kekesalan Blizzard of Hell

1.1K 134 4
                                    

(Vote sebelum membaca)

Tidak ingin berlama-lama dan juga tidak ada yang menarik lagi. Hiro memukul dengan santai ke kepala belalang sembah, meninjunya secepat angin. Tanpa sedikitpun bisa mengelak.

*Bam!*

Kepala belalang sembah hilang, hancur berkeping-keping. Sisa-sisa otaknya atau bagian lain kepalanya berhamburan di tanah, Darah hijau tersebar disekitar Hiro tidak luput dari pakaiannya.

Tapi pakaiannya bersih, tidak ada kotoran sedikitpun. Sebab darah hijau itu berhenti beberapa milimeter dari pakaian Hiro seakan ada sesuatu yang menghalangi, dan jatuh ketanah tanpa mengenai pakaian Hiro sedikitpun.

Tubuh belalang sembah itu berangsur ke tanah, dengan sabitnya terangkat, yang masih dipegang Hiro.

Hiro melepaskannya dengan jijik dan menjatuhkannya ke tanah tanpa pandang. Mengibaskan tangannya yang tertutup darah belalang, memercikkan kesana-kemari, sampai terlihat bersih.

Sementara itu, Suara dari Kamera atau  ponsel sejak tadi terus berbunyi tanpa henti, ke arah Hiro. Selayaknya seorang artis yang berada disana, mereka terus memfoto tanpa privasi.

"Hey lihat, apakah dia seorang pahlawan? Tapi, kenapa aku tidak pernah melihatnya sekalipun"

"Bukan, dia itu model. Wajahnya yang tampan melebihi artis, postur tubuh yang tepat, otot yang terpahat indah di bawah bajunya. Tidak mungkin dia seorang pahlawan!"

"Mungkin dia memiliki dua profesi seperti maks ai, seorang model dan pahlawan disaat bersamaan. Yang memiliki kepopuleran yang sangat banyak, sampai-sampai dia ada di iklan manapun"

"Kyaa! Aku ingin menjabat tangannya"

"Lu jelek ga usah belagu deh, biar aku saja yang melakukannya"

"Apa yang kau katakan dasar hidung besar!"

"Siapa yang kau panggil hidung besar, hidup besar?!"

Suara gaduh para wanita terdengar keras dijalan, tidak terkecuali wanita yang sudah menikah dan memiliki anak disampingnya. Yang mana membuat disekitarnya menatap sinis kearahnya.

Sedangkan disekitar yang tidak jauh dari sana.

"Mama aku ingin menjadi seperti onii-san yang keren itu!" kata seorang anak yang terlihat kekaguman dimatanya. Beringusan sambil memegang eskrim ditangannya.

"Boleh, tapi Kau harus besar dulu jika ingin menjadi sepertinya, tidak mungkin kan, kau sekecil ini  menyelamatkan seseorang seperti onii-san di sana?" Suara berasal dari samping anak itu, menyentuh pangkal hidung lalu mengelus rambut anak itu dengan kasih sayang, yang tidak lain adalah ibunya.

"Hmm" anak itu mengangguk "aku akan makan dengan banyak dan  tumbuh besar seperti oniisan" anak itu menjawab dengan polos  kekanak-kanakannya.

Kembali ke Hiro.

Hiro setelah menjatuhkan belalang sembah ketanah, dia menatap datar sebentar lalu pergi dari kerumunan sebelum bertambah banyak.

Sebelum Hiro meninggalkan tempat, suara arogan dari belakang memanggilnya.

"Hey Tunggu! Mau kemana kau! Jangan seenaknya pergi setelah mengambil mangsa seseorang"

'mangsa?' Hiro mengerutkan kening.

Dilihat dari manapun mereka tidak bisa mengejarnya.dan itu hampir membahayakan warga Tapi apa yang mereka bilang, mangsa? Ada-ada saja!

Lalu Hiro berbalik, menoleh kearah suara itu. Sekelompok orang yang berpakaian hitam, yang sepertinya dipimpin oleh wanita yang berada di tengah-tengah kelompok. Dengan paras cantik, tubuh yang sangat bagus layaknya model dan sikap yang sedikit arogan, dia berhenti dengan kelompoknya setelah beberapa jarak dari Hiro.

reincarnation with arc embodiment power didxdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang