Rumpang #1

1.5K 250 52
                                    

toxic/marriage relationship. 🚩🚩🚩
mostly dialogue. idk ya tapi vibes markhyuck di aku selalu angst :(((

***

"Jadi, aku bisa nggak ketemu papa?"

"Nanti mama jemput jam satu."

"Papa ngajak aku pergi ke toko buku."

"Habiskan bekalnya, oke?"

"Hari ini papa ulang tahun, ma."

"Yuk berangkat."

Anak itu menghela napas panjang, mengikuti langkah sang ibu yang menyalakan kunci mobil. Dengan gesit, membuka pagar rumah guna mengeluarkan kendaraan yang akan mereka gunakan untuk memulai aktivitas pagi ini.

"Jangan kemana-mana, tunggu sampai mama jemput. Cello ngerti?"

"Hmmm. Have a nice day, mama." Satu kecupan mendarat di pipi sang ibu sebelum dia turun dan menutup pintu mobil sedikit kencang.

Masih merasa tidak adil karena mama tetap tidak membiarkannya bertemu sang papa. Masih merasa sedih dan marah sebab mama selalu menghindar setiap kali mereka membahas tentang papa. Masih bertanya-tanya kenapa papa pamit bekerja tapi tidak pernah kembali ke rumah sampai saat ini.

***

"Mama nggak jawab apa-apa, pa."

Mark tersenyum kecil, mengelus bagian belakang kepala putranya yang kini berusia tujuh tahun dengan lembut.

"Ya udah, nggak apa-apa. Cello temenin papa di sini aja."

"Tapi aku mau pergi ke toko buku. Aku mau beli banyaaak banget komik."

"Nanti papa belikan, oke?"

Anak itu mendengkus, tetap memakan ice creamnya dengan malas, meski Mark sudah membujuk dengan berbagai iming-iming.

"Ayo dong senyum, jangan cemberut gitu ah, papa nggak suka."

"Tapi kan pa, kenapa sih mama tuh nggak biarin papa pulang ke rumah? Kenapa coba? Padahal dulu juga papa tinggal di sana kaaaan? Rumahnya juga masih luaaaaas, kalo mama nggak mau bagi kamarnya, aku mau kok!"

Tidak semudah itu bagi Hesya membiarkan dia kembali masuk ke dalam dunianya.

Mark tau apa yang telah dia perbuat di masa lalu saat mereka masih bersama bukan sesuatu yang mudah dimaafkan.

"Papa?"

"Ya?"

"Happy birthday!"

Anak itu mengeluarkan satu gulungan kanvas yang dihias pita kuning, sedikit tidak rapi dan sepertinya dikerjakan terburu-buru.

"Kado buat papa."

"Ya ampun."

"Aku buat sendiri loh! Papa pokoknya harus simpan. Okeee?"

"Okee jagoan, nanti papa bingkai terus disimpan di kantor. Terima kasih yaa sayang."

"Yeyyy!"

Mark menatapnya yang masih duduk dengan wajah belepotan es krim, mengomentari setiap kendaraan yang lalu lalang, menebak-nebak dari manakah mobil mamanya akan muncul.

"Papa! Itu mama."

Ayla hitam berhenti di seberang jalan, Cello turun dari bangku taman dengan tergesa, membereskan tasnya yang terbuka karena Mark mengisinya dengan banyak sekali makanan ringan favoritnya, hal yang mamanya tidak akan pernah berikan.

"Aku pulang dulu ya papa! See you!"

Hesya keluar dari mobil, bersandar pada pintu penumpang dengan kedua tangan tersilang di dada, melihat mantan suaminya menggandeng tangan putra tunggal mereka untuk menyebrang jalan.

draftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang