Pak Jono tidak percaya dengan omongan siswanya itu, dan dia juga berjanji gak akan bilang ke orang tua mereka berdua tentang kejadian ini, "Terserah kalian saja mau ngomong apa ke bapak, bapak tidak akan percaya dengan apa yang kalian bilang. Karena bapak adalah salah satu guru yang tidak bisa kalian bohongin. Soal orang tua kalian, bapak tidak akan beritahu tentang kelakuan kalian berdua ke orang tua kalian berdua. Tapi ingat jangan diulang lagi, kalau sampai diulang bapak akan bilangin ke orang tua kalian tentang kelakuan kalian ini. Ya sudah, bapak ke ruang guru dulu, kalau kalian sudah selesai, kalian boleh ke kelas masing-masing."
Mendengar perkataan pak Jono tersebut, Andriyan langsung marah kepada Sindi, "Kamu sih... Saya jadi diomelin sama pak Jono. Coba kalau kamu tidak peluk saya, kita tidak akan dimarahi lagi sama pak Jono."
Sindi membela diri, "Aku juga gak sengaja peluk kamu. Kalau gak ada tikus, aku tidak akan mau peluk orang seperti kamu. Jangan salahin aku, kalau mau kamu salahin tikus saja, kan dia yang membuat aku ketakutan, sampai aku peluk monster seperti kamu."
Andriyan marah mendengar dirinya dikatain moster oleh Sindi, "Apa.. Kamu bilang saya monster? Kamu tuh cewek ceroboh. Bilang saja, kalau kamu itu emang suka meluk saya. Siapa sih yang tidak suka peluk orang tampan seperti saya ini."
Mendengar perkataan Andriyan itu membuat Sindi merasa jiji, "Jiji aku dengarnya. Mana ada yang mau peluk orang yang wujudnya monster seperti kakak. Kakak kali tuh yang senang dipeluk sama cewek cantik seperti aku. Iya kan kak?" kata Sindi.
Andriyan pun pergi meninggalkan Sindi tanpa menjawab pertanyaan Sindi. Dan Sindi pun ditinggal sendirian oleh Andriyan, "Kak tunggu aku.." Sindi berteriak, supaya Andriyan mau berhenti.Ketika mau pulang, Sindi mencoba berhentiin Andriyan ketika Andriyan sedang bawa motor, "Stop.."
Andriyan kesal dengan tingkah laku Sindi, "Kamu mau mati? Jadi cewek kok ceroboh bangat sih." Dengan ekspresi yang sedikit kesal, Sindi pun menjelaskan apa maksud dia berhetiin Andriyan dengan cara seperti itu, "Iya aku salah kok. Aku cuma mau kasih ini saja ke kak monster. Akibat kita dihukum, aku sampai lupa kembalikan baju milik kak monster," sambil memberikan baju ke Andriyan.Keesokan harinya, semua murid yang bertemu dengan Sindi dan Andriyan mengatakan cie-cie kepada mereka berdua. Mereka berdua bingung, kenapa semua anak murid berkata seperti itu. Sampai pada akhirnya, ketika dikantin salsa menunjukkan sebuah foto yang di upload sama salah satu anak murid.
"Foto? coba sini aku lihat!" kata Sindi. Setelah melihat foto tersebut dia terkejut, karena didalam foto tersebut berisikan Sindi, Andriyan dan pak Jono. Yang lebih parahnya lagi, didalam foto tersebut posisi Sindi sedang memeluk Andriyan yang seakan-akan mereka sedang pacaran dan ketahuan oleh pak Jono. Sindi pun mencari Andriyan untuk menunjukkan foto tersebut. Setelah bertemu dengan Andriyan, Sindi panik karena Sindi takut kalau orang tuanya sampai tahu tentang foto itu, pasti Sindi dimarahi oleh kedua orang tuanya. Andriyan pun marah dan mencari siapa dalang dibalik penyebaran foto tersebut. Setelah lama mereka mencari orang tersebut, akhirnya orang yang sedang dicari pun berhasil ditemukan. Ingin rasanya Andriyan memukul orang tersebut. Ketika Andriyan hampir mau memukul orang yang sudah menyebar foto tersebut, Sindi pun menghalangi niat Andriyan. Sebab kalau Andriyan sampai melakukan hal itu, yang ada bukan masalahnya selesai, tetapi justru akan menambahkan masalah baru.
"Kak jangan. Kakak mau, kalau sampai di hukum lagi sama pak Jono. Lebih baik orang ini jelasin ke semua murid, kalau di dalam foto tersebut tidak seperti apa yang mereka pikirkan," kata Sindi. Andriyan pun memerintahkan anak tersebut untuk menjelaskan ke semua murid, tentang apa yang sebenarnya sudah terjadi di dalam foto tersebut.Sindi, Salsa dan Bisma sedang berjalan didekat lapangan basket sambil membicarakan gelang yang biasanya di pakai oleh Sindi. "Sin. Ko kamu tumben sih gak pakai gelang yang ada ukiran nama pangeran senja," tanya Salsa kepada Sindi. Sindi pun menjelaskan kenapa dia tidak memakai gelang tersebut, "Oh.. Gelang itu. Ada kok di tas aku. Aku memang sengaja, tidak memakai gelang yang ada nama pangeran senja, soalnya takut hilang. Nanti, kalau gelangnya sampai hilang, dan aku bertemu dengan pangeran senja, bisa jadi pangeran senja akan marah sama aku, karena aku gak bisa jagain pemberian dari dia. Makanya aku simpan gelang itu didalam tas aku." Ketika mereka sedang asyik mengobrol tiba-tiba bola yang di lempar sama Andriyan menuju kearah Sindi.
"Awas.." Ridho mencoba memberitahukan Sindi kalau ada bola yang siap meluncur mengenai keningnya. Karena kaget, Sindi cuma bisa diam terpaku sambil berteriak ketika bola siap untuk mengenai keningnya, "Aahh".
Andriyan berlari menuju Sindi yang sedang terbaring lemah dan tak sadarkan diri. Dengan gagahnya Andriyan membawa Sindi ke ruang UKS untuk diobati. Setelah selesai mengobati Sindi, Andriyan pergi begitu saja meninggalkan Sindi sebelum Sindi sadar.
"Aduhh.. Kok jidat aku sakit ya? Sindi, Bisma, kenapa aku bisa ada di ruang UKS. Kalian berdua yang bawa aku ke sini?" tanya Sindi. Salsa dan Bisma merasa senang karena sahabatnya itu sudah sadar dari pingsan, "Syukurlah kamu sudah sadar. Bukan kita yang bawa kamu kesini, tapi kak Andriyan yang bawa kamu kesini. Dan sekarang dia sudah pergi," kata Salsa sambil tersenyum dan Bisma pun juga ikut tersenyum. Karena mereka berdua sedang mengingat kejadian waktu Andriyan sedang menggendong Sindi ke ruang UKS. Dan kejadian itu seperti drama korea.Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dibalik Senja
Teen FictionCerita ini berisikan tentang percintaan wanita cantik bernama Sindi dengan pangeran senjanya. Namun disaat mereka masih kecil, mereka harus berpisah satu sama lain. Bisakah Sindi bertemu dengan pangeran senjanya? Ataukah mungkin mereka tidak akan pe...