Keesokan harinya pada saat pulang sekolah, Andriyan ingin mengantarkan Sindi pulang. Karena dia tahu bahwa mobil Sindi sedang ada di bengkel. Tetapi Sindi menolak ajakan Andriyan untuk pulang bersamanya. Andriyan menanyakan tentang kenapa Sindi tidak ingin pulang bersamanya, tetapi Sindi tidak bilang yang sejujurnya tentang alasan yang sesungguhnya. Sindi hanya bilang kalau dia sudah terlanjur membuat janji kepada Salsa dan Bisma untuk pulang bareng bersamanya. Karena Andriyan tidak suka memaksa dan percaya dengan apa yang diucapkan oleh Sindi, Andriyan pun menuruti perkataan Sindi untuk tidak pulang bersamanya.
Keesokan harinya, pada saat Sindi datang berdua bersama Andriyan di sebuah restoran, Andriyan merangkul Sindi semenjak Sindi turun dari mobil sampai ke tempat yang dituju. Tanpa mereka sadari dari tadi mereka sedang diikuti oleh seseorang. Ketika Sindi dan Andriyan sedang saling menyuapi tiba-tiba datanglah seorang wanita yang dari tadi mengikuti dan mengawasi mereka berdua. Sosok wanita itu adalah bundanya Sindi. Bundanya Sindi sangat marah kepada Sindi, karena dia sudah berani melanggar perintah orang tuanya untuk tidak pacaran sebelum dia bisa sukses. Andriyan pun ingin meminta maaf kalau dia sudah berani pacaran dengan Sindi, dan Andriyan pun ingin bilang kalau dia tidak akan macam-macam dengan Sindi. Tetapi, bundanya Sindi tidak ingin mendengar apapun yang dikatakan oleh Andriyan. Karena amarah yang ada di diri bundanya, bundanya pun menarik tangan Sindi dengan sangat kasar. Diperjalanan pulang, bundanya Sindi tidak berkata apapun dan tidak mendengar perkataan yang keluar dari mulutnya Sindi, justru bundanya hanya mengendarai mobil dengan kecepatan maksimal tanpa memikirkan keselamatan mereka berdua.
Sesampainya di rumah, bundanya Sindi memarahi Sindi. Ketika bundanya bilang ke Sindi tentang masalah ini, tiba-tiba datanglah sang ayah.
"Bunda tidak bisa bayangin kalau sampai ayah tahu tentang masalah ini. Pasti ayah akan sangat marah sama Cici. Dan bunda yakin kalau ayah pasti menyuruh Cici buat pindah ke rumah omah yang ada di Amerika," ucap sang bunda dengan ekspresi kesal.
"Maka dari itu bunda jangan kasih tahu ayah tentang masalah ini. Kalau ayah sampai tahu, Cici pacaran sebelum Cici bisa sukses, pasti ayah marah sama Cici. Dan Cici tidak mau dimarahi ayah, bun. Cici mohon jangan kasih tahu ayah, kalau Cici punya pacar," ucap Sindi sambil mengeluarkan air mata dan memohon kepada sang bunda.Datanglah sang ayah dengan wajah yang sangat marah. Sindi pun dimarahi oleh ayahnya dan diancam untuk menjauh dari Andriyan. Kalau Sindi tidak menjauh dari Andriyan, dengan sangat terpaksa Sindi harus tinggal di Amerika untuk selama-lamanya. Mendengar perkataan ayahnya membuat Sindi merasa sedih dan hancur. Sindi lebih memilih untuk mengurung diri dikamarnya, dari pada harus memilih antara menjauh dari Andriyan atau tinggal di Amerika untuk selama-lamanya. Karena kedua pilihan tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu, harus berpisah dari Andriyan untuk selama-lamanya.
Keesokan harinya, Sindi tetap mengurung diri dikamarnya. Dia tidak mau makan dan juga minum. Ketika sang bunda mengetuk pintu kamarnya Sindi sambil memanggil namanya, tidak ada jawaban yang terdengar dari kamar tersebut. Sang bunda khawatir kalau terjadi apa-apa dengan Sindi. Untuk menghilangkan rasa khawatirnya itu, sang bunda membuka pintu kamarnya Sindi, dan melihat Sindi sedang terbaring lemah tidak sadarkan diri. Bundanya panik melihat anaknya yang tidak sadarkan diri dengan wajah yang pucat dan tubuh yang sedikit panas. Sang bunda menelepon sang ayah dan untuk segera membawa Sindi kerumah sakit.
Tidak lama kemudian, datanglah Andriyan dan ketiga temannya Sindi. Ketika bundanya Sindi melihat Andriyan, dia langsung bilang ke suaminya kalau laki-laki ini adalah pacarnya Sindi, dan dia juga penyebab Sindi bisa sakit seperti sekarang ini. Ayahnya Sindi marah, dan dia mengusir Andriyan dari rumah sakit. Ayahnya Sindi berpesan kepada Andriyan agar dia menjauh dari kehidupan Sindi untuk selama-lamanya dan jangan pernah dia datang lagi di kehidupan putrinya.Setelah Sindi siuman, dia ingin sekali bertemu dengan Andriyan, tetapi ayahnya menolak permintaan Sindi. Sindi mengancam tidak mau makan dan minum sebelum dia bertemu dengan Andriyan. Bundanya khawatir dengan ancaman putrinya itu. Kalau Sindi sampai melakukannya, dia tidak akan sembuh dan bisa jadi penyakitnya akan semakin parah. Dengan sangat terpaksa, sang bunda meminta sang ayah untuk memaksa Andriyan supaya mau datang ke rumah sakit, agar putrinya bisa segera sembuh. Ketika Rangga sedang mencoba untuk menelepon Andriyan, tetapi nomor Andriyan sedang tidak aktif. Dengan sangat terpaksa, ayahnya Sindi akan menemui Andriyan dan memohon kepadanya agar mau menemui putrinya di rumah sakit.
Tak lama kemudian, terdengarlah suara ketukan pintu yang berasal dari pintu kamar rawat Sindi. Ketika sang ayah sedang membukakan pintu, sang ayah terkejut karena yang mengetuk pintu kamar rawat adalah salah satu rekan bisnisnya yaitu Riko wijaya. Sang ayah merasa heran, kenapa Andriyan bisa bersama dengan pak Riko. Dan siapa perempuan yang sedang bersama mereka berdua. Pak Riko menjelaskan kepada pak Dimas, maksud dan tujuannya untuk datang kesini.
"Pak Riko kenapa bisa datang kesini. Dan apa hubungannya pak Riko dengan perempuan itu dan Andriyan," kata ayahnya Sindi kepada papanya Andriyan.
"Pak Dimas sendiri, kenapa bisa ada disini?" tanya papanya Andriyan.
Ayahnya Sindi menjelaskan kepada papanya Andriyan, kenapa dia bisa berada disini, "Putri saya kan dirawat dikamar ini."
"Ternyata pak Dimas ayahnya Sindi... Bagus deh, itu berarti kita tidak perlu memaksa anak kita agar mau dijodohkan. Karena mereka sudah ditakdirkan untuk bersatu. Pasti pak Dimas merasa bingung kan kenapa saya bisa berbicara seperti itu, dan kenapa juga Andriyan bisa bersama dengan saya. Biar gak bingung, saya akan menjelaskan semuanya... Jadi, Andriyan ini anak saya, dan perempuan yang di samping saya namanya Raisa, dia adalah istri," kata papanya Andriyan.
Setelah papanya Andriyan menjelaskan semuanya kepada ayahnya Sindi, tiba-tiba terdengar suara deringan telepon yang berasal dari handphone milik papanya Andriyan. Dengan sangat terpaksa papanya Andriyan harus kembali ke kantor, karena ada pekerjaan yang sangat penting. Papanya Andriyan meminta maaf karena tidak bisa bertemu dan menjenguk Sindi.Ketika sang ayah membuka pintu, raut wajah Sindi yang tadi muram kini berubah menjadi bahagia, setelah dia melihat bahwa orang yang datang adalah orang yang sangat dia rindukan kehadirannya. Kebahagiaan yang Sindi rasakan kini semakin bertambah setelah dia mendengar bahwa ayahnya mengizinkan Sindi untuk berpacaran dengan Andriyan, walaupun ada syarat tertentu yang harus mereka laksanakan. Syarat itu adalah, Andriyan tidak boleh buat Sindi menangis, dan kalau mereka pacaran harus ada yang mengawasi. Ayahnya Sindi menyetujui mereka berpacaran karena, papanya Andriyan adalah rekan bisnis ayahnya Sindi, dan ayahnya Sindi sudah kenal betul dengan keluarganya Andriyan. Kedatangan Andriyan, membuat kondisi Sindi semakin hari semakin membaik, bahkan dokter bilang kalau besok Sindi boleh pulang.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dibalik Senja
Teen FictionCerita ini berisikan tentang percintaan wanita cantik bernama Sindi dengan pangeran senjanya. Namun disaat mereka masih kecil, mereka harus berpisah satu sama lain. Bisakah Sindi bertemu dengan pangeran senjanya? Ataukah mungkin mereka tidak akan pe...