22 ¡! Disconcerting

94 7 2
                                    

🎆 Now playing: Olivia Rodrigo - 1 step forward, 3 steps back 🎆

⚠️ contain 3000 words for sure. Enjoy

🦋

Terhitung sejak Henry duduk di kursi di lantai teratas Señor & Señorita Space itu, sudah lebih dari tiga puluh kali ponselnya berdering dan tiga puluh kali juga Henry mengabaikannya.

Kini, ponselnya bergetar lagi di saat Eryth memotong potongan kue terakhir untuk mereka dan membuat Henry kesal. Baru saja, Henry hendak mengambil ponsel tersebut dari atas meja dan melemparnya jauh-jauh, tetapi Eryth menghentikannya.

"Buka saja, siapa tahu memang penting," ujar gadis keriting itu ringan. Lantas ia memakan makanan penutupnya itu dan memberikan Henry ruang tersendiri jikalau dia mau memainkan ponselnya.

Henry meraih benda pipih itu dan mendapati spam pesan dan telepon dari Clayton juga Janetta yang meminta lelaki itu pulang. Sekarang. Bahkan melalui pesan suaranya, Clayton marah-marah dan mengancam Henry kalau tidak pulang sekarang juga. 

Ya ampun, mereka selalu saja menghancurkan suasana hati Henry, tidak pernah membiarkannya bahagia walau sesaat saja.

"Ada apa?" tanya Eryth kala melihat wajah asam Henry. "Biar kutebak, itu dari Daddy-mu."

Henry memutar bola matanya. "Begitulah."

"Kalau kau mau pulang sekarang, boleh saja. Lagipula, acara kita sudah selesai, bukan? Selesai dengan baik, tenang, dan menyenangkan. Setidaknya, itu sudah cukup untuk hari ini." Eryth tersenyum.

"Masalahnya, aku sedang tidak mau bertemu mereka." Henry menatap Eryth selama beberapa saat, kemudian timbullah ide di benaknya. "Bagaimana kalau kau juga ikut pulang bersamaku?"

"Apa!?" Eryth meletakkan sendoknya di piring dan menggeleng kuat. "Tidak, aku tidak mau. Kau saja."

"Aku … tidak bisa pulang sendirian, Eryth."

"Apalagi aku, Henry. Aku sudah menghindari mereka selama bertahun-tahun. Aku tidak bisa kembali."

"Kau bisa dan menurutku ini adalah waktu yang tepat untukmu kembali," bujuk Henry. "Apa tidak ada sedikit pun keinginan dalam dirimu untuk bertemu dengan Mrs. Janetta? Ini adalah kesempatan yang bagus, untuk kita."

"Itu bukan rumahku! Tidak ada gunanya aku datang."

"Itu rumahmu juga. Mau bagaimanapun, kau tetap menjadi bagian dari keluarga itu, keluarga Clarke."

"Aku terlalu takut berhadapan dengan dua orang itu lagi."

"Aku akan ada di sampingmu. Aku yang akan memastikan semua baik-baik saja, Eryth."

"Apa yang kau harapkan dari kehadiranku di sana?" tanya Eryth tak paham.

Henry mengembuskan napasnya perlahan. "Kedatanganmu akan membungkam mereka semua, membuktikan pada mereka bahwa apa yang kupikirkan selama ini benar. Mereka akan berhenti bersikap seenaknya padaku, dan bahkan pada kita. Mereka yang akan ketakutan … dan itu bisa memudahkan kita membalaskan semuanya perlahan-lahan. Percayalah padaku."

"Apa kita harus ke sana hari ini juga?" Eryth menunduk menatap pakaiannya. "Aku tidak mungkin mempermalukan diriku sendiri dengan baju kumal ini." Ia berujar sambil malu-malu.

Henry menyeringai kecil. "Mengapa harus malu? Kau terlihat baik-baik saja."

"Henry …."

"Oke, kita bisa pergi besok hari kalau kau setuju," tuturnya. "Lagipula, aku juga sedang tidak ingin menghancurkan suasana hatiku dengan menemui mereka malam ini. Aku tidak tahu hal apa lagi yang akan terjadi di sana nanti. Tapi aku tahu, kalau aku datang bersamamu, aku pasti akan baik-baik saja."

Alarm of The Heart-ProgramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang