🥀 Now playing : Olivia Rodrigo - Traitor 🥀
"...I know that you'll never feel sorry for the way I hurt..."
🚨
"Bergabung dengan perusahaan ini bukanlah hal yang kuduga, dan bukan pula sesuatu yang kuharapkan darimu, Rina. Tapi, semoga saja ini memang keputusan yang terbaik untukmu." Lionel Louie berucap kepada Eryth ketika keduanya berjalan berdampingan keluar dari lift di lantai dasar kantor Addison Group.
"Aku bisa dan aku tahu apa yang terbaik untuk diriku, Louie. Jangan mengkhawatirkanku," balas Eryth ringan, seperti tanggapan biasanya.
Lelaki yang sebaya dengannya itu menyunggingkan senyuman manis hingga terlihat lekukan kecil di pipinya. "Tentu saja."
Ia dan Eryth berhenti melangkah ketika sampai di lobi utama. Rombongan dari Hunterzone yang lain sudah lebih dahulu keluar dari gedung sesaat yang lalu dan sekarang giliran Louie.
Lelaki itu mengangguk hormat pada Eryth. "Aku harus kembali sekarang."
"Hm. Berhati-hatilah." Eryth membalas.
"Ngomong-ngomong, aku sangat menyukai penampilanmu yang sekarang," tutur Louie berterus terang. "Kau terlihat berbeda. Lebih percaya diri dan … sangat manis."
Kini, pipi Eryth terasa panas dan ia bisa menerka-nerka jika saat ini pipinya mulai memerah. Oh, ya ampun…. Mengapa lelaki ini perlu memujinya seperti itu?
Eryth membuang tatapannya ke arah lain. "Yeah, aku tahu. Tapi, terima kasih atas ucapan positifmu."
"Sampai bertemu lagi, Erythrina!" Louie melambai sekilas, langkahnya cepat ke arah pintu keluar dan hilang saat menuruni tangga lobi.
Eryth mengembuskan napasnya kasar setelah itu.
"Kau tidak pernah merah merona seperti itu saat aku memujimu. Padahal, aku selalu berkata jujur dan positif," gerutu Henry yang datang ke lobi utama entah sejak kapan.
Seketika Eryth terkejut karena kedatangannya, tetapi setelah itu ia kembali bersikap biasa. "Bagaimana aku bisa percaya dengan ucapan-ucapan manismu, huh."
Henry terkejut sambil berpura-pura tersinggung. "Jadi, selama ini kau sungguh tidak percaya padaku? Kau benar-benar menganggap semua yang kukatakan adalah kebohongan?"
Erythrina tertawa renyah, meniru Henry, lalu memukul pelan lengannya. "Aku bercanda. Aku hanya ingin melihat reaksi kesalmu, sudah lama aku tidak menyaksikannya."
Henry tersenyum tipis seraya menggeleng-geleng. "Kau aneh sekali." Ia mengganti topik pembicaraan. "Oh, bukankah seharusnya Lionel Louie adalah rivalmu? Bagaimana kalian bisa akrab satu sama lain?"
"Darimana kau tahu tentang hal itu, Henry? Aku tidak pernah mengatakan apapun tentang dirinya padamu," ucap Eryth.
Henry berbalik melangkah menuju ke lift yang diikuti oleh Eryth sambil terus mencecarnya.
"Aku punya data dirimu secara lengkap, Eryth. Hal seperti itu mudah saja ditebak olehku," ungkapnya. "Jadi, Lionel Louie adalah rival sekaligus kekasihmu?"
"Yang benar saja!" Eryth menolak dengan mentah-mentah.
"Tapi sejak pertemuan tadi, kau selalu mencuri pandang ke arah lelaki muda yang banyak bicara seperti bapaknya itu. Dan pandanganmu terlihat berbeda padanya," celetuk Henry.
"Dengan mengatakan hal itu, kau tanpa sengaja mengakui bahwa kau juga memperhatikanku. Apa itu berarti aku adalah kekasihmu, huh?" Eryth melempar celetukannya balik ke arah Henry bak bumerang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alarm of The Heart-Program
Romance(SELESAI & BELUM DIREVISI) [!] 15+ pls be wise Erythrina memang keras kepala. Gadis yang merupakan programmer serta peretas andal itu tidak memedulikan apapun kecuali uang dan pekerjaannya, juga hidup tenang. Bahkan ketika gadis itu dipertemukan den...