🔞 kiss, pillow talk, lowercase.
***
untuk kali pertama dia terbangun lebih dulu, saat matahari masih belum menampakkan dirinya di ufuk timur, saat tirai-tirai panjang yang menutup jendela masih terulur menyentuh lantai.
kamar mereka diselimuti gelap tapi dia bisa melihatnya dengan jelas.
perempuan itu tertidur dengan lelap berbantalkan lengannya, nafasnya membelai lembut, membuat kulitnya terasa geli.
mata favoritnya tertutup rapat, belum memperlihatkan binar cerah yang selalu bisa membuatnya jatuh cinta.
ceysa dan segala sesuatu yang melekat padanya tidak pernah gagal membuat orion jatuh.
jarinya bergerak, menyingkirkan anak rambut yang menempel di kening, pendingin ruangan berfungsi dengan baik tapi perempuannya masih berkeringat membuat dia menurunkan suhu.
"udah pagi ya?"
"belum kok. tidur lagi aja."
matanya masih tertutup, membuat orion terkekeh pelan. tangannya mendekap erat pinggang ceysa saat perempuan itu kembali terbuai dalam sekejap.
satu kecupan di kening mendarat dengan lembut, disusul di pipi lalu terakhir di bibir.
ceysa membuka matanya pelan, menatap pria muda yang tersenyum kecil dengan hidung nyaris menyentuh hidungnya.
"sorry, aku bangunin kamu?"
"it's okay."
tidak ada suara lagi, hanya ada tatapan penuh cinta yang membuat orion menyerah lebih dulu dan memutus kontak mata di antara mereka.
"i love you, ai."
"hmm."
pelukan ceysa di pinggangnya membuat pria itu merasa nyaman, dia menyukai sentuhan lembut yang diberikan wanitanya, menikmati afeksi yang selalu ditunjukkan meski tidak secara langsung.
"iyon hari ini mau ngapain?"
"cuddle."
"heh!"
orion tertawa lepas.
ini masih hari rabu, mereka masih punya kewajiban untuk bangun dan kembali pada realita.
"hari ini aku sibuk banget, jam delapan sampai jam sebelas ada meeting. jam dua aku ada pertemuan sama klien, sehabis itu kayaknya aku mau ke pabrik. kamu?"
"hmmm nggak tau! kayaknya aku mau pergi ke yayasan. kemarin kata mama ada beberapa anak baru yang bergabung."
mereka selalu menyukai sesi ini. berbicara tentang apa saja yang akan mereka lakukan sepanjang hari dengan perasaan yang ringan membuat keduanya lebih bahagia.
selepas menikah, tidak ada yang menjamin bahwa kehidupan mereka akan selalu baik-baik saja. tapi, orion percaya selagi komunikasi di antara mereka terjalin dengan baik maka semua akan bisa diatasi.
"iyon."
"kenapa ai?"
"aku jarang banget bilang ya?"
"apa?"
"aku sayang kamu."
"itu udah bilang."
ceysa beringsut pelan, memeluk orion erat.
"i love you."
tidak ada jawaban dari orion, hanya pelukan mereka yang mengerat.
dunia tidak perlu tau apa yang sudah mereka lalui untuk bisa sampai di titik ini. orang-orang tidak perlu paham kenapa orion hanya bisa melihat ceysa dalam hidupnya. mereka tidak perlu diberi tahu kenapa ceysa tidak pernah membiarkan pria lain memasuki hidupnya.
karena yang mereka tau cukup satu: perasaan keduanya sudah terhubung sejak lama, hanya saja selalu butuh waktu yang tepat untuk cinta yang tetap.
keep it PG :)
***