Getaran itu bukanlah untuk nya 1

252 19 0
                                    

vero menunggu dengan tenang setelah begitu lama antri hampir setengah jam.

siang ini dia bermaksud untuk membelikan ketoprak yang begitu viral di daerah sana pada Anya.

meski dalam hati ia juga tidak yakin Anya mau memakannya, mengingat sekarang Anya sedang mengalami mual muntah yang tak bisa di antisipasi.

" An semoga kamu suka." ucapnya penuh harap, setelah mendapatkan satu bungkus ketoprak harapannya.

============================================================================

" Apa tidak salah ?" ANya menatap horor Vero yang datang begitu pagi ke tempatnya bekerja.

" ya gak lah An . Sini aku bawa in makanan. kamu pasti belum makan." Vero menarik tangan Anya ke pantry .

KEjadian itu tidak luput dari pandangan para karyawan dan teman-teman nya. Beberapa kerlingan mata nakal juga sempat terlihat oleh Anya. bikin risi saja.

Tapi sangat berbeda dengan Vero yang terlihat cuek dan santai. Mulutnya terus mengoceeh tanpa henti, mengatakan hal ini itu sampai beberapa petuah yang tak mungkin juga di lakukan oleh seorang Vero. Tapi dia mengatakannya seolah itu adalah hal yang sering dia kerjakan. Seperti, makan teratur, olah raga dan meemakan makanan sehat.

" Ka, aku gak bisa makan." Anya menolak saat dilihatnya hidangan ketoprak yang sudah disiapkan diatas piring.

" jangan gitu dong An, aku ngantri nya aja hampir setengah jam lo. Masa kamu gak mau makan sih ?"

" ya tapi, kan kakak tau sendiri kalau aku..."

" ya kamu lagi ngidam dan kamu butuh asupan banyak gizi." Vero menyela ucapan Anya.

tidak ada yang salah dengan Vero yang membawakan makanan untuknya, hanya saja Anya merasa tidak yakin akan mampu menelan habis semua makanan itu.

meski ia juga tidak bisa berbohong jika wanginya saja sudah bisa membuat perutnya berisik.
" ayo buka mulutnya. aaa....." Vero menyodorkan sesendok ketoprak kehadapan Anya tanpa aba-aba. Kejadian itu begitu singkat hingga Anya hanya bisa menatap Vero dengan mata berkedip dan mulutnya yang sudah penuh dengan makanan." nah gitu dong, ayo kunyah." terlihat jelas senyum senang Vero. Tanpa disadari sudut bibir Anya pun tertarik dan ia mengunyah makanannya dengan tersenyum. Tidak ada rasa mual atau rasa lainnya, hanya rasa ketoprak yang enak dengan suapan demi suapan dari Vero.

" kak kenapa kakak tidak makan ? Dari tadi hanya menyuapiku saja." Tanya Anya heran.

" sudahlah, jika kau suka makan lah sampai habis." Vero kembali menyuapi sesendok ketoprak kepada Anya.

Tiba-tiba saja Anya mengambil sendok dari tangan Vero dan mengambil sesendok ketoprak lalu menyodorkannya pada Vero.

" kakak juga harus makan." Ucapnya dengan mulut yang penuh.

Hal itu membuat Vero sedikit terkejut, ia tidak menyangka jika Anya akan mengambil sendoknya dan balik ingin menyuapinya. Vero hanya tersenyum dan melahap suapan itu.

Lalu Vero kembali mengambil sesendok ketoprak dan menyuapi Anya.

Setelah itu Anya kembali mengambil sendok dan menyuapi Vero. Begitu lah yang mereka lakukan sampai ketoprak itu tinggal sedikit lagi membuat keduanya tertawa.

Mereka berdua tertawa,  merasa sangat konyol karena saling menyuapi seperti ini. Vero segera meyuapi Anya dengan suapan terakhir.
" habis." Ucapnya. Lalu merapikan bungkus ketoprak yang berserakan dimeja dan merapikan piring bekas makan menaruhnya di westafle.

" makasih kak" Anya meminum segelas air yang ada di atas meja.

" ya, aku senang karena kau makan ketoprak itu sampai habis."

Turun RanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang