20 ¡! Betrayal

95 8 4
                                    

🥀 Now playing: All Too Well (Taylor's Version) 🥀

⚠️ hati-hati ada jebakan! kameranya aku taruh di sini📷👀

💔

Eryth mengenakan pakaian kasualnya seperti biasa, ditambah riasan wajah simpel dan sepatu sneakers andalannya. Ia pergi ke coffee shop yang dimaksud oleh Ed.

Ini adalah pertemuan informal yang diadakan di luar kantor dan seseorang yang akan ia temui ini bukanlah Henry, jadi ia merasa tidak perlu repot-repot berdandan cantik—setidaknya, rapi saja sudah cukup.

Bel kecil berbunyi saat Eryth membuka pintu kafe, aroma kopi yang pekat menyambut indra penciumannya. Ia menengok ke kanan dan kiri, lantas memasuki tempat itu dan mencari kursi yang kosong sambil menunggu kliennya.

"Halo, Nona Lloyd."

Sapaan dari suara bariton itu membuat Eryth menoleh dan mendapati pria yang tak asing berdiri menghampirinya, lantas duduk di depan Eryth.

"Oh, halo, Tuan Erick." Erick siapa namanya? Mungkin seharusnya ia memanggilnya dengan Erick Addison, pikiran Eryth tentang nama kakak laki-laki Henry itu memenuhi benaknya sekilas. "Jadi, sebenarnya apa yang membuatmu ingin bertemu denganku?"

"Tidak perlu terburu-buru, Nona. Kau mau kupesankan kopi?" Ia menawarkan.

"Well, aku tidak datang ke sini untuk bersantai. Kau saja," balas Eryth.

Erick tersenyum. Meskipun ia dan Henry adalah saudara kandung, tetapi senyuman yang terukir di wajah mereka jauh berbeda. Eryth jauh lebih menyukai senyuman Henry—sekalipun itu senyum remeh—dibandingkan senyuman manis pria di hadapannya ini.

"Aku mengajakmu mengobrol di sini juga sekaligus untuk menikmati kopi ini, Nona," tuturnya. "Aku sudah memesankan dua gelas kopi untuk kita. Jadi, kau tidak perlu khawatir."

Eryth menyipitkan matanya. "Bisa langsung katakan saja apa tujuanmu sebenarnya, huh? Sungguh, aku masih memiliki pekerjaan di kantor dan aku … tidak bisa membuang-buang waktuku."

"Apa itu termasuk pekerjaan yang membuat situs booble.com hari lalu eror?" Erick bertanya ringan.

Eryth mengangkat bahu. "Iya atau bukan, itu sama sekali bukan urusanmu, Tuan Erick Addison."

Erick belum membalas Eryth secara langsung karena saat ini seorang pelayan meletakkan dua gelas kopi yang dihias cantik di atas meja. Sayangnya, Eryth sama sekali tidak tertarik untuk mencicipinya—tentu saja, katakan bahwa Eryth orang yang suka berpikir negatif, tetapi bisa saja dalam kopinya itu ada sesuatu yang dimasukkan oleh Erick, bukan? 

"Silakan diminum kopinya, Nona Lloyd."

Eryth sama sekali tidak mengerti apa yang membuat pria menjengkelkan ini mengulur-ulur waktunya. Apa dia hanya berniat untuk membuang-buang waktu Eryth? Eryth tidak menanggapi Erick, hanya bersedekap dada sambil mengamati pria itu.

Merasa resah karena Eryth melontarkan tatapan tajam kepadanya, Erick memutuskan untuk mengalah. Ia menegakkan tubuhnya. "Baiklah. Aku tahu, kau tak suka berlama-lama di sini."

"Jadi?"

"Kau belum mengenalku sebelumnya, bukan? Karena di pesta waktu itu aku tidak sempat memperkenalkan diri," ujarnya sambil mengulurkan tangan. 

Sekarang, apa lagi?

"Perkenalkan, namaku Erick. Erick Chaison Clarke. Bukan Erick Addison, Nona Lloyd." Pria itu menyeringai, menunggu reaksi Eryth. "Kau bisa memanggilku Mr. Clarke muda."

Alarm of The Heart-ProgramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang