"Lu putus?"
Pertanyaan kesekian ribu kali yang Navy hari ini.
"Kok bisa? After ... berapa taun pacaran anjir? Kok putus?"
"Navvvv?"
"Iya."
Sejujurnya dia udah capek dengan pertanyaan yang sama setiap harinya. Navy lelah menjelaskan bahwa hubungannya memang udah selesai, udah nggak ada apa-apa antara dia dan Jean. Kenangan selama nyaris tujuh tahun bersama udah ditutup dengan kalimat, "Kita emang udah nggak bisa bareng."
"Putusnya baik-baik kan?"
"Iya Ren iyaa baik banget sampe dia rela nyebrang lautan buat bilang putus doang."
Renja memeluknya erat, memberikan ketenangan bagi temennya yang masih menyimpan luka. Berpisah dengan seseorang yang udah bersama sejak ribuan hari silam bukan hal mudah, setidaknya Navy butuh penyemangat untuk melupa.
"Sorryy, gue baru tau pas liat snapgramnya Jean."
"Apa isinya?"
"Foto sih cuma gue bingung aja soalnyaaa tumben banget dia ngepost foto cewek gitu lagi berdua juga di club. Makanyaa gue kepo, lu berdua masih jadian apa kagak. Maaf ya Navvv!"
Navy hanya tersenyum, baru tiga bulan setelah mereka selesai dan Jean sudah bisa mencari perempuan lain yang mungkin jauh lebih baik darinya.
Jauh lebih cantik, pintar, dan membuat Jean lebih dicintai. Nggak kayak dia yang sering bikin Jean susah dengan tingkah lakunya yang nyebelin, moodyan dan ngambekan.
Jean deserve someone better than Navy.
"Navvvv."
"I'm fine kok, Ren. Cakep ya ceweknya."
"Ya gitu ... satu kantor kayaknya deh."
Navy mengintip sekilas di ponsel Renja yang masih menampakkan sosok mantan kekasihnya dengan pacar baru yang terlihat begitu bahagia.
Perempuan itu memiliki senyum manis yang bisa membuat siapapun jatuh cinta. Angelic facenya jelas memikat Jean dengan sekali tatap. Navy kalah jauh. Tapi, nggak ada yang salah kan kalo dia berharap masih jadi perempuan yang memberikan kenangan indah bagi pria itu?
"Happy banget mereka."
"Heeh. Lu juga kudu happy sih."
"Gue egois banget nggak sih Ren, kalo tetap ngarep Jean nggak bisa nemuin orang yang bisa ngertiin dia sebaik gue?"
"Ya dikiiiit? I mean, wajar sih. Soalnya kalian sama-sama yang pertama satu sama lain jadi wajar kalo semisal move onnya susah."
"Gue udah sering putus nyambung tapi kayaknya ini yang terakhir dan beneran putus."
"Whaaaay?" Renjani tersenyum sedih, kali ini beneran sedih karena dia tau betul sebanyak apa Navy dan Jean saling mencintai.
"Mungkin mamanya Jean bener Ren, gue nggak pantes buat dia. Jean butuh yang setara sama keluarganya. Gue mah apa."
"Ih jangan gituuu. Lu tuh cakep tauuuu."
"Nggak usah ngehibur gue bangke."
Navy tersenyum kecil, meminta ponsel Renja untuk melihat sosial media mantannya yang seminggu setelah putus masih terus mengganggu Navy dengan segala kerandomannya di jam 3 subuh, membuatnya terpaksa bangun dan meladeni drunk text Jean yang nggak jelas.
Pria itu jelas masih menginginkannya sebanyak Navy merindu. Tapi semesta tidak sebaik itu dengan membiarkan mereka bersama.
Navy tau betul, akan banyak kesakitan yang dia terima jika masih bertahan dengan mencintai Jean.