Alvin membawa satu keranjang buah-buahan segar di tangannya.
ia memandang sebentar pintu rumah didepannya sebelum ia memutuskan mengetuknya.
tok tok tok
" iya siapa ?" Anya terihat kaget melihat orang yang kini ad didepannya. " Alvin ?"" hai An." Alvin melambaikan sedikit tangannya dengan senyum yg seperti dipaksakan.
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Alvin memutuskan untuk ikut bertanggung jawab atas kebutuhan kehamilan Anya. Karena itu lah ia disini, dirumah sederhana Anya dan almarhum kakaknya.
" hari ini bakal cerah gak ya ?" Anya membuka suara setelah beberapa lama tidak ada yang membuka suara.
Alvin langsung melihat Anya, yang juga tengah melihatnya dengan senyum yang tidak dipaksakan, dan terlihat sedikit tulus sepertinya.
" kamu mau jalan-jalan ?" Alvin pikir, mungkin itu sebuah kode dari Anya kalau dia merasa bosan berada dirumah.Anya tidak menjawab, ia hanya melongo dan menganggukan kepalanya.
Entah Anya yang salah bicara atau Alvin yang tidk peka, sebenranya ucapannya tadi adalah sindiran untuk Alvin karena tiba-tiba dia datang tanpa diundangg atau disuruh oleh ibunya.
setelah berjalan beberapa menit disebuah mall, akhirnya Anya memutuskan untuk membeli es krim kesukaannya.
Alvin pun membantu Anya memesan eskrim dengan toping yang menurutnya kekanakan. dasar ibu hamil, sabar Vin, sabaaar. ucapnya dalam hati.Sebenarnya Alvin merasa aneh, kenapa ia harus repot-repot menemani Anya membeli eskrim yang sebenarnya bisa ia dapatkan di minimarket terdekat. Sudahlah mungkin efek ibu hamil memang kayak gini, suka hl yang ribet.Dan membuatnya susah.
" Vin makasih ya, udah nemenin aku jalan-jalan. Dibeliin eskrim lagi."
" sama-sama." Alvin kembali meminum cocacolanya yang tadi sempat ia pesan.
" kenapa ?"
Alvin menatap Anya, apa maksud pertanyaan Anya .
" kenapa apanya ?" Alvin malah balik bertanya." kenapa kamu mau melakukan hal yang gak kamu suka bareng sama aku ?" Anya menjilat eskrm yang sebentar lagi akan meleleh ditanganya. " kaya sekarang contohnya."
" gak tahu. dorongan hati mungkin." jawab Alvin sekena nya.
" padahal rasanya baru kemarin, kamu bilang gak mau deket-deket aku, dan berharp kalau kita gak pernah kenal. Bahkan kamu nyalahin aku atas ...."
" cukup An." Alvin menatap Anya kesal. " Aku melakukan semua ini karena aku merasa ikut bertanggung jawab atas kehamilan kamu."
" ... " Anya memilih diam, dia ingin tahu apa yang Alvin pikirkan tentangnya.
" meski aku gak suka dekat kamu, tapi bayi yang ada di kandungan kamu adalah anak Aldo."
' oh, karena aku hamil ya ?'"Dan karena Aldo gak ada, aku merasa kalau aku harus bantu Aldo buat jagain kamu dan bayi yang ada di kandungan kamu itu."
Benarkah ini Alvin yang Anya kenal ? setahu Anya Alvin sangat dingin padanya. Dan seperti seseorang yang tidak ingin mengenal atau pun tahu tentang keberadaannya.
Tapi sekarang apa yang Anya dengar dari mulut Alvin, sangat berbeda jauh dengan wajah dingin yang kini menatapnya dengan menahan emosi.
" apa gak berlebihan ?"" maksud kamu apa ?"tanya Alvin kesal.
" maksud aku, kamu gak perlu bertanggung jawab atas kehamilan aku. Aku bisa melalui semua nya sendiri. Aku tahu, pasti ibu yang nyuruh kamu ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Turun Ranjang
Non-FictionHarusnya aku tau , jika selama ini dia tidak pernah menganggap ku ada. Harusnya aku mengerti bahwa yang di inginkan nya bukan lah aku. Mungkin takdir sudah mengingatkanku untuk tidak berharap memilikinya. Tapi takdir juga telah mempermainkan ku ke...