UNS: Mars dan Hestia #1

1.4K 234 46
                                    

gak ada hubungannya sama UNS tapi iya masih satu universe.

diketik setengah jam doang just because gue capek nangisin haechan kenapa cakep banget sih anjiiii**

hc centric krn gue tim mark bucin all the way.

***

mars tidak pernah tau sampai suatu hari dareen menyebut namanya dalam rapat alot tentang hope festival yang akan digelar tiga minggu lagi.

"nanti gue coba kontak hestia deh," katanya.

nama itu bukan nama asing. salah satu dewi dalam mitologi yang digambarkan hidup dengan sederhana. domestic goddess yang bijak, tenang serta penuh kelembutan.

"gue hestia batari candramaya. farmasi."

suaranya terdengar cukup jelas meski di antara sayup teriakan divisi perkap yang sibuk mengatur panggung.

"selamat bergabung ya ... hes?"

"iya, terima kasih mars."

wajahnya terlihat bersinar diterpa matahari senja dengan bias keemasan. rambut sebahu dengan jepitan hitam yang membuat mars bisa melihat garis rahangnya dengan lebih jelas.

orang tua hestia pastilah sudah bisa memprediksi bahwa putri mereka benar akan tumbuh menjadi dewi secantik bidadari yang kecantikannya melebihi bulan purnama.

***

"thank you banget hes." dareen mengucap terima kasih berulangkali sebab gadis ini yang menyelamatkan divisi medis diakhir-akhir.

mars masih duduk diam di sebelahnya selaku penanggungjawab acara, menatap lekat si dewi perapian yang mereka temui dengan nyaman di kantin farmasi.

"santai sih, selagi bisa gue bantu ya kenapa enggak."

"iya tapi gue tetep nggak enak soalnya kurang koordinasi banget. sorry kalo ada sesuatu yang bikin lo kurang nyaman."

"iya gapapa, udah lewat juga lagian kan."

nasi rawonnya yang sudah habis disingkirkan ke tepi, meneguk air mineral yang dia bawa sendiri.

rambut sebahunya sudah sedikit lebih panjang, melewati batas perpotongan yang membuatnya lebih manis.

"mars?"

"ya?"

gadis itu tertawa kecil, membuat mars jelas salah tingkah, matanya menyipit ikut melengkungkan senyum, cukup menular sebab mars seketika merasa dunianya terhenti.

"kalian udah kenalan belom sih?"

"udah kok. mars emilio, kan?"

"iya."

hestia mengangguk kecil, menatap mars yang masih terdiam.

"gue minta maaf ya karena kurang kontribusi."

"its okay, yang lo lakuin udah lebih dari cukup."

mereka kekurangan staf medis di saat-saat terakhir, semua panitia kelimpungan mencari siapapun dari ukm atau dari fakultas rumpun kesehatan yang bersedia merepotkan diri.

nama hestia disebut diakhir, gadis itu menyetujui, membawa beberapa temannya untuk bergabung, membantu festival kampus mereka agar berjalan lancar tanpa hambatan apapun.

acara pertama bagi mars yang di handle sebagai ketua pelaksana kegiatan, begitu bermakna dan hestia menyelamatkannya.

"thank you sekali lagi."

mereka beranjak dari fakultas farmasi setelah hestia berpamitan karena akan mengikuti kelas selanjutnya. mars masih menengok ke belakang sesekali, melihat tawa gadis itu yang berderai.

draftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang