Rencana licik Esdeath dan akibatnya

1.4K 140 25
                                    

Bukan Esdeath jika dia mudah menyerah. Sebelum kesini, dia sudah menyiapkan dan merencanakan sesuatu, meskipun sedikit jahat dimata orang lain.

Tapi dia tidak peduli dengan pendapat yang lain. Jika itu bermanfaat baginya, apa guna mempedulikan hal sepele seperti itu.

Dia tersenyum dibenak, menantikan rencananya.

Menoleh ke atas, teras rumah, tepatnya seseorang yang berdiri di sana. Matanya terkunci pada ciri khasnya, botak. Dia tidak bisa menyebutkan teman, hanya kenalan sesama anggota grupchat.

Dia tidak membencinya, dia kuat. Dia menyukai orang kuat, dan dia sangat membenci yang lemah. Mungkin kata 'suka' kurang tepat. menghormati. Mungkin itu gambaran yang tepat, apa yang dia maksud.

Menurutnya, lemah itu menyedihkan. Tidak bisa berbuat apa-apa. Ditindas layaknya seekor binantang, tanpa melakukan perlawanan, hanya bisa merengek menyalahkan dirinya.

Lemah itu pilihan, dan kuat itu sebuah bayaran. Menurut ideologinya, kesimpulan yang dia dapat semua pengalaman semasa hidupnya.

Dia tidak memasuki pembicaraan mereka karena itu tidak penting. Jadi, dia hanya diam, mendengarkan mereka tanpa satupun kata yang keluar dari mulutnya, sampai mereka selesai.

Selang beberapa menit, pembicaraan mereka selesai, meninggalkan raut kesal di salah satu wajah.

Lalu teman atau taksirannya mengehela nafas panjang, menyorotkan bahunya, dan berjalan keatas menemui anak tangga. Melewati pria botak yang membuatnya kesal dan masuk kedalam apartemen, sebelahnya.

Dia mengikuti di samping Hiro, melihat pria botak itu beberapa detik dan berbalik. Tatapannya tertuju pada ruangan yang berada di belakang pintu.

Lalu dia masuk dan meletakkan sepatunya di koridor. Di sana, dia sudah bisa melihat ruangannya. Kecil, sepintas yang ada dipikirannya. Tidak ada kasur yang besar dan megah yang sering dia lihat di istana.

Untung saja dia terbiasa dengan hal-hal seperti ini. Karena dia dari kecil sudah merasa kehidupan yang sulit. Kesuksesannya itu, hanya setelah dia menjadi sangat kuat, dihormati dan ditakuti banyak orang.

Jadi, dia mengangkat bahu.

Berjalan dan duduk di tengah-tengah ruangan, yang dilapisi dengan tatami, saling berhadapan dengan Hiro dan bertanya langkah selanjutnya.

xXxXx

"Lalu apa yang akan kita lakukan?"

Dia menatap mata hitam Hiro dengan mata birunya yang bersinar. Meletakkan topinya, membiarkan rambutnya terurai dengan oppai besar memantul ke atas dan ke bawah akibat gerakannya, yang tersembunyi di seragamnya.

Kepada hiro menunduk sedikit, menatap payudara Esdeath dengan retina kemerahan muncul di mata hitamnya beberapa detik sebelum kembali menatap mata indah Esdeath, bersamaan dengan matanya kembali normal.

Dia tersenyum, mengingat jelas pemandangan itu, yang tersimpan jauh didalam otaknya. Dia menjawab sambil membiarkan punggungnya menyentuh tanah, meregangkan kedua tangannya searah kepalanya, menghasilkan derekan bunyi tulang terdengar.

"Aku juga tidak tau" jawaban singkat keluar dari mulutnya.

"Aku tidak memiliki rencana" menghirup udara panjang menghasilkan dengusan dari mulutnya, dia menambah "menunggu saatnya, lalu memukulnya"

Dia mengangkat bahu.

Ketidakpedulian terlintas Dimata hitamnya. Hanya orang yang tertentu yang memiliki seperti itu, seolah tidak ada yang bisa mengganggunya.

reincarnation with arc embodiment power didxdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang