42

1.5K 132 0
                                    



Malam yang penuh dengan bintang dan dianggap sebagian orang sangat indah tetap saja tidak bisa menghalau air untuk turun. Nyatanya air tetap turun tanpa memperdulikan bulan yang bersinar terang di atas sana. Celine tetap meneteskan air matanya sedari sepuluh menit lalu karena suaminya yang sulit dibangunkan dari tidurnya.

"Jaehyun" lirihnya. Tangannya tetap mencoba menarik-narik kaos yang dikenakan oleh Jaehyun. Tapi sepertinya pria itu sangat lelah karena masih tidak terganggu tidurnya. "Hiks Jae"

"Mau ayam"

Perlahan mata itu terbuka karena terus mendengar isakan kecil. Jaehyun gelagapan saat menjumpai istrinya menangis. "Kenapa?" tanyanya panik.

"Mau ayam" pinta Celine sekali lagi.

"Malam-malam?" pekik Jaehyun tak percaya. "Tidak bisa besok pagi saja?"

Ini terlalu larut untuk menyantap sajian ayam, lagi pun para maid sudah kembali ke kamarnya masing-masing. Tangisan Celine semakin keras terdengar di telinga Jaehyun. "Mau ayam"

Dalam remangnya kamar masih terlihat jika mata sang istri sudah mulai sembab dan hidung yang memerah. Jaehyun bangkit dari ranjang lalu merentangkan tangannya untuk menerima sang istri dalam gendongannya.

"Mengidam ya?"

Memang selama ini Celine belum pernah mencurahkan rasa mengidamnya pada Jaehyun karena belum menginginkan apapun. Tapi entah kenapa malam ini ia terbayang-bayang dengan ayam.

Jaehyun mendudukkan sang istri pada kursi pantry lalu ia membuka kulkas untuk mencari persediaan daging ayam disana. "Bukan ayam itu"

"Lalu?"

"Ayam kecil yang masih hidup, trus yang berwarna-warni"

"Hah?" Jaehyun tidak salah dengar kan? Dimana harus mencari penjual ayam yang masih buka disaat waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari? "Tidak ada mengidam yang lain?"

"Ya sudah jika tidak mau menuruti, aku cari sendiri" ucapnya dengan menuruni kursi pantry dan mulai meninggalkan dapur.

"Denganku" cegah Jaehyun. Pria itu mengambil sebuah jaket untuk melindungi tubuh istrinya dari angin malam lalu memakaikannya. Sungguh Jaehyun tidak pernah menduga bahwa orang mengidam akan meminta hal aneh-aneh seperti ini. Ini juga membuat Jaehyun berfikir saat istrinya tengah mengandung Chenle, siapa yang menuruti rasa mengidamnya?

"Kalian berpencarlah mencari ayam warna-warni, aku akan berjalan santai" perintahnya pada para bodyguard saat dirinya mengambil mobil.

"Baik tuan" empat bodyguard itu memakai motor yang berbeda-beda lalu pergi meninggalkan mansion.

Mobil keluaran perusahaan milik anaknya sendiri itu berjalan santai melintasi jalanan kota Los Angeles. Celine tetap diam duduk manis di sebelah suaminya dengan mata yang mengedarkan pandang melihat luar jendela. Dalam hati Jaehyun berharap agar anak buahnya berhasil mendapatkan apa yang diminta istrinya. Jika pun nanti tidak mendapatkannya, Jaehyun hanya butuh ayam kecil dan akan ia warnai sendiri.

Mereka hanya berkeliling hingga setengah jam lamanya dan itu membuat Celine mendengus tidak suka karena mobil yang mereka naiki tidak kunjung berhenti.

"Lama sekali! Niat tidak?" sindirnya.

"Astaga sayang, lihatnya semua pertokoan ini tutup"

Jaehyun menepikan mobilnya saat melihat lambaian tangan dari pengendara motor di tepi jalan. Ia hanya membuka jendelanya lalu menerima kardus kecil dengan beberapa lubang ventilasi.

✔ Celine | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang