Keesokan harinya, ada pemilihan ketua OSIS baru. Andriyan sibuk sekali sama kegiatannya itu, sampai dia tidak ada waktu untuk menghabiskan waktu bersama sang kekasih. Sindi merasa bete dengan Andriyan, karena dia terlalu sibuk dengan kegiatannya, sampai dia lupa kalau Sindi adalah pacarnya Sendiri. Sindi merasa kalau dia lagi pacaran sama patung, bukan sama manusia. Bahkan untuk menyuruh andriyan makan siang ke kantin bersamanya, Andriyan tidak mau dan lebih memilih untuk mementingkan tugasnya itu. Padahal Andriyan sudah berjanji kepada Sindi untuk makan siang bersamanya dikantin tetapi Andriyan mengingkari janjinya itu.
"Kak, makan siang sama aku yuk. Kan kakak sudah janji sama aku, buat makan siang sama aku. Soal kerjaan kakak, lebih baik kakak minta bantuan sama kak Ridho, pasti kak Ridho mau untuk bantuin kakak," kata Sindi kepada Andriyan.
"Kita semua sudah mempunyai tugas masing-masing. Tidak mungkin aku kasih tugas aku ke Ridho. Pasti dia kelelahan. Kalau kamu mau makan siang duluan, ya silahkan, aku gak ngelarang kok. Soal janji, aku minta maaf tidak bisa tepati janji itu ke kamu," kata Andriyan kepada Sindi.
Dengan wajah betenya, Sindi pun pergi meninggalkan Andriyan tanpa pamit terlebih dahulu. Tidak lama kemudian, Sindi datang lagi untuk menemui Andriyan sambil membawakan makanan yang dia beli dari kantin buat mereka makan berdua.
"Kak, aku bawakan makanan buat kakak. Kita makan ya kak," kata Sindi sambil memberikan makanan kepada Andriyan.
"Kamu makan duluan saja. Nanti, kalau tugas aku sudah selesai, aku juga makan kok," jawab Andriyan.
"Aku tidak akan makan, sebelum kakak makan... Kakak makan ya. Aku ingin makan bersama kakak. Apa perlu aku suapi kakak, biar kakak mau makan?" kata Sindi.
"Tidak perlu kamu suapi aku. Aku bisa makan sendiri kok. Lagi pula disini banyak orang, kalau kamu suapi aku, nanti mereka sangka aku bayi, dan mereka iri aku disupi sama cewek secantik kamu. Kalau aku makan, kamu juga harus makan ya?" kata Andriyan. Sindi menganggukkan kepalanya sambil tersenyum bahagia, karena ucapan Andriyan yang membuatnya merasa seperti terbang ke langit biru. Setelah beberapa suapan, Sindi menyuruh Andriyan untuk suapin dia dan Sindi pun menyuapi balik Andriyan dengan ancaman, kalau Andriyan tidak menyuapinya dan tidak mau disuapi, Sindi tidak mau ketemu sama Andriyan lagi. Dengan sangat terpaksa dan mencoba untuk menahan malu, akhirnya Andriyan mau menuruti kemauan Sindi. Dan akhirnya, semua anggota OSIS tahu kalau mereka berdua sudah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Sindi menghampiri Andriyan yang ada di ruang OSIS. Sindi mengajak Andriyan untuk pulang bareng bersamanya, sebab mobilnya Sindi rusak dan lagi diperbaiki di bengkel, "Kak, aku pulang bareng sama kamu ya? Soalnya mobil aku rusak, dan sekarang masih ada di bengkel. Tadi pagi aku berangkat bareng sama Bisma dan Sindi. Kalau aku pulang bareng bersama mereka, aku takut ngerepotin mereka lagi. Jadi, aku pulang bareng sama kakak ya."
"Aku pulangnya sore. Kalau kamu nungguin aku, nanti orang tua kamu nyariin kamu. Lebih baik kamu pulangnya sama Angga saja ya. Biar aku telpon Angga dulu," kata Andriyan kepada Sindi.
Sindi pun menolak tawaran Andriyan untuk menyuruh Sindi pulang bersama Rangga. Sindi pun lebih memilih untuk naik taksi dari pada pulang bersama Rangga. Sindi sengaja untuk tidak membawa mobilnya dan bilang ke Andriyan bahwa mobilnya rusak dan lagi di bengkel, padahal mobilnya baik-baik saja dan itu cuma alasan supaya Andriyan bisa mengantarkan dia pulang kerumah.
Malam pun tiba. Sindi menelepon Andriyan untuk menemani dia makan malam di restoran. Karena sejak pagi orang tuanya Sindi sedang tidak ada di rumah, dan Sindi merasa kesepian. Tetapi Andriyan menolak ajakan Sindi untuk makan malam bersamanya, sebab dia harus selesaikan tugasnya yang berkaitan dengan pemilihan ketua OSIS dan wakil ketua OSIS yang baru, yang akan di adakan besok pagi disekolah. Sindi merasa kesal dengan Andriyan, karena dari pagi sampai malam dia masih sibuk dengan tugasnya sampai tidak ada waktu untuk menemani Sindi.
Keesokan harinya, Andriyan pun resmi menyerahkan jabatannya kepada ketua OSIS baru yang sudah dipilih oleh para siswa dan siswi. Andriyan pun bahagia, akhirnya dia bisa menghabiskan waktunya bersama Sindi, tanpa ada tugas khusus yang hanya diselesaikan oleh ketua OSIS. Andriyan menanyakan keberadaan Sindi kepada ketiga temannya. Tetapi mereka tidak tahu dimana Sindi berada. Andriyan takut terjadi apa-apa kepada Sindi, karena dari tadi Sindi tidak ada dilapangan ketika Andriyan sedang menyerahkan jabatannya kepada orang lain. Karena Andriyan merasa khawatir dengan keadaan Sindi, akhirnya Andriyan mencari keberadaan Sindi.Di lapangan basket, terdapat wanita cantik yang sedang menangis. Wanita itu bernama Sindi, orang yang selama ini Andriyan cari. Andriyan pun menghampiri Sindi, sambil memberikannya sebuah sapu tangan untuk mengusap air mata yang mengalir dari matanya.
"Maafin aku, yang terlalu sibuk dengan tugas aku, sampai aku lupa untuk menemani dirimu. Kamu jangan sedih lagi ya. Karena air mata yang mengalir itu akan membuat aku merasa bersalah, sebab aku sudah membuat wanita secantik kamu menangis karena perbuatan aku. Aku ingin melihat sinar kebahagiaan yabg ada dimata kamu, maka biarkan aku untuk menghapus air mata yang menghalangi sinar kebahagiaan itu," ucap Andriyan kepada Sindi. Andriyan mengusap air mata sindi dengan sapu tangan yang ada ditangannya.
Setelah Andriyan mengusap air mata Sindi, Sindi pun memaafkan Andriyan dan memeluknya dengan penuh kasih sayang, begitu pun sama dengan Andriyan yang membalas pelukan Sindi dengan pelukan yang penuh dengan kasih sayang dan kebahagiaan.
Beberapa hari kemudian, Sindi dan ketiga temannya memutuskan untuk belajar bersama dirumah Sindi buat mempersiapkan ulangan yang akan dilaksanakan dua minggu dari sekarang.Setelah sampai dirumah Sindi, Rangga pun ditanya sama ayahnya Sindi, apakah dia pacarnya Sindi atau bukan. Rangga pun menjawab bahwa dia tidak mungkin pacaran dengan Sindi, karena Sindi sudah mempunyai pacar. Ayahnya kaget mendengar perkataan Rangga tentang anaknya itu. Dengan sangat terpaksa Sindi harus berbohong kepada ayahnya supaya dia tidak pindah sekolah karena ketahuan pacaran sama ayahnya.
"Maksud kamu, anak om ini pacaran?" kata ayahnya Sindi kepada Rangga.
"Gak kok yah. Mana mungkin anak ayah ini pacaran. Kan ayah gak suka, kalau Cici pacaran sebelum Cici bisa sukses. Soal omongan Angga, dia hanya bercanda kok yah, dan gak mungkin Angga serius dengan omongannya itu. Ya kan Angga?" kata Sindi sambil memberi kode kepada Rangga.
Rangga hanya menganggukkan kepalanya, supaya Sindi tidak dimarahi oleh ayahnya. Dan ayahnya pun begitu mudah percaya, dengan omongan anaknya yang tidak jujur kepada dirinya. Setelah orang tua Sindi masuk ke kamar, mereka pun pada mempertanyakan tentang masalah orang tuanya Sindi yang tidak tahu kalau putrinya pacaran.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dibalik Senja
Teen FictionCerita ini berisikan tentang percintaan wanita cantik bernama Sindi dengan pangeran senjanya. Namun disaat mereka masih kecil, mereka harus berpisah satu sama lain. Bisakah Sindi bertemu dengan pangeran senjanya? Ataukah mungkin mereka tidak akan pe...