung bajunya. Apa dia marah sekali?
Watson melirik Grim dan Erika. Setidaknya ada bantuan besar. Dia mengangguk. "Baiklah. Ayo kita mulai diskusi."
*
Papan 'Sedang Proses Investigasi' tergantung di pintu klub detektif. Lampu dimatikan, digantikan oleh layar dan mesin infocus.
"Tidak menghitung Chaka dan Gita, Mupsi memiliki 12 kasus pembunuhan. Seperti yang kita ketahui, korban pertama bernama Meqalle Mamole dan korban kedua Palneon Paltrado. Korban ketiga, Mable Mathipa, mahasiswa perempuan dari Universitas Jeroama. Korban keempat, mahasiswa pria tingkat akhir di universitas yang sama, namanya Page Pishop. Korban kelima, Marie Gardner. Korban keenam, Pol Brewer. Korban ketujuh, perempuan yang masih duduk di bangku sekolah dasar dengan nama Moneza Tari. Korban kedelapan, siswa 15 tahun bernama Pradano Murray. Lalu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Aiden Eldwers - Pembunuhan Mupsi
Mystery / Thriller'MuPsi' Nama kasus yang mengakhiri nyawa kakak Aiden saat berusaha menguak kebenarannya. Sampai sekarang kasus itu terbengkalai, tidak selesai. Kenapa? Simpel, karena tidak ada yang berniat mengambilnya. Kasus Mupsi sempurna terkubur. Tetapi, klub...